Bab 30.

443 74 5
                                    

Bagian dari hubungan itu mungkin saling mengalah atau salah satu dari pasangan itu harus mengalah dan bersabar, mungkin kata ini cocok disematkan kepada kalandra biru yg mana dia akan selalu mengalah dan akan selalu sabar. Mengalah setiap perdebatan dengan langit maka lelaki manis itu akan selalu menang, bagaimana pun biru tidak akan bisa melawan langit yg kalau sudah mulai berdebat maka dia akan menang menjadi nomor satu. Namun perdebatan kecil itu memang akan selalu ada baik mereka masih bersama ataupun  sekarang sudah tidak menjadi pasangan lagi.

"Berat" ujar langit membuat biru melepaskan pelukan  nya.

Langit lekas bangkit dari pangkuan biru dan duduk disamping bos nya tersebut, dia memperhatikan wajah tegas biru yg saat ini tengah sendu. Dia sangat tahu jika wajah tegas itu sendu pasti ada yg mengganggu dirinya.

"Cemburu banget rupanya aku jalan sama nathan" kata langit lagi membuat biru mendengus.

"Pake ditanya segala. Jelaslah aku cemburu kamu itu saat ini aku perjuangin langit, jangan buat perjuangan aku sia sia."

"Aku gak minta kamu perjuangin aku."

"Tetap aja aku pengen perjuangin kamu dan kamu harus jadi milik aku lagi."

"Kalau aku gak mau gimana."

"Bakalan aku seret ke gereja terus aku minta pastor yg akan menikahi kita, bodo amat kalau kamu gak mau sama aku. Dan aku akan paksa."

"Itu pemaksaan namanya. Cinta itu bukan dari paksaan biru. Melainkan dari sini" ucap langit menuju kebagian dada biru.

"Ya karena dari hati makanya kamu aku paksa."

Langit menghela nafas saja percuma saja bicara dengan biru toh ujungnya bakalan berdebat lagi, biru masih menatap lekat kearah langit membuat langit salah tingkah di tatap begitu.

"Ngapain liatin aku begitu."

"Nggak. Aku baru sadar kalau kamu makin cantik."

"Memang dulu aku gak cantik apa."

"Cantiklah, kalau gak cantik mana mungkin aku harus bersaing dengan anak kampus dulu buat mendapatkan kamu. Aku masih ingat ya kating kamu yg ngejar kamu itu sampai aku adu jotos dengan dia."

"Termasuk kamu mau adu jotos sama nathan dengan datangi ke agensi nya. Begitu."

"Kamu tau kalau aku ke agensi nathan."

"Hm, nathan kasih tau aku."

Biru menahan amarah nya bisa bisanya nathan memberitahu kepada langit kalau tadi dia ke agensinya, langit memicing kearah biru seolah tahu kalau biru sedang menahan amarahnya.

"Gak usah marah begitu harusnya aku yg marah sama kamu, hak kamu apasih larang nathan begitu ru toh aku udah bilang kalau aku sama dia cuman teman. Masa iya aku gak boleh berteman sama orang lain."

"Bukan gak boleh tapi aku takut kalau dia akan nembak kamu dan kamu terima, percuma dong aku perjuangin kamu kalau akhirnya kamu sama orang lain. Lagian aku gak rela biru anak kita punya ayah tiri, jelas jelas ayah kandung nya itu masih hidup, kaya raya. Bisa membelikan apa saja yg biru mau."

Diam diam langit tersenyum hatinya menghangat setiap kata yg keluar dari mulut biru, padahal kalau pun nathan suka padanya langit tidak akan menerima nya. Karena bagi langit nathan udah dia anggap sahabat, toh sekali lagi langit menegaskan akan sangat tidak peduli jika nathan menyukai nya.

"Jangan suka balik sama dia, ada hati yg tersakiti nantinya langit."

"Hm, dah ah aku mau balik kerja lagi. Kamu sana kembali keruangan kamu."

"Kamu usir aku."

"Iya, kenapa gak terima?"

"Astaga langit aku selalu gak ada harganya dimata kamu ya, padahal aku bos nya loh tapi kamu bisa seenaknya sama aku."

Langit Biru ( kisah yg belum usai ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang