Chapter 5

367 25 4
                                    

Malam hari di area balap yang dipenuhi oleh orang-orang kaya dan mobil-mobil mewah menciptakan suasana yang glamor dan penuh energi. Lampu-lampu neon yang berkilauan menghiasi arena, memancarkan warna-warna cerah yang menciptakan atmosfer yang hidup.

Suara mesin mobil yang mengaum memecah kesunyian malam, sementara para penggemar balap bersorak sorai, menciptakan suasana yang mendebarkan.

Mobil-mobil mewah, seperti Lamborghini, Ferrari, dan McLaren, berjejer rapi, memamerkan desainnya yang futuristik dan warna-warna mencolok.

Setiap mobil dikelilingi oleh pemiliknya yang berbicara dengan penuh semangat, mengenakan pakaian mahal dan aksesoris yang mencolok.

Di sisi lain, terdapat area VIP dengan kursi-kursi nyaman dan meja-minuman, tempat para tamu menikmati champagne dan koktail sambil mengamati balapan.

Di tengah keramaian malam yang glamor di area balap itu, terdapat sebuah sekelompok laki-laki tampan dan misterius yang menarik perhatian banyak orang.

Mereka berdiri dengan percaya diri di samping mobil balap yang mengkilap, mengenakan pakaian hitam yang elegan, menciptakan kesan menawan sekaligus menakutkan.

Di antara mereka, seorang laki-laki yang paling menonjol mengenakan topeng yang menghalangi wajahnya, menambah aura misterius dan kekuatan.

Laki-laki bertopeng hitam elegan itu, dikenal sebagai bos dari kelompok ini, memancarkan karisma yang kuat. Meski wajahnya tersembunyi, tatapan matanya yang tajam dan penuh determinasi dapat dirasakan oleh semua orang di sekelilingnya.

Dia mengarahkan perhatian ke mobilnya yang canggih, memastikan setiap detail siap untuk balapan yang akan datang. Angin malam menghembuskan rambutnya yang tertata rapi, sementara suara mesin mobil mengaum menambah suasana ketegangan.

"bos, gimana? Siap balapan malam ini?" ucap mark

"dia selalu siap ege, lo ga perlu raguin kemampuan bos kita" ucap fritz

"iya yah, gak ada tuh dalam sejarah dia kalah" mark terkekeh.

"giman nar? mobil udah siap?" tanya laki-laki bertopeng itu pada naravit

Seorang laki-laki, dengan tubuh kekar dan wajah tegas, mengangkat tangan untuk memeriksa mobil balap. Mesin yang menggelegar dan cat yang mengkilap mencerminkan cahaya neon di sekelilingnya.

Dia mengangguk kepada bosnya, menunjukkan bahwa segala sesuatunya siap. Dalam momen-momen itu, ada rasa persahabatan dan kepercayaan yang kuat antara mereka.

"thanks bro" ucap laki-laki bertopeng itu pada naravit

Saat malam semakin larut, kerumunan semakin mengeras, sorakan dan teriakan membuat suasana semakin hidup. Bos bertopeng itu mengamati sekitar dengan cermat, memastikan bahwa musuh yang dinanti akan muncul.

"itu dia, mereka sudah datang" ucap mark seraya menunjuk sekelompok laki-laki dengan memakai jaket kulit seragam dengan logo ular di punggung mereka yang bertulisan Viper Syndicate

Geng Viper Syndicate berjalan kearah mereka dengan wajah angkunghnya

"siap bertarung malam ini bro?" tanya oscar, sang ketua viper syndicate

Gema menyeringai " lo gak perlu bertanya hal bodoh itu ke bos kami" ucap gema sinis membuat onet menggeram marah

"kalau gue menang, gue mau mobil yang lo pake sekarang" ucap oscar dengan wajah angkuhnya

Laki-laki bertopeng itu memasang smriknya "deal, tapi kalau gue menang. lo harus kasih gue satu jari lo" ucapan menusuk dari laki-laki bertopeng itu membuat oscar dan juga anggotanya terkejut

My Baby, Nerd Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang