Chapter 22

266 22 3
                                    

Saat jam menunjukkan pukul tujuh malam, nata sudah menunggu dengan penuh antusias di apartemennya. Sejak tadi, ia merasa waktu terasa lama, dan kini ia sangat menantikan waktu bersama archen.

Dia berdiri di depan pintu, dengan senyum lebar yang tak bisa disembunyikan. Begitu pintu dibuka, archen muncul dengan ekspresi biasa, namun ada kilatan kehangatan di matanya saat melihat nata yang sudah menunggunya.

"Lo dateng juga, akhirnya!" seru nata dengan ceria sambil melangkah maju mendekat. Ia hampir seperti anak kecil yang menunggu hadiah, merasa gembira karena akan menghabiskan waktu bersama archen malam ini.

Archen hanya tersenyum kecil, "Tentu, kan sudah janji. gimana, kau sudah siap belajar?"

Nata mengangguk dengan semangat. "Siap banget! tapi gue juga siap buat punya alasan buat nggak belajar kalau lo yang ngajarin gue terlalu serius!" katanya sambil tersenyum nakal.

Archen hanya menggelengkan kepala, sedikit tertawa kecil. "Kita lihat nanti, kau bisa serius atau tidak"

Mereka berjalan menuju ruang tengah, nata sudah menyiapkan meja dengan buku-buku terbuka. Beberapa camilan ringan sudah ada di atas meja, dan secangkir teh hangat pun siap menemani mereka.

Nata menyenderkan tubuh di kursi dengan santai, sementara Archen mulai duduk di sampingnya, siap membuka buku pelajaran.

Mereka belajar dengan santai, tapi nata tak bisa diam. Sesekali dia menggoda archen yang terlihat sangat serius dalam mengajar.

"Lo serius banget sih, kayaknya kalau jadi guru, lo bakal bikin murid-murid pada ketakutan deh," kata nata sambil tersenyum nakal, memandangi archen yang tampak sangat fokus menjelaskan.

Archen menatapnya dengan tatapan datar, "Serius nata, kau tidak akan mengerti apa yang aku ajarkan jika kau bermain-main terus"

Nata tertawa, "Gue sih ngerti, cuma lo terlalu serius, gue takut tenggelam dalam buku terus lupa cara hidup deh."

Archen sedikit menatap tajam ke arah nata tapi tetap menjaga ekspresi seriusnya. "Kau tidak bisa serius sedikit, ya? Ini ujian, bukan main-main nata"

Nata menyandarkan punggungnya ke kursi dengan pose santai, lalu menggelengkan kepala.

"Gue serius kok, tapi kayaknya kalau belajarnya terlalu tegang, gue bisa gila deh." ucap nata

Dia kemudian mengambil secangkir teh hangat, sambil terus berbicara, "Eh, lo tau nggak, kadang gue pengen belajar kayak gini, tapi tanpa banyak tekanan."

Archen menghela napas pelan, tetapi ada sedikit senyum di bibirnya yang mulai muncul. "Kau selalu saja mencari cara agar kau tak stress"

"Ya iyalah" jawab Nata dengan nada ceria. "Lo kalau nggak nyantai, lo bakal cepet capek deh."

"Kadang kalau nggak serius, ya nggak bakal maju" archen membalas dengan nada pelan, meski ada keraguan sedikit di suara.

Nata mendekatkan wajahnya, "Tapi kalau lo terlalu serius, nanti lo bisa lupa nikmatin hidup. kayak misalnya malam ini, kita belajar bareng, sambil bercanda."

Archen mengangguk perlahan, "Mungkin kau bener juga"

Beberapa saat mereka hening, hanya terdengar suara pena nata yang menulis dan langkah kaki archen yang pindah ke sisi lain meja untuk mengambil buku.

Nata masih sibuk mengunyah snack yang ada di dekatnya, kemudian menawarkan beberapa ke Archen. "Lo nggak mau? Ini enak, lo pasti suka."

Archen menoleh, "Aku lagi tidak lapar, terima kasih."

Nata hanya mengangguk, namun tangannya tetap terulur memberikan cemilan itu kemulut archen "Makan" ucapnya

Tidak ingin berdebat lagi archen menerima suapan dari laki-laki manis itu.

My Baby, Nerd Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang