Nueve

3 1 0
                                    

Keesokan harinya, El datang ke sekolah seperti biasa. Begitu ia memasuki kelas, teman-teman bandnya yang juga sekelas dengannya-Reza, Dani, Siska, dan Rina-sudah menunggunya di depan pintu kelas dengan ekspresi penasaran. Reza segera menghampirinya, tampak sedikit cemas.

Reza (dengan nada gugup)
"El, lo udah tau belum? Kita dipanggil Bu Yuni, guru BK!"

El (bingung)
"Hah? Dipanggil? Serius? Emangnya kenapa?"

"Kabarnya Bu Yuni denger kita latihan band kemarin di studio musik sekolah. Gue gak tau pasti kenapa, tapi katanya kita semua disuruh ke ruang BK sekarang." ucap Dani.

Siska (mengangkat bahu)
"Gue sih penasaran. Kayaknya ada yang seru nih."

Tanpa menunggu lebih lama, mereka berlima berjalan bersama menuju ruang BK. Sepanjang perjalanan, mereka berbisik-bisik, mencoba menebak-nebak alasan pemanggilan ini. Sesampainya di sana, Bu Yuni sudah menunggu di dalam ruangan dengan senyuman ramah.

Bu Yuni (mengangguk dan mempersilakan masuk)
"Masuk dulu, anak-anak. Ada hal yang ingin saya bicarakan dengan kalian."

Mereka semua masuk dan duduk berhadapan dengan Bu Yuni, yang masih tersenyum sambil melihat mereka satu per satu. El merasa sedikit gugup, tapi juga penasaran.

Bu Yuni (sambil tersenyum)
"Saya dengar kalian sering latihan band di studio musik sekolah, ya?"

Rina (tersenyum canggung)
"Iya, Bu. Kami memang latihan buat persiapan acara sekolah nanti."

Bu Yuni (mengangguk antusias)
"Bagus sekali. Saya kebetulan mendengar kalian latihan kemarin, dan saya sangat terkesan. Permainan kalian sudah terdengar bagus dan profesional. Sudah berapa lama kalian latihan bersama?"

"Baru beberapa minggu, Bu. Kita juga masih coba-coba."

Bu Yuni (tersenyum puas)
"Justru itu yang membuat saya kagum. Dalam waktu singkat, kalian sudah menghasilkan musik yang rapi dan enak didengar. Karena itu, saya punya usul untuk kalian. Bagaimana kalau kalian menjadi band resmi sekolah?"

Semua anggota band langsung saling bertatapan, terkejut dan senang pada waktu yang sama. Mereka tidak menyangka latihan mereka mendapat perhatian dari pihak sekolah.

El (semangat)
"Serius, Bu? Maksudnya, kita bakal jadi band resmi sekolah?"

Bu Yuni (mengangguk)
"Betul sekali. Kalau kalian setuju, saya akan bicara dengan kepala sekolah dan beberapa guru untuk mengesahkan kalian sebagai band sekolah. Dan bukan hanya itu, ada beberapa kompetisi musik antar sekolah yang akan diadakan dalam waktu dekat. Saya ingin kalian jadi perwakilan sekolah. Gimana, kalian setuju?"

Senyuman lebar langsung muncul di wajah mereka. Reza dan Dani tampak bersemangat dan langsung mengangguk.

Reza (antusias)
"Kita siap, Bu! Kita bakal latihan lebih giat lagi!"

Siska (senang)
"Iya, Bu. Terima kasih banget atas kepercayaannya."

"Bagus. Saya senang kalian mau. Kalian adalah band yang berbakat dan sangat berpotensi. Selamat ya, anak-anak!"

Mereka berlima tersenyum lebar dan mengucapkan terima kasih. Ini adalah kesempatan yang mereka impikan sejak awal terbentuknya band. El dan teman-temannya keluar dari ruang BK dengan perasaan senang dan bangga, membicarakan tentang persiapan latihan mereka selanjutnya. Mereka sudah membayangkan langkah besar yang akan mereka ambil bersama sebagai band sekolah, dan tekad mereka semakin kuat untuk menjadi yang terbaik.

Setelah selesai berbicara dengan Bu Yuni, El dan teman-teman bandnya-Reza, Dani, Siska, dan Rina-kembali ke kelas dengan senyum yang sulit mereka sembunyikan. Begitu mereka masuk ke dalam kelas, beberapa teman langsung menyadari ada yang berbeda dari ekspresi mereka. Beberapa murid mulai berbisik-bisik, penasaran dengan apa yang baru saja terjadi.

Never Flat Where stories live. Discover now