Nata dan teman-temanya baru saja pulang sekolah ini terlihat semangat berjalan memasuki mal. Mereka mengenakan seragam sekolah dengan jaket atau sweater masing-masing yang membuat penampilan mereka sedikit santai.
Nata sebagai pemimpin, berjalan di depan sambil memegang ponsel untuk mencari tempat nongkrong yang cocok.
Mereka berkumpul di depan sebuah toko kopi terkenal, beberapa dari mereka mulai memilih minuman dingin dan makanan ringan.
Floyd yang hobi fotografi mengeluarkan kamera kecilnya dan mulai mengambil foto, mengarahkan temannya untuk bergaya di depan latar dinding penuh grafiti. Mereka tertawa, berekspresi bebas, dan mencoba pose-pose konyol sambil menunggu pesanan datang.
"Eh bokap nyokap lo belum balik floyd?" tanya kenzo
Laki-laki manis itu mengangguk "iya, lama banget tau gak, mana bodyguard bokap gue protective banget sama gue" kesal Floyd.
"kalau gue sih mending ngikut nata, dia lebih milih tinggal sendiri di apartemen nya" timpal taka.
"Iya jadi bebas" ucap Louis
"Pengennya sih gitu, cuman gue belum bisa mandiri. Nanti yang masakin, cucian, siapin kebutuhan gue dan lain-lain siapa?" cerocos floyd dengan wajah sedih nya.
Puk
"lebay lo, makanya belajar mandiri" kesal taka yang menimpuk kepala Floyd dengan sendok
"eh sakit tau nih pala gue, nata liat nihh,taka. rese banget" adu floyd pada ketuanya
"dih ngadu lo" sinis taka "lagian di timpuk sendok doang juga" lanjutnya
"udah-udah, lo pada diam deh. sakit nih kepala gue dengar kalian berantem mulu" kesal nata
Usai menghabiskan kopi dan camilan, mereka melanjutkan ke lantai permainan, tertarik mencoba mesin capit dan permainan dance pad.
Suara musik arcade membuat mereka semakin antusias. Bahkan, Floyd dan Louis mulai berlomba di dance pad, diiringi sorakan teman-teman yang lain.
Satu per satu mereka mencoba peruntungan di mesin capit, mencoba meraih boneka, namun gagal. Akhirnya, mereka tertawa bersama, melepas segala masalah yang ada.
Setelah puas bermain, mereka berjalan berkeliling mal, memasuki toko baju dan mainan, berpose, dan saling menggoda soal barang-barang yang cocok atau lucu untuk mereka.
Waktu berlalu cepat saat mereka tenggelam dalam obrolan seru dan canda tawa, menikmati kebersamaan sebelum masing-masing pulang ke rumah.
+
+
+
Nata dengan rambut sedikit acak, masih mengenakan anting kecil di telinganya, membuka pintu apartemen mewahnya yang sepi.
Langkah kakinya terdengar samar-samar di lantai kayu ketika dia masuk, disambut hanya oleh keheningan. Cahaya dari jendela yang besar menerobos masuk, mewarnai ruang dengan sinar lembut senja.
Di tengah ruang yang bersih dan tertata rapi, ia meletakkan kunci dan dompet di meja dekat pintu, menghela napas panjang. Setelah seharian tertawa dan berbagi cerita dengan teman-temannya di mall, kesunyian di apartemen terasa kontras begitu tenang, namun sedikit hampa.
Dia berjalan perlahan menuju dapur, menyalakan lampu kecil di sudut ruangan yang memancarkan cahaya hangat.
Suara ketukan sendok saat ia mengaduk segalas matcha latte menggema samar di apartemennya yang hening. Tatapannya sesaat tertuju ke jendela, menatap langit yang mulai gelap.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby, Nerd Boy [End]
Genç KurguDi Coral Coast High School, Nata dikenal sebagai pria manis yang selalu mencuri perhatian. Dengan gaya bebasnya, dia selalu melawan arus, tidak peduli pandangan orang lain. Hidupnya penuh warna, cerita, dan petualangan yang terkadang mengundang masa...