Bab 34.

321 67 12
                                    

"Ini kamu serius gak sih lang, beneran mau ketemu sama orang tua aku" kata biru sekali lagi.

"Hm, aku udah berpikir dan aku rasa tidak ada salahnya jika aku bertemu dengan mereka. Lagian biru adalah cucu mereka gak baik aku memisahkan mereka dari cucunya, hanya satu aja keinginan aku jangan pisahkan aku sama biru karena dia segalanya buat aku."

"Gak mungkin keluarga aku menghancurkan kamu buat kedua kalinya, kalau mereka berani berbuat begitu aku yg akan turun tangan."

Langit percaya jika biru bisa melakukan nya buat dia, bahkan sejak dulu dia tidak ada keraguan dengan biru. Cuman rasa kecewa dan rasa ketakutan yg kini hadir dalam benak langit, namun dia mencoba menepis segalanya apapun nanti hasilnya dia akan hadapi. Lagian setelah dipikir lagi mana mungkin keluarga mahendra seperti itu.

Pesanan kue mereka pun datang dan yg nganter naka dan juga Richard, naka sih katanya penasaran dengan langit karena udah lama gak ketemu. Padahal waktu ketemu Richard pertama kali dia udah ketemu, namun tetap saja dia ingin bertemu lagi.

"Silahkan" ucap naka ramah.

"Waaah, kue strawberry kesukaan papa. Dan kue cokelat kesukaan biru. Paman ini cokelat nya gak terlalu manis kan, soalnya kalau terlalu manis takut gigi biru sakit."

"Nggak sayang, cokelat ini paman buat gak terlalu manis. Dijamin enak" ungkap naka lagi.

Biru lekas memakan kue cokelat itu dengan lahap keempat orang dewasa melihat biru dengan tatapan yg sangat gemas, bahkan naka berkali kali mencubit pelan pipi biru. Dan biru sama sekali tidak terganggu dia tetap makan kue cokelat nya.

"Ru, gue mau bicara sama lo" Ujar Richard membuat biru bangkit dari duduknya.

"Sebentar ya."

Biru pun meninggalkan naka dan langit berdua, dia berjalan mengikuti kemana Richard pergi. Hingga mereka duduk disebuah kursi kosong.

"Mau ngomong apa?" Tanya biru to the point.

"Lo diajak bersaing dengan nathan" jawab Richard tanpa basa basi.

"Gue udah tau. Bahkan gue gak akan biarin dia mendapatkan apa yg dia mau."

"Saran gue lo lamar langit sekarang, biru anak kalian butuh status gue takut nathan bakalan selangkah lebih dulu dari lo."

"Gue pengen nya gitu tapi apa langit bakalan nerima gue, rich. Secara lo liat kan kalau langit kayak ogah ogahan sama gue. Itu kayak nya terpaksa karena ada biru di tengah gue sama langit."

"Cih, lo belum berbuat udah ngalah duluan nanti nathan maju lo mewek, mau lo apasih biru emang lo rela langit jadi milik orang lain, secara lo udah nungguin lima tahun."

Biru terdiam apa yg dibilang Richard ada benarnya, dia udah selama ini menunggu langit masa dia harus mundur begitu saja. Apalagi dia gak tau langkah apa yg dilakukan nathan untuk mendapatkan langit, dia takut kalau nathan akan lebih dulu mendapatkan cinta lagi daripada dia yg tengah berjuang.

"Lo udah kasih orang tua lo tentang langit dan biru anak lo" ujar Richard membuat biru mengangguk.

"Udah. Dan orang tua gue mau ketemu mereka dan langit setuju tadi, besok gue bawa mereka kerumah utama karena kantor besok libur."

"Bagus deh semoga ada kabar baik gue berharap lo bersatu sama langit."

Biru mengaminkan segala doa dari Richard, dia juga berharap begitu dan perkataan Richard agaknya harus dia pikirkan soal lamaran itu, dia bahkan tidak memikirkan apa langit menolak atau menerima nya. Yg penting dia modal nekat habis ketemu langit dengan orang tuanya maka dia akan melamar langit, itu pikirnya.

Langit Biru ( kisah yg belum usai ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang