Chapter 37 nc (21+) End

2.2K 40 6
                                    

Setelah beberapa saat menikmati malam yang tenang, Nata berdiri dan mengajak semua orang untuk menyalakan lentera terbang yang sudah mereka siapkan sebelumnya. Dengan semangat baru, mereka semua beranjak dari lingkaran dan mulai menyalakan lentera masing-masing.

Nata dan archen bekerja sama menyalakan lentera pertama mereka. Archen dengan hati-hati memegang bagian bawah lentera agar api tidak membakar kertasnya, sementara nata membantu memastikan api menyala stabil.

Lentera mereka akhirnya melayang perlahan ke udara, menembus gelapnya malam.

"Liat, kita berhasil" ucap nata sambil tersenyum kecil. Archen mengangguk, matanya mengikuti lentera yang perlahan semakin tinggi.

Di sisi lain, kenzo dan fritz masih berjuang menyalakan lentera mereka. "Kita butuh lebih banyak angin nih" keluh fritz sambil mengipasi lentera dengan tangan.

Kenzo tertawa pelan dan membantu menyalakan api lagi. Akhirnya, lentera mereka melayang, meskipun dengan sedikit goyah.

Naravit dan taka terlihat saling menggoda sambil menyalakan lentera mereka. Taka, yang mulai kehilangan kesabaran, hampir menyerah.

"Kalau gagal, kita beli lentera lagi aja," ucapnya setengah bercanda.

Tapi naravit hanya tertawa sambil mengatur api dengan hati-hati. "Tenang, gue nggak bakal biarin lentera kita gagal terbang."

Dengan sabar, naravit memastikan semuanya berjalan lancar, dan akhirnya lentera mereka melayang dengan indah ke langit.

Gema dan floyd, yang terakhir menyalakan lentera, melakukannya dalam keheningan penuh makna.

Mereka saling tersenyum kecil ketika lentera itu mulai terbang. Floyd memegang tangan gema, merasakan kenyamanan yang mendalam dari kehadirannya.

Ketika semua lentera sudah melayang tinggi di langit, mereka berdiri di pantai, memandangi cahaya kecil yang semakin menjauh. Lentera-lentera itu seperti bintang tambahan di langit maldives, membuat malam terasa semakin magis.

"Gue rasa ini momen yang nggak bakal gue lupain seumur hidup," ucap kenzo, suaranya terdengar tulus di tengah keheningan.

Semua orang mengangguk setuju. Tidak ada kata-kata yang benar-benar mampu menggambarkan perasaan mereka saat itu. Mereka tidak hanya merayakan liburan, tetapi juga ikatan yang telah membawa mereka melalui banyak hal.

Archen merangkul nata dengan lembut, sementara Taka memegang erat tangan naravit. Kenzo menyandarkan kepalanya di bahu fritz, dan floyd bersandar tenang pada gema.

Ombak laut terus berbisik di bawah langit yang dipenuhi lentera dan bintang. Malam itu terasa abadi, momen penuh kebahagiaan yang akan mereka simpan selamanya.

Setelah puas memandangi lentera yang mulai menghilang dari pandangan, nata akhirnya membuka suara.

"Gimana kalau kita balik ke villa? Besok kita kan mau snorkeling, perlu istirahat biar nggak kelelahan."

Naravit langsung menggoda. "Ah, bu ketua udah mulai jadi ibu-ibu, ya. baru juga jam segini."

Semua tertawa mendengar ucapan naravit, tapi tak satu pun membantah. Mereka tahu bahwa istirahat malam ini penting untuk menikmati hari esok.

Mereka berjalan perlahan meninggalkan pantai, suara tawa kecil dan percakapan santai menemani perjalanan kembali ke villa. Gema dan floyd berjalan paling belakang, menikmati momen-momen kecil dalam keheningan mereka.

Setibanya di villa, mereka berpencar menuju kamar masing-masing. Nata dan Archen menjadi pasangan pertama yang masuk ke kamar mereka. Nata terlihat menyibukkan diri membereskan sisa-sisa pasir dari kakinya, sementara Archen sudah berbaring di tempat tidur, mengamatinya dengan tatapan lembut.

My Baby, Nerd Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang