Biru memarkirkan mobilnya saat sudah sampai ditempat tujuan, langit merasa heran karena tempat wahana itu cukup sepi dari biasanya. Biasanya setiap hari minggu jelas wahana itu ramai pengunjung namun hari ini entah kenapa malah sepi. Hanya beberapa mobil saja yg terparkir dihalaman tempat wahana tersebut.
"Ini wahana nya udah buka belum gak sih, kok sepi banget" kata langit membuat biru mengangkat bahu.
"Nggak tau juga aku. Mungkin orang udah males kali ya ke wahana."
"Tapi gapapa papa kalau sepi biru bisa main sepuasnya bukan" sela biru anak mereka.
"Nah, apa yg dikatakan biru benar langit, anak kita bisa main sepuasnya."
"Ya heran aja loh biasanya wahana ini ramai ini kenapa sepi gitu."
"Ayo kita turun."
Baik langit dan biru berserta anak mereka turun secara bersamaan, biru menggandeng papa dan ayah nya dengan dia yg ditengah. Mereka pun masuk ke wahana yg sepi itu, langit memandang aneh karena baru kali ini tempat wisata sepi.
"Biru mau naik wahana apa dulu?" Tanya biru kepada biru anak mereka.
"Hm, bingung mau naik wahana yg mana, masa biru sendiri sih. Kalau naik rollercoaster pasti papa gak akan mau. Coba kalau ada aslan pasti aslan mau naik itu."
"Aslan disini" seru aslan yg baru saja datang dengan marven membuat langit tambah bingung.
"Loh dek, lu kesini juga."
"Heheheheh, iya tadi kak marven ngajakin kesini yaudah deh kesini."
"Aslan ayo kita naik itu sama papa juga."
"Papa gak naik nak, papa gak berani."
Namun biru sudah menarik tangan langit buat ikut bersama biru untuk naik wahana yg paling langit benci, sementara marven dan biru mereka berdiri untuk melanjutkan rencana selanjutnya.
"Bang ini beneran lu mau lamar langit?" Tanya marven membuat biru mengangguk mantap.
"Iya, mumpung langit lagi main gue mau siapkan semuanya."
Marven setuju bahkan orang tua biru sudah datang ke suatu tempat buat kejutan melamar langit, bahkan naka dan juga Richard telah berkumpul dimana titik yg biru sudah berikan.
Hingga semua berkumpul disini dan telah bersiap semuanya, sang mama Miranti tentu yg paling bahagia dia udah lama menantikan moment anaknya lamaran, bahkan dia sudah terharu melihat hiasan cantik yg mana nanti acara lamaran terjadi.
"Biru masih sama langit?" Tanya mahendra dan mendapatkan anggukan dari biru.
"Iya masih, aku sih yg nyuruh biru buat ajak papa nya main wahana sepuasnya supaya aku bisa siapkan ini semua, rich lo bawakan pesanan gue" kata biru dengan ayah dan Richard.
"Bawa. Lo seriusan mau lamar langit pake kostum ini?"
"Serius, soalnya dia yg minta semalam gue cuman ikutin aja."
"Bang sorry nih gue cuman ingin ketawa aja, emang gak ada kostum lain selain hello kitty gitu?"
"Gak ada ven ini langit yg request gue cuman turutin aja, nah mumpung moment nya pas mana tau saat gue pake kostum ini dia bakalan terharu."
"Bukan terharu tapi ngakak yg ada" ejek naka membuat biru mendengus.
Semua orang tertawa memang tingkah kalandra patut di acungi jempol, karena telah hebat membuat semua tertawa. Bisa dibayangkan bagaimana seorang kalandra pake kostum hello kitty saat melamar langit.
"Yaudah gue mau ganti baju dulu, jangan sampai langit disini. Bisa kacau nanti urusan nya."
"Aman, Aslan udah tau apa yg menjadi tugas dia bang. Jadi lo tenang aja pasti lamaran ini berjalan dengan lancar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Biru ( kisah yg belum usai )
FanfictionSejak kepergian dan perpisahan nya dengan biru membuat hidup langit kian hancur dalam 5 tahun terakhir, namun disaat dia sudah sedikit melupakan biru entah bagaimana takdir bekerja ternyata dia harus di pertemukan dengan sang mantan yg mana dia haru...