Pagi ini nata terbangun lebih awal dari biasanya, cahaya matahari yang mulai mengintip dari balik tirai menerangi ruangan dengan lembut, menciptakan suasana tenang yang jarang ia rasakan.
Saat ia menoleh ke samping, ia melihat archen masih terlelap, napasnya teratur dan wajahnya tampak damai dalam tidur, tangan laki-laki itu masih melingkar di pinggangnya.
Nata tersenyum kecil, ada rasa hangat yang menjalar dalam hatinya melihat archen di sampingnya. Ia tersenyum mengingat ciuman panas mereka semalam.
Tiba-tiba saja ide jahil muncul di otaknya, nata menyandarkan sikunya dan dengan sedikit nakal, nata menyelipkan ujung kaos archen ke atas, membuka pemandangan perut six-pack yang tersembunyi.
Cahaya matahari pagi yang keemasan jatuh tepat pada permukaan kulit archen yang berotot, membuat bayangan tipis yang menambah kesan eksotis.
Nata terpesona sejenak, tetapi rasa isengnya segera kembali. Jari-jarinya yang lentik ia bentuk menjadi dua kaki mungil, seolah-olah itu adalah kaki kecil yang siap 'berjalan' di atas archen.
Ia menurunkan jarinya dengan lembut, satu persatu, membuat jari-jarinya seakan-akan berjalan menyusuri permukaan perut archen.
Jari-jarinya mulai bergerak pelan, melintasi tiap lekukan otot, menciptakan sensasi geli yang perlahan menganggu ketenangan archen.
Setelah beberapa saat, archen tampak mulai terganggu, wajahnya sedikit mengernyit, dan napasnya perlahan berubah.
Meski ia masih dalam keadaan setengah tertidur, raut wajahnya seperti berusaha mengusir gangguan yang datang tanpa permisi.
Nata, di sisi lain, menahan tawa kecilnya, merasa puas melihat archen yang mulai terusik. Ia sengaja mempermainkan jarinya, berputar-putar di satu titik, lalu beralih ke titik lainnya. Akhirnya, archen membuka matanya perlahan.
"Nata, jangan menganggu ku" ucap archen dengan suara seraknya
Nata terkekeh "bangun chen, ini sudah pagi"
Archen menutup matanya menggunakan satu lengannya "nanti, aku masih ngantuk"
"okey, tapi satu kecupan?" goda nata namun tidak di tanggapi oleh archen "gak ngmong sama dengan iya, yah!"
Cup
Nata tersenyum senang setelah mengecup singkat bibir archen, ia akan membiarkan laki-laki itu untuk tidur lebih lama.
Perlahan, nata menahan diri agar tidak membuat suara sedikit pun, takut membangunkan archen yang kembali tertidur nyenyak.
Ia hanya duduk di tepi ranjang, memandang wajah archen yang damai. Tangan nata hampir terulur ingin membenahi rambut archen yang sedikit berantakan, tapi ia menahannya, tak ingin mengganggu ketenangan laki-laki itu lagi.
Dalam hati, nata merasa bersyukur bisa menghabiskan waktu bersama archen seperti ini, berbagi momen yang sederhana tapi berarti.
Nata lalu bangkit pelan-pelan dari tempat tidur, mencoba tidak membuat suara. Ia pergi ke dapur, berniat menyiapkan sarapan sederhana untuk mereka berdua.
Sambil sibuk dengan roti panggang dan teh hangat, pikirannya masih tertuju pada archen yang terlelap di kamar.
Tak lama kemudian, terdengar suara langkah pelan dari arah kamar. Saat ia menoleh, archen muncul di ambang pintu dapur, mengucek matanya yang masih terasa berat.
Archen menatap nata dengan pandangan sedikit bingung, tampak masih setengah sadar.
"Eh, lo udah bangun chen? gue pikir lo mau lanjut tidur panjang lo itu" ucap nata dengan nada bercanda
![](https://img.wattpad.com/cover/380823616-288-k271280.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby, Nerd Boy [End]
Teen FictionDi Coral Coast High School, Nata dikenal sebagai pria manis yang selalu mencuri perhatian. Dengan gaya bebasnya, dia selalu melawan arus, tidak peduli pandangan orang lain. Hidupnya penuh warna, cerita, dan petualangan yang terkadang mengundang masa...