Chapter 23

944 49 0
                                    

Siang yang tenang di apartemen nata terasa hangat dengan kehadiran archen di sampingnya. Di ruang santai, mereka duduk berdua di sofa besar dengan layar televisi menampilkan sebuah film kesukaan laki-laki manis itu.

Nata yang tengah berbaring santai dengan menjadikan paha archen sebagai bantalan terlihat nyaman sekali, sesekali tersenyum saat adegan lucu muncul di layar.

Archen yang duduk tegak sambil mengelus rambut nata pelan, tampak tenang namun tetap memancarkan perhatian.

Nata, yang biasanya aktif dan bersemangat, kali ini terlihat lebih lembut dan santai. Sambil mengunyah permen karet yang diberikan archen tadi, ia melirik archen, tersenyum penuh keisengan.

"Lo tau nggak, chen... dari sekian banyak tempat di dunia ini, pangkuan lo nih paling enak buat sandaran" goda nata dengan nada usil.

Archen tertawa kecil sambil mencubit pipi Nata pelan, "Kau ini selalu saja punya alasan untuk tidak bergerak dari sini nata. kalau seperti ini, bagaimana kau mau belajar?"

"Belajar? duh, mending nonton film bareng lo terus deh" jawab Nata, menguap kecil, mengisyaratkan bahwa dia nyaris tertidur.

Archen menggeleng, tersenyum tipis sambil menundukkan pandangannya ke arah nata. "Baiklah... istirahatlah dulu. tapi nanti, jangan lupa janjimu. aku akan mengajarkanmu materi ujian sebentar malam"

Nata mendesah dengan malas, namun tetap tersenyum lebar. "Oke deh, tapi jangan galak-galak, ya. gue nggak mau belajar sambil deg-degan karena tatapan tajam lo." ucap nata dan archen mengangguk menyetujui

Mereka terdiam sejenak, menikmati keheningan yang hangat dan nyaman. Di sela waktu yang sederhana itu, kedekatan dan kebersamaan mereka terasa begitu kuat.

Tiba-tiba, nata menegakkan tubuhnya dari pangkuan archen, matanya berbinar penuh antusias. "Chen, gue pengen es krim. yuk, temenin gue ke minimarket!" ucapnya sambil menarik-narik lengan archen.

Archen mengerutkan kening, menatap nata yang mendadak bersemangat seperti anak kecil. "Sekarang? bukankah kita masih menonton film?" tanyanya, agak heran.

"Yah, kan tinggal pause! lagi pula, lo nggak mau nemenin gue, nih?" jawab Nata, memasang wajah merajuk.

Archen menghela napas, tersenyum kecil. "Baiklah, ayo kita pergi. tapi setelah ini, kau harus janji fokus belajar, ya?"

Nata mengangguk antusias. "Deal! Ayo cepat!"

Setelah archen menyetujui ajakan nata, laki-laki manis itu tiba-tiba teringat sesuatu. "Eh, lo tadi ke apartemen gue naik apa?" tanyanya sambil melirik archen.

"Naik sepeda, kayak biasa."

Mendengar jawaban itu, nata langsung menyala. "Kalo gitu, gimana kalo kita ke minimarket naik sepeda bareng? biar seru, kita bisa nikmatin suasana siang ini" kata nata dengan semangat yang langsung menular.

Archen memandang nata sejenak, ia tidak yakin laki-laki manis itu ingin pergi menggunakan sepeda mengingat gaya hidup nata yang glamor "Pakai sepeda? kau yakin?" tanya nya memastikan

"Iya archen ganteng...." jawab nata mantap dengan menatap gemas archen

Archen lalu mengangguk. "Yaudah, ayo" jawabnya, setuju.

Tanpa membuang waktu, nata langsung berlari menuju sepeda archen, dan setelah mempersiapkan semuanya, dia pun melompat ke atas sepeda yang akan dibonceng archen. "Ayo, gue naik belakang ya" kata Nata sambil tersenyum ceria.

Archen mulai mengayuh sepedanya, dengan nata yang duduk di boncengan archen. Sepanjang perjalanan, suasana sekitar apartemen nata terasa begitu damai. Jalanan sepi, dikelilingi pohon-pohon hijau yang rimbun, dan udara segar yang berhembus pelan membuat perjalanan mereka semakin menyenangkan.

My Baby, Nerd Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang