Sepulang sekolah, nata langsung mengajak teman-temannya menuju mobil dengan semangat. Dia sudah tak sabar menunjukkan tempat yang ia rahasiakan sejak tadi, sebuah kafe rooftop di pusat kota yang terkenal dengan pemandangan senja yang memukau.
Setibanya mereka di sana, teman-temannya terpana melihat pemandangan dari atas, di mana gedung-gedung tinggi menjulang di bawah langit yang perlahan berubah warna.
"Keren banget tempatnya, nat!" seru kenzo kagum sambil menatap cakrawala yang mulai memerah.
Nata menyeringai puas. "Gue bilang juga apa? makanya percaya sama gue!" ucapnya sambil menepuk bahu taka, yang hanya tersenyum tipis sambil mengamati sekeliling.
Mereka pun memilih tempat duduk di tepi kafe, tepat di pinggir balkon yang menghadap langsung ke pemandangan kota. Mereka memesan beberapa minuman favorit, lalu mulai bersantai dan menikmati suasana.
Langit yang tadinya biru mulai berubah warna menjadi gradasi jingga dan merah muda, menciptakan pemandangan indah yang hampir magis. Semua terdiam sesaat, terpesona oleh keindahan alam yang terpampang di depan mereka.
Floyd mengambil ponsel dan mulai mengambil beberapa foto "Ini sih wajib banget diabadikan. lo dapet ide dari mana, nat?" tanyanya sambil tersenyum.
Nata hanya mengangkat bahu, berpura-pura acuh. "Ya, gue kan emang keren soal beginian" ucapnya sambil menyesap minuman.
Namun, di balik wajahnya yang tenang, tampak jelas bahwa dia merasa senang bisa membahagiakan teman-temannya.
Kenzo tertawa kecil. "Ah, lo selalu aja nyari perhatian, ya. Tapi ya, jujur aja, ini tempat paling asyik yang pernah kita datengin bareng."
Obrolan mereka mengalir ringan, diiringi dengan canda tawa dan momen nostalgia. Kenzo dan louis mulai berbincang tentang kenangan masa lalu mereka saat pertama kali bertemu, sedangkan taka dan floyd bergantian saling menggoda tentang kebiasaan aneh masing-masing.
Seiring waktu berlalu, matahari perlahan tenggelam, meninggalkan semburat oranye di langit yang kini mulai gelap. Saat lampu-lampu kota mulai menyala, suasana di rooftop terasa semakin magis dan intim.
Mereka semua memandangi pemandangan itu dalam keheningan yang nyaman, meresapi momen yang sederhana namun begitu berharga.
Nata tersenyum lebar, merasa bahagia melihat teman-temannya begitu menikmati waktu bersama. Malam itu, tanpa mereka sadari, menjadi salah satu kenangan terindah yang akan mereka bawa sampai kapan pun.
"Eh, ngomong-ngomong, siapa yang bakal jadi jagoan di ujian nanti?" tanya kenzo sambil melirik nata dengan senyuman nakal.
Nata langsung mengangkat tangan, dengan ekspresi penuh percaya diri. "Gue! gue yang paling siap, kok. udah belajar dengan giat," jawab nata semangat
Taka hanya mengangkat alis, tersenyum sedikit. "Masa sih? lo belajar sama siapa? sama archen yah?" godanya.
Nata mencibir, pura-pura kesal. "Emang" jawab nata santai sambil menyandarkan diri ke kursi, kemudian menyedot minumannya.
Floyd yang mendengar itu langsung nyerocos. "Gue bilang juga apa, lo pasti ada apa-apa kan sama archen"
"Iya, lo selalu ngabisin waktu sama archen, kita juga ngeliat lo biasa ngegandeng tangan dia, mana ada teman kayak gitu" ucap kenzo
"Aduhh, iya-iya gue jujur, gue emang sedikit tertarik dengan dia" ucap nata
"Kan... ." seru Floyd semangat
"kok lo bisa tertarik sama nerd itu nat?" tanya taka penasaran
"Yehh, nerd-nerd gitu juga sexy tau" ucap nata tak terima laki-laki yang ia sukai di ejek
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby, Nerd Boy [End]
Teen FictionDi Coral Coast High School, Nata dikenal sebagai pria manis yang selalu mencuri perhatian. Dengan gaya bebasnya, dia selalu melawan arus, tidak peduli pandangan orang lain. Hidupnya penuh warna, cerita, dan petualangan yang terkadang mengundang masa...