Pondok 2

16 2 0
                                    

Beberapa minggu setelah El menetap di pondok barunya, kehidupan di sana mulai berjalan lebih lancar. Ia mulai terbiasa dengan rutinitas dan akrab dengan teman-teman barunya. Suasana di pondok ini jauh lebih tenang dan mendukung, dan El merasa lebih mampu berkembang, baik dari segi kepribadian maupun akademik.

Suatu hari, saat sedang duduk di kelas, ustadz kepala asrama datang dan mengumumkan sesuatu yang menarik perhatian seluruh santri. "Besok, kita akan kedatangan guru bahasa Inggris baru. Beliau lulusan luar negeri dan akan mengajar kita semua. Semoga kalian bisa memanfaatkannya dengan baik," ucapnya dengan nada semangat.

Berita itu menyebar dengan cepat di seluruh pondok. El sendiri sangat tertarik. Sejak dulu, ia memang punya minat terhadap bahasa, terutama bahasa Inggris, namun ia belum pernah mendapatkan kesempatan belajar yang serius. Ini mungkin saatnya untuk lebih mendalami bahasa tersebut.

Keesokan harinya, El datang lebih awal ke kelas bahasa Inggris. Ia ingin tahu seperti apa sosok guru baru yang akan mengajar mereka. Tak lama kemudian, seorang pria muda dengan kemeja rapi dan wajah ceria masuk ke kelas. Wajahnya tampak ramah dan penuh semangat.

"Assalamu’alaikum, semuanya!" sapanya dengan aksen yang jelas, namun tidak sepenuhnya terdengar seperti orang lokal. “Nama saya Pak Arya, dan saya akan mengajar kalian bahasa Inggris mulai hari ini.”

Semua santri, termasuk El, duduk dengan penuh perhatian. Pak Arya lalu memperkenalkan dirinya, menceritakan latar belakangnya yang pernah belajar dan tinggal di Australia selama beberapa tahun. "Bahasa Inggris itu bukan hanya tentang menghafal kata-kata atau grammar, tapi bagaimana kalian bisa menggunakannya untuk berkomunikasi, berpikir kritis, dan menjelajahi dunia yang lebih luas," jelasnya dengan antusias.

El langsung merasa terinspirasi. Cara Pak Arya berbicara sangat berbeda dari guru-guru lain. Ia tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga mengajarkan bagaimana bahasa adalah alat yang bisa membuka banyak peluang.

Selama beberapa bulan ke depan, El semakin sering terlibat aktif dalam kelas bahasa Inggris. Ia mulai lebih percaya diri berbicara dalam bahasa asing tersebut. Pak Arya sering memberikan tugas-tugas yang menantang, seperti membuat presentasi dalam bahasa Inggris, menulis esai, atau bahkan mengadakan debat dalam bahasa tersebut.

Suatu hari, setelah kelas berakhir, El mendekati Pak Arya dengan rasa ingin tahu. "Pak, saya ingin bisa lebih lancar berbicara bahasa Inggris. Apa yang bisa saya lakukan selain belajar di kelas?"

Pak Arya tersenyum hangat. "Itu pertanyaan yang bagus, El. Kuncinya adalah latihan, sebanyak mungkin. Coba biasakan untuk berbicara dengan diri sendiri dalam bahasa Inggris, baca buku atau artikel dalam bahasa Inggris, dan kalau bisa, tonton film atau video tanpa subtitle. Semakin sering kamu mendengar dan berbicara, semakin lancar kamu akan jadi."

Sejak saat itu, El mulai lebih serius. Setiap hari ia meluangkan waktu untuk membaca buku dalam bahasa Inggris, menonton film atau video di YouTube, dan kadang mencoba berbicara sendiri di kamar. Pak Arya juga sering memberikan tugas tambahan untuk El, yang selalu diterimanya dengan senang hati.

Hasilnya, dalam beberapa bulan, kemampuan El meningkat drastis. Ia bisa berbicara dengan lebih lancar, memahami teks yang lebih kompleks, dan bahkan mulai merasa nyaman ketika berdebat dalam bahasa Inggris selama kelas.

Pada suatu sore, setelah mengikuti sebuah presentasi dalam bahasa Inggris di hadapan seluruh kelas, Pak Arya memanggil El untuk berbicara secara pribadi.

"Kamu sudah berkembang pesat, El. Aku bisa melihat bakat yang besar dalam dirimu. Kalau kamu terus konsisten, bahasa Inggris bisa jadi salah satu kekuatanmu. Siapa tahu, suatu hari kamu bisa melanjutkan studi ke luar negeri."

Mendengar itu, El merasa bangga dan termotivasi. Ia tahu bahwa perjalanan ini masih panjang, tapi sekarang ia punya tujuan baru—untuk menjadi ahli dalam berbahasa, terutama bahasa Inggris. Pak Arya bukan hanya sekadar guru baginya, tetapi mentor yang membuka jalan baru dalam hidupnya, membantunya melihat dunia dari perspektif yang lebih luas.

Never Flat Where stories live. Discover now