Chapter 35

213 17 1
                                    

Coral Coast High School yang biasanya tenang kini riuh dengan semangat perayaan ulang tahunnya, di sebuah aula besar sekolah suasana begitu meriah.

Meja-meja bundar dihias dengan lilin dan vas bunga segar, menciptakan nuansa elegan, sementara para siswa mengenakan seragam terbaik mereka, beberapa bahkan mengenakan pakaian yang lebih formal.

Lantai aula berkilauan diterangi lampu-lampu gantung besar, menambah kemewahan yang sudah melekat pada sekolah elit ini.

Semua murid, guru, alumni, dan tamu undangan yang duduk rapi, menyimak pembukaan dari seorang MC yang membawakan acara dengan penuh antusias.

Panggung utama dihias indah dengan rangkaian bunga dan lampu sorot yang memantul dari kristal-kristal di langit-langit, menambah kesan mewah pada suasana.

Namun, tiba-tiba, perhatian mereka terpecah. Seorang siswa naik ke atas panggung dengan langkah penuh keyakinan.

Penampilannya tidak biasa, ia mengenakan seragam dengan dasi yang sedikit longgar dan wajahnya tampak tegang, kontras dengan senyum dan tawa dari kerumunan di aula.

Saat itu, ruangan yang tadinya dipenuhi dengan suara obrolan dan tawa mendadak sunyi.

MC menghentikan pembicaraannya dan menoleh ke arahnya, tampak bingung. Beberapa guru berdiri, ragu-ragu, sementara siswa-siswa lainnya saling berbisik, tatapan mereka penuh tanya.

Laki-laki itu kini berada tepat di tengah panggung, di bawah sorotan lampu yang menyinari wajahnya dengan jelas. Ia menghela napas, seolah mengumpulkan keberanian untuk mengucapkan sesuatu yang berat.

Ketenangan aula berubah menjadi ketegangan yang kian terasa. Satu per satu, semua mata tertuju padanya, aula yang luas dan penuh cahaya kini terasa begitu kecil, seolah menyempit di sekitar mereka.

Semua orang menunggu dalam diam, bertanya-tanya apa yang akan ia katakan atau lakukan, dalam momen yang mendadak terasa penuh makna dan sangat mendebarkan.

Di atas panggung, louis berdiri tegak dengan ekspresi penuh tekad, namun, suasana memanas ketika tiba-tiba terdengar keributan dari sudut aula.

Geng The Onyx Sec berdiri dari kursi mereka, raut wajah mereka menegang, mata mereka menatap tajam ke arah louis, penuh ancaman. Mereka bergegas menuju panggung, gerakannya agresif, berusaha menghentikan langkah louis.

Di tengah aula yang penuh ketegangan itu, anggota geng The Dark Shadows dengan cepat menyadari ancaman tersebut. Tanpa ragu, mereka melangkah maju, menghadang langkah-langkah cepat The Onyx Sec. Mereka dengan kasar menahan geng The Onyx Sec untuk melindungi louis.

Kegaduhan dan desis bisikan memenuhi aula. Para siswa di barisan depan mulai mundur, ketakutan namun penuh rasa ingin tahu.

Di sisi lain, louis tak bergeming. Ia menghela napas, pandangannya tetap fokus, seolah memantapkan niatnya. Ia tahu ini adalah saat yang ditunggu-tunggu, waktu di mana ia harus mengungkapkan kebenaran, terlepas dari bahaya yang mengintainya.

Sorot lampu yang membanjiri panggung membuatnya tampak menonjol di tengah aula besar, berdiri tegak dengan keberanian yang tak terbantahkan, sementara dua geng saling berhadapan dalam ketegangan yang seolah mengunci setiap orang di tempatnya.

Louis mengenggam erat mikrofon di tangannya dengan sedikit bergetar, tapi ia menguatkan diri. Para penonton masih terpaku, ketegangan di sudut aula semakin memanas saat The Onyx Sec mencoba memberontak dari cegatan geng The Dark Shadows.

"Aku... aku ingin kalian semua tahu sebuah fakta, suatu hal kelam yang ada di sekolah kita ini." ucap louis dengan suara sedikit bergetar

"Louis, hentikan! lo Jangan bikin masalah di sini!" teriak santa emosi, mencoba menghentikan louis

My Baby, Nerd Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang