Sore itu, Nata tampak semangat menarik-narik lengan archen, memaksanya untuk ikut ke taman hiburan. Archen, yang awalnya enggan, hanya menghela napas kecil sambil menatap wajah nata yang penuh antusias.
"Chen, ayo dong! lo nggak akan nyesel, gue janji. kita bakal seru-seruan!" ucap nata sambil tersenyum lebar, matanya berkilat penuh semangat.
Archen hanya mengangguk pelan, mengalah. "Baiklah, aku ikut. tapi kau harus janji tak akan berlarian ke sana-kemari."
"Tenang aja! kali ini gue bakal nurut, kok!" jawab Nata sambil nyengir.
Setelah bujukannya berhasil, nata akhirnya membawa archen ke taman hiburan yang ramai dan penuh warna. Begitu masuk, nata langsung semangat, matanya berbinar melihat wahana-wahana yang menantang.
Archen di sampingnya hanya bisa menatap dengan ekspresi datar, tapi jelas ada rasa penasaran di matanya yang dingin itu.
"Chen, kita naik roller coaster duluan!" seru Nata dengan antusias, menunjuk ke arah roller coaster besar yang terlihat menjulang.
Archen menaikkan alis, "Kau yakin mau naik yang itu duluan? kalau kau muntah, jangan salahkan aku nanti."
Nata hanya tertawa, tidak peduli dengan komentar dingin archen. Tanpa basa-basi, dia langsung menarik archen ke antrean roller coaster. Setelah beberapa menit menunggu, mereka akhirnya duduk berdampingan di kereta yang siap meluncur. Saat roller coaster mulai menanjak, nata terlihat sangat antusias, sedangkan archen menggenggam pengaman dengan erat.
Begitu roller coaster meluncur tajam ke bawah, nata berteriak penuh kegembiraan, sementara archen diam-diam berusaha menjaga napasnya. Setelah wahana selesai, nata turun dengan wajah sumringah, sementara Archen kelihatan sedikit pucat.
"Chen, lo tuh lucu banget tadi!" ucap nata sambil tertawa mengejek melihat ekspresi archen tadi "Gue nggak nyangka sih lo bisa kelihatan takut gitu."
Archen mendengus kecil, "Aku tidak takut, hanya... kejutan saja." tapi tatapan matanya yang sedikit gugup bikin Nata makin geli.
Mereka lanjut ke wahana-wahana lain, termasuk rumah hantu yang sukses bikin nata secara tidak sadar memeluk archen waktu salah satu 'hantu' muncul mendadak. Archen yang biasa cuek akhirnya balas melingkarkan tangannya ke bahu nata, seolah berusaha melindungi. Momen itu membuka nata merasa nyaman dan tenang, walau ia sendiri nggak mau mengakuinya.
Setelah selesai menjelajahi berbagai wahana, mereka sampai di stan permainan karnaval. Nata langsung mencoba lempar bola, berharap bisa dapetin hadiah boneka besar. Setelah beberapa usaha dan keberuntungan, akhirnya nata berhasil meraih boneka matahari besar yang dipajang di salah satu kios permainan di taman hiburan.
Wajahnya menyeringai lebar, seolah ia baru saja memenangkan hadiah utama. Dengan gembira, ia membawa boneka itu mendekat ke arah archen yang sedang duduk, menunggu.
"Ini, Chen, buat lo!" kata Nata, sambil menyerahkan boneka matahari itu dengan bangga.
Archen menatap boneka itu sebentar, sedikit terkejut dengan hadiah yang diberikan Nata. "Untukku?" tanya archen, sedikit bingung.
"Iya! Lo lihat kan, boneka ini ada senyumnya, cerah, dan hangat. Sama kayak gue!" jawab Nata sambil tertawa, dengan nada ringan dan ceria. "Lo kan, lebih pendiam, jadi gue kasih lo yang ceria. Semoga bisa ngingetin lo kalau gue selalu ada buat lo, bahkan saat lo nggak ngomong sekalipun."
Archen terdiam sejenak, matanya jatuh pada boneka itu yang berbentuk matahari dengan wajah yang senyumnya lebar dan penuh kehangatan. Boneka itu memang mencerminkan karakter nata, selalu ceria, penuh energi, dan tak pernah ketinggalan untuk membuat suasana menjadi lebih hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby, Nerd Boy [End]
Teen FictionDi Coral Coast High School, Nata dikenal sebagai pria manis yang selalu mencuri perhatian. Dengan gaya bebasnya, dia selalu melawan arus, tidak peduli pandangan orang lain. Hidupnya penuh warna, cerita, dan petualangan yang terkadang mengundang masa...