Bab 35.

375 75 3
                                    

Miranti sengaja menunggu didepan teras rumah mereka yg besar, tujuan nya adalah menunggu kedatangan biru dan langit serta sang cucu yg tidak tahu Miranti siapa namanya. Dia bahkan sudah menyediakan makanan yg enak dan mainan yg banyak, dia juga semalam sengaja belanja mainan anak lima tahun untuk sang cucu, karena gimana pun dia menunggu moment ini.

Dan tak lama mobil mewah biru masuk ke pekarangan halaman rumah besar keluarga mahendra, lekas dia menghampiri mobil itu tepat saat mobil berhenti. Hal yg pertama turun adalah biru dan lekas biru membuka kan pintu untuk langit dan juga anaknya. Hingga keluar nya langit bersama seorang anak kecil berusia lima tahun.

Miranti jelas terharu untuk pertama kalinya setelah lima tahun dia bertemu dengan langit, dulu sejak biru memutuskan berpacaran dengan langit Miranti hanya bertemu sekali saat biru mengenalkan, dan sejak saat itu dia tidak pernah ketemu langit karena dulu tidak begitu menyukai nya. Hal pertama dia lakukan jelas memeluk langit membuat langit sedikit terkejut tapi lekas membalas pelukan Miranti.

"Apa kabar sayang?" Tanya Miranti dengan lembut.

"Baik, tante. Tante apa kabar?" Tanya langit lagi.

Miranti melepaskan pelukan nya dari langit "jangan panggil tante dong, panggil mama aja biar enak."

Langit hanya tersenyum canggung karena memang dia tidak berbiasa memanggil Miranti dengan sebutan mama, apalagi langit tidak begitu akrab dengan mama biru. Ini saja dia merasa sedikit aneh saat miranti memeluk nya, karena untuk pertama kali dia diperlakukan baik oleh keluarga mahendra. Sementara biru dia sudah menggendong anaknya terharu sudah pasti sebab hal yg pertama dia tunggu adalah moment ini.

"Ayah biru ini siapa?" Tanya biru membuat Miranti menoleh ke asal suara.

"Ya tuhan. Ini anak kamu langit, cakep banget mirip sama kalandra" kata Miranti yg langsung memegang serta mencium pipi biru.

"Hallo nek, nama aku antariksa biru, panggil saja biru" katanya membuat Miranti gemas.

"Aduh lucunya cucu mama. Panggil mami aja ya jangan nenek."

Langit dan biru jelas melongo mendengar ucapan sang mama, biru merasa tidak terima jika sang anak menyebut mama nya dengan sebutan mami. Lebih cocok dipanggil nenek karena umur mama nya sudah tua.

"Mah, panggil nenek aja kenapa sih ingat umur, mama itu sudah tua."

"Diam kamu. Maukan biru kalau manggil mami?"

"Oke mami" sahut biru membuat kalandra menepuk jidatnya.

"Ayo masuk deh dulu mama udah siapin makanan buat kalian."

"Mah, kita gak bisa lama karena kita kesini mau nitipin biru sampai kita pulang kantor" ucap biru meluruskan niatnya.

"Ah, jadi langit gak makan dirumah. Padahal mama masak banyak loh."

"Nanti kalau sempet mampir tante" kata langit merasa gak enak.

"Makan malam harus disini ya tante gak mau tau pokoknya."

Langit tersenyum mengangguk dia juga merasa tidak enak hati karena menolak ajakan Miranti, dia lekas berjongkok dan mengusap rambut anaknya.

"Biru disini dulu ya nanti kalau papa udah pulang kantor papa jemput, mau kan?"

"Iya papa. Biru janji akan jadi anak baik. Nanti papa jangan lupa bilang sama aslan juga kalau biru disini, takutnya aslan nyariin biru kan kasihan aslan nangis gak ada biru."

Langit tertawa singkat dan mengecup kening anaknya, Miranti merasa terharu melihat keakraban serta penuh cinta yg ditorehkan oleh langit dan biru. Baru kali ini dia merasa hangat melihat keluarga nya, dia akan berdoa kalau langit mau menikah dengan biru anaknya.

