Kantin di sekolah elit itu tampak terasa hening dan tertib, suara langkah kaki nyaris tak terdengar di atas lantai marmer yang berkilauan.
Di sepanjang rak makanan yang penuh dengan pilihan menu kelas atas, para siswa tampak sibuk menikmati makan siang mereka sambil berbincang pelan.
Saat ketenangan itu berlangsung, seorang laki-laki berkacamata dengan wajah datar melangkah masuk. Dia jarang terlihat di kantin karena biasanya menghabiskan waktu sendiri di perpustakaan atau di taman belakang sekolah, tenggelam dalam buku-bukunya atau duduk merenung dalam keheningan.
Namun, kali ini, rasa haus dan fakta bahwa dia tidak membawa bekal membuatnya terpaksa datang ke kantin.
Ia melangkah dengan tenang menuju area minuman, tanpa menunjukkan rasa canggung meskipun ini pertama kalinya dia ke sana.
Saat laki-laki berkacamata itu memilih minuman di rak, ia tak sengaja tersenggol oleh seseorang yang hendak lewat. Tanpa memperhatikan siapa yang ada di depannya, ia sekadar meminta maaf dengan suara datar dan sedikit acuh, lantas mengambil minuman dan berbalik.
Namun, baru beberapa langkah, dia merasakan suasana di sekitarnya berubah jadi lebih sunyi dan tegang.
Ternyata, yang tadi ia senggol adalah salah satu anggota dari geng the onyx sect. Seorang siswa berbadan tegap dengan ekspresi garang menatapnya dengan tajam, diikuti oleh beberapa teman gengnya yang sekarang berdiri membentuk lingkaran menghalangi jalan pria berkacamata itu.
Anggota geng the onyx sect itu tersenyum sinis, seolah merasa tersinggung oleh sikap dingin dan acuh archen.
"Hey, lo nggak lihat tadi nabrak siapa?" suara kerasnya memecah keheningan kantin, menarik perhatian beberapa siswa lain yang mulai memperhatikan dari jauh.
Archen menatap anggota geng tersebut dengan wajah tetap datar, tanpa sedikit pun menunjukkan ketakutan. "aku sudah minta maaf" jawabnya singkat
Tak berniat memperpanjang masalah. Namun, hal itu justru membuat anggota geng tersebut merasa semakin terhina.
Di tengah ketegangan itu, pria berkacamata tersebut tetap berdiri tenang, matanya tidak bergeming sedikit pun. Dalam situasi yang bagi orang lain akan terasa mengerikan, ia malah tampak tidak terganggu, seolah keberadaan geng itu hanyalah angin lalu
Jimmy berdiri lebih dekat, suaranya meninggi "minta maaf? Lo pikir itu cukup? lo tahu, kita nggak suka kalau orang-orang seperti lo ngeremehin kita."
Archen menatap jengah orang-orang di hadapannya "aku tidak meremehkan siapa pun. aku hanya mengambil minuman."
Mereka menatap dengan tajam "lo pikir bisa pergi begitu aja tanpa konsekuensi? kita nggak segan-segan ngasih lo pelajaran?" ancam leo
Laki-laki berkacamata itu mengangkat alis, masih tenang "pelajaran apa? yang kau maksud dengan mengintimidasi orang lain?"
Jimmy melengkah mendekati archen dan sedikit memajukan wajahnya "lo harusnya belajar menghormati orang-orang yang lebih kuat di sini. atau lo bakal menyesal."
Suasana semakin tegang, tetapi laki-laki berkacamata tersebut tetap teguh pada pendiriannya, berusaha untuk tidak terlibat lebih jauh dengan geng the onyx sect.
Di tengah ketegangan yang membara, seorang laki-laki manis yang memakai anting, yang sejak awal memperhatikan kejadian tersebut, tiba-tiba berdiri dan memukul meja dengan keras.
Suara pukulan yang nyaring membuat semua orang di kantin terdiam dan menoleh ke arahnya.
"Stop it, stupid!" ucap nata dingin
Anggota geng the onyx sect terlihat terkejut dengan perilaku nata tersebut. Mereka tidak menyangka bahwa ada yang berani menentang mereka di tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby, Nerd Boy [End]
Teen FictionDi Coral Coast High School, Nata dikenal sebagai pria manis yang selalu mencuri perhatian. Dengan gaya bebasnya, dia selalu melawan arus, tidak peduli pandangan orang lain. Hidupnya penuh warna, cerita, dan petualangan yang terkadang mengundang masa...