Malam ini, suasana apartemen nata terasa tenang, hanya diisi oleh suara lembaran kertas dan sesekali gumaman archen yang tengah fokus menjelaskan materi pelajaran.
Tapi malam ini nata tampaknya punya ide berbeda untuk membuat belajar terasa lebih menyenangkan untuknya, setidaknya.
Tanpa banyak bicara, nata tiba-tiba duduk di pangkuan archen, membuat laki-laki itu terdiam sejenak. "Nat, kau... serius mau belajar seperti ini?" tanya archen, dengan alis terangkat dan senyum tak percaya.
Nata tertawa kecil, memasang wajah manja sambil memiringkan kepala. "Biarin aja, chen. gue nggak mau turun, capek duduk jauh-jauh. kan, lo bisa sambil ajarin gue di sini," ujarnya sambil menyenderkan kepalanya di bahu archen.
Archen menggeleng pelan, sambil tersenyum lemah. "Kau ini... kayak anak kecil saja." tapi, meski terlihat sedikit terganggu, archen tak benar-benar protes.
Dengan sabar, dia melanjutkan penjelasannya, sesekali menyelipkan tanya untuk memastikan nata tetap fokus.
Sambil mendengarkan, nata sesekali mencolek pipi archen atau bahkan menggoda dengan lirikan jahil. "Chen, lo tuh serius banget deh. coba santai dikit" katanya sambil tersenyum lebar.
Archen memejamkan mata sejenak "Nata, kalau kau begini terus, kau mau lulus atau tidak?"
"Lulus dong, siapa yang mau nggak lulus?" nata tertawa pelan, lalu berpura-pura mendengarkan lebih serius sambil menatap mata archen.
Namun, tiap kali archen menjelaskan, nata malah menggerutu pelan, seolah dia sudah bosan, membuat archen geleng-geleng kepala.
"Kau bosan?" tanya archen
Nata mengangguk kecil "Mau kiss chen" ucapnya seperti anak kecil
"Tidak" jawab archen tegas.
"Iih chen kok gitu, kalau gak kiss aku gak bakal fokus belajar" ucap nata berpura-pura cemberut
Archen akhirnya menyerah, lalu tersenyum. "Kau memang sulit diatur, tapi kalau ini caramu supaya lebih fokus, aku turuti saja."
"Yah, gitu dong, chen." nata mengangkat bahunya sambil tersenyum senang.
Archen mengecup singkat bibir nata, namun bukan nata namanya jika hanya sekedar kecupan, ia tidak menyia-nyiakan kesempatan langsung menahan kepala archen agar memperdalam ciumannya.
Mereka saling melumat, ciuman yang awalnya lembut itu kini berubah menjadi sangat agresif, tangan archen mulai menelusup masuk kedalam kaos nata.
Lama mereka berciuman akhirnya archen melepaskan ciumannya "Sampai di sini saja nata, aku takut kelepasan" ucap archen
Nata menyeringai menggoda "It's okey baby, jika kelepasan harusnya kita selesaikan" bisik nata di telinga archen, dengan nakal ia sedikit mengigit daun telinga laki-laki itu
"Tidak nata, kita harus belajar" tolak archen
"Huh, sayang sekali" ucap nata dengan nada kecewa
Kemudian mereka kembali belajar namun nata sering kali menggoda archen, dengan mengelus pelan paha archen membuat laki-laki itu terganggu
"Nata, jangan mulai" peringat archen membuat nata tertawa kecil
Malam itu pun berlalu dengan tawa dan obrolan ringan di sela-sela pelajaran yang sesekali terganggu oleh kelakuan nata.
Meskipun belajar mereka penuh dengan gangguan nata, ada kehangatan di dalamnya yang membuat malam itu terasa berbeda, lebih hidup, lebih hangat, dan tentu saja, lebih berkesan bagi mereka berdua.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby, Nerd Boy [End]
Teen FictionDi Coral Coast High School, Nata dikenal sebagai pria manis yang selalu mencuri perhatian. Dengan gaya bebasnya, dia selalu melawan arus, tidak peduli pandangan orang lain. Hidupnya penuh warna, cerita, dan petualangan yang terkadang mengundang masa...