"Yaudah kalau gitu kita berangkat sekarang, mama kita titip biru ya gak lama kok" ucap kalandra kepada mama nya.

"Aman. Ayo sayang salam dulu sama papa dan ayah nanti habis itu kita masuk kedalam mami udah buat makanan yg enak dan ada juga mainan buat biru.

"Benarkah mami?"

"Bener dong banyak makanan dirumah mami."

Biru bersorak kegirangan membuat langit dan kalandra tersenyum lega, mereka pikir biru tidak akan mau ditinggal ternyata dia cepat akrab padahal dia baru pertama kali bertemu dengan Miranti namun langsung akrab.

Kedua orang tua biru lekas masuk kedalam mobil usai berpamitan dengan biru, Miranti menggandeng tangan biru dan langsung masuk kedalam rumah mereka setelah melihat kepergian mobil biru keluar dari rumah mewah tersebut.

****

Anastasia semakin mengamuk tidak terima saat sang ayah menceritakan kalau kalandra akan segera menikah, dia membanting semua barang yg ada dikamar nya. Dia bahkan memecahkan cermin tempat dia bercermin pecah menjadi hancur berantakan.

"Gue gak terima kalandra menikah dengan orang lain."

"Gue harus mencari tau siapa yg membuat kalandra memutuskan menikah."

Bahkan anastasia tidak mencintai biru dia ingin mendapatkan biru hanya untuk keuntungan dia semata agar perusahaan nya naik kembali, perusahaan dia sedang di bawah bahkan mungkin hampir bangkrut. Dia tidak terima usaha yg selama ini dia bangun hancur berantakan.

"Bahkan papa juga tidak berguna mencari tau siapa yg sudah membuat hati kalandra takluk. Aarghhh menyebalkan."

Dari arah luar ada mama anastasia sudah ketakutan mendengar kalau anaknya mengamuk dikamar, dia ingin menghampiri sang puteri namun suaminya mencegah dia. Ayah nya bahkan tidak peduli dengan anaknya yg mengamuk.

"Papa harus lakukan sesuatu aku takut kalau anas melakukan hal yg tidak terduga, pah."

"Papa harus melakukan apa sedangkan mahendra aja sudah mengatakan pada papa kalau biru akan segera menikah, lalu papa harus apa coba."

"Ya, papa cari tau dong dengan siapa yg akan menikah dengan biru."

Papa nya anas hanya menghela nafas saja sangat susah dia mendapatkan informasi siapa yg akan menikah dengan biru, mahendra sangat tidak tersentuh bahkan mahendra adalah orang yg akan melindungi keluarga jadi susah mencari informasi siapa yg akan dinikahi biru.

"Susah mah, bahkan papa udah berusaha juga buat cari tau siapa menantu mahendra, tapi tetap aja gak bisa mah."

Sang mama hanya bisa mendengus dia melihat kearah atas dimana sudah tidak ada suara benda pecah, bahkan pintu terbuka menampilkan anastasia yg sudah rapi seperti mau keluar.

"Anas mau kemana, nak?" Tanya sang mama.

"Aku mau keluar sebentar nanti suruh bibi buat beresin kamar aku ya, mah."

"Tapi mau kemana?"

"Mau nenangin diri dulu, mah. Aku pergi."

Anas lekas keluar dari rumah nya membuat mama dan papanya menatap dengan sendu, mereka kasihan melihat anak mereka yg seperti hancur berantakan. Padahal dulu anastasia lah yg paling bersemangat disaat orang tuanya mengatakan kalau dia akan dijodohkan dengan biru. Namun sekarang bahkan biru sendiri menolak kehadiran dirinya.

Didalam mobil anastasia mencoba menenangkan diri, dia berkali kali membuang nafas yg terasa sesak dihatinya. Dia pun mengambil ponsel dan menghubungi seseorang. Seseorang yg selama ini tempat pelampiasan dia patah hati.

"Dimana, gue mau ketemu lo di club tempat biasa."


















- LANGIT BIRU -

Langit Biru ( kisah yg belum usai ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang