Sudah beberapa hari berlalu, namun tidak ada tanda-tanda keberadaan nata. Ia menghilang begitu saja, dan setiap panggilan atau pesan dari teman-temannya tak pernah dibalas. Kekhawatiran kian hari kian bertambah, membuat taka, kenzo, dan louis diliputi kecemasan yang tak kunjung reda.
Louis, yang merasa paling bertanggung jawab atas semua yang terjadi, merasa tak tenang. Rasa bersalah menghantui setiap langkahnya, dan ia tahu bahwa nata harus mendapat keadilan.
Lebih dari itu, ia menyadari bahwa satu-satunya cara untuk membersihkan nama nata adalah dengan menemukan archen dan mengakui segalanya di hadapannya.
Dengan tekad yang membara, louis memutuskan untuk mencari archen. Ia menjelajahi sudut-sudut sekolah dan tempat-tempat yang biasa dikunjungi archen, meski tak ada jaminan akan menemukan laki-laki itu.
Tapi, bagi louis, tidak ada pilihan lain. Ia harus meyakinkan archen bahwa nata tidak bersalah dan sama sekali tidak mengetahui apa yang terjadi pada sea.
Hingga akhirnya ia menemukannya di halaman belakang sekolah, duduk dengan buku terbuka di pangkuan, tapi tatapannya tampak kosong, jauh dari buku yang ada di depannya.
Louis mendekat dengan hati-hati, napasnya tak teratur karena ketegangan yang menghimpit dadanya.
"Archen" panggil Louis pelan, mencoba menahan kegugupan dalam suaranya.
Archen menoleh, tatapan matanya tajam dan penuh kebencian. "Lo...?" gumamnya, terlihat tak senang dengan kehadiran louis.
Namun, louis tak gentar. Dengan penuh penyesalan, ia menceritakan segalanya tentang kesalahpahaman yang ia buat, rasa iri yang tak terkendali, hingga kebohongan yang mengarah pada tragedi Sea.
"Gue yang salah. nata gak tahu apa-apa soal ini. dia gak pernah terlibat sedikit pun, archen. gue tahu lo punya alasan untuk benci gue, tapi nata gak pantas nanggung beban ini" ucap louis, suaranya bergetar.
"dia nggak pernah tau soal yang gue lakuin di masa lalu. Semua ini, dari awal sampai akhir, itu kesalahan gue. gue yang bikin sea pergi"
Archen terdiam, matanya yang tadi penuh kebencian perlahan berubah menjadi kesedihan, perasaannya tak menentu.
Louis menundukkan kepala, tak kuasa menahan rasa bersalahnya.
"Gue tau, chen. gue tau gue egois dan bodoh. tapi sekarang, gue siap buat tanggung jawab. gue siap buat buka semua ini ke semua orang, biar mereka tau yang sebenarnya. gue cuma mau lo tau, kalau nata nggak salah sama sekali. dia nggak harus ikut nanggung dosa gue."
Archen mendengarkan kata-kata itu dengan hati yang hancur. Ia merasa segala kemarahan dan rasa dendamnya kini kehilangan arah, berganti menjadi kelelahan dan kebingungan.
Tanpa sepatah kata, ia melangkah pergi, meninggalkan louis yang berdiri dengan tatapan penuh penyesalan.
+
+
+
Di ruang musik yang sunyi, hanya terdengar denting lembut piano yang dimainkan taka. Jemarinya menari pelan di atas tuts, nada-nada melankolis mengisi ruangan, mencerminkan kekhawatiran dan kesedihan yang ia rasakan.
Setiap nada yang ia mainkan adalah luapan dari ketakutannya akan kehilangan, tentang nata yang tak kunjung ada kabarnya. Pikirannya dipenuhi kecemasan, bertanya-tanya di mana temannya berada dan apa yang mungkin terjadi padanya.
Tiba-tiba, suara pintu terbuka perlahan terdengar. Taka menoleh dan melihat naravit berdiri di ambang pintu, wajahnya memancarkan kekhawatiran yang sama.
Saat mata mereka bertemu, naravit mengerti tanpa perlu kata-kata, ia tahu betapa khawatirnya taka. Tanpa ragu, taka bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekat.
![](https://img.wattpad.com/cover/380823616-288-k271280.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby, Nerd Boy [End]
Teen FictionDi Coral Coast High School, Nata dikenal sebagai pria manis yang selalu mencuri perhatian. Dengan gaya bebasnya, dia selalu melawan arus, tidak peduli pandangan orang lain. Hidupnya penuh warna, cerita, dan petualangan yang terkadang mengundang masa...