Kelulusan

3 1 0
                                    

Pagi itu, sinar matahari menembus tirai kamar kos El, menerangi ruangan kecil yang sudah menjadi tempat tinggalnya selama beberapa tahun terakhir. Ia terbangun perlahan, masih merasa berat dan enggan beranjak dari kasur. Matanya menatap langit-langit, merenung sejenak bahwa hari ini adalah hari besar—hari kelulusan. Suatu pencapaian yang selama ini ia perjuangkan dengan banyak pengorbanan, termasuk kehilangan orang tuanya yang sangat ia cintai.

El menarik napas panjang, mencoba membangkitkan semangat. Kakinya kemudian menyentuh lantai dingin kamar kos, dan ia bangkit perlahan. Kamar kecil ini penuh dengan benda-benda sederhana, namun sarat makna. Ada foto orang tuanya yang ia tempatkan di atas meja belajar, selalu menjadi pengingat bagi El untuk terus maju.

Tanpa banyak berpikir, El melangkah menuju kamar mandi yang letaknya di ujung lorong. Ia membasuh wajah, menatap bayangannya di cermin. “Ini untuk kalian, Ayah, Ibu,” gumamnya pelan sambil tersenyum kecil. Ada sorot mata yang penuh harapan dan kepercayaan diri. Selesai mandi, ia kembali ke kamarnya, mulai mencari-cari pakaian terbaiknya. Hari ini adalah hari spesial, dan ia ingin tampil sebaik mungkin.

Sambil mengenakan pakaian, El mengecek ponselnya dan membaca pesan yang masuk dari orang tua Nana. Mereka menawarkan untuk menjemput dan berangkat bersama ke acara wisuda. Tawaran itu membuat El merasa sedikit lebih ringan. Sejak kehilangan orang tuanya, orang tua Nana sudah seperti keluarga sendiri baginya, selalu ada dan mendukung setiap langkah yang ia ambil.

“Siap-siap ya, kami akan segera berangkat,” bunyi pesan singkat dari orang tua Nana. El membalas cepat, menenangkan mereka bahwa ia hampir siap.

Ia mengenakan kemeja putih bersih, dengan jas hitam yang sudah disiapkannya sejak malam. Setelah itu, ia merapikan rambutnya, memastikan semuanya terlihat rapi dan sopan. Sesekali, ia menatap foto orang tuanya di meja, seakan sedang berbicara dalam hati. "Hari ini aku sudah sampai di sini, dan kalian adalah alasan aku bisa melangkah sejauh ini."

Dengan setelan pakaian rapi, El memeriksa tasnya, memastikan semua dokumen yang diperlukan sudah tersimpan rapi. Ia juga mengambil ponselnya, mengirim pesan singkat pada Nana, “Hari ini, kita berhasil, Na.” Nana langsung membalas dengan antusias, mengingatkan El untuk tidak terlambat.

Setelah semuanya siap, El menarik napas panjang sekali lagi, mencoba