Bab 37.

247 64 5
                                    

Mobil biru berhenti dan dia lekas mematikan mesin mobilnya, baik langit dan biru tidak ada yg mulai turun duluan dari mobil. Langit menatap lurus kedepan sambil memangku anaknya yg sudah tertidur lelap dalam perjalanan tadi, biru sendiri juga sama dia memikirkan cara bagaimana bicara sama langit tentang rencana lamaran nya.

"Makasih" kata biru membuat langit menoleh.

"Makasih buat apa?"

"Buat segalanya, makasih karena kamu memberikan kesempatan buat kedua orang tua aku meminta maaf, dan makasih karena udah memaafkan kesalahan mereka dan juga kesalahan aku. Makasih karena sudah mengizinkan biru bertemu dengan nenek nya."

Langit hanya mengangguk singkat dia hanya bingung mau membalas jawaban seperti apa kepada biru, dia sama sekali ikhlas jika biru bertemu dengan keluarga Mahendra bahkan dia juga bersyukur karena biru anaknya diterima baik oleh keluarga biru. Bahkan dia juga bisa merasakan kehangatan itu kembali setelah kehilangan kehangatan keluarga kandung nya.

"Seharusnya aku yg makasih karena mereka mau menerima biru, ketakutan yg selama ini menghantui aku selama lima tahun telah hilang. Kehangatan yg selama ini hilang dan gak pernah aku rasakan sebelum nya kini telah kembali."

"Lang, aku udah pernah bilang bukan kalau aku akan bertanggung jawab atas rasa sakit kamu, akan aku ganti langit dengan rasa kebahagiaan kamu. Aku akan bertanggung jawab atas kalian berdua."

Langit menatap mata kelam biru yg juga menatap dirinya, menatap mata itu langit menelan ludahnya saja karena hanya ada kejujuran dari mata biru bahkan tidak ada kebohongan yg lain.

"Aku, aku gak tau harus bicara apa lagi sama kamu, biru. Aku bingung."

"Aku paham kalau kamu bingung tapi aku boleh minta sesuatu sama kamu?"

"Apa?"

Biru berdehem sebentar "tolong jangan usir aku ya, lang. Tolong beri aku kesempatan yg kedua dan beri aku kesempatan buat memperbaiki segalanya. Dan tolong jangan buka hatimu buat orang lain, tolong buka hati kamu buat aku aja."

Langit terkekeh sendiri "terus selama ini yg aku lakukan sama kamu apa, biru. Kalau bukan karena memberi kamu kesempatan aku juga ogah bertemu dan kerja sama kamu."

Biru terperangah mendengar ucapan langit dia masih mencerna semuanya mana tau dia salah dengar, jimin tersenyum manis dan sangat manis membuat biru jatuh cinta untuk tersekian kalinya.

"Jadi maksud kamu dulu terima tawaran pak burhan supaya kamu kasih kesempatan aku gitu."

"Hm, awalnya aku memang gak tau kalau kamu adalah bos dari kantor cabang aku, tapi setelah pak burhan kasih kartu nama kak Richard disitu aku tau semuanya. Dan sempet mengatakan kalau aku bodoh karena dulu berani melamar pekerjaan di anak perusahaan kamu tanpa mencari tau dulu siapa bos nya."

"Berarti kalau kamu tau dari awal aku bos nya maka kamu tidak mau melamar pekerjaan ditempat aku gitu?"

"Hm, maybe. Lagian dulu aku benci sama kamu tapi seiring berjalan nya waktu juga aku sadar kalau aku tidak pantas benci kamu, gimana pun kamu juga ayah dari antariksa biru."

"Yah, dan aku minta maaf untuk sekian kalinya karena udah melantarkan kamu, bahkan  meminta kamu untuk menggugurkan biru disaat aku waktu itu tau kamu hamil."

"Yg lalu biarlah berlalu, aku cuman bisa menaruh luka hati aku yg paling dalam sampai aku tau cara menghilangkan nya."

"Aku yg akan menghilangkan rasa sakit hati kamu."

"Bagaimana caranya?"

"Menikahlah dengan aku langit, maka aku akan bertanggung jawab atas luka yg aku berikan sama kamu."

Langit Biru ( kisah yg belum usai ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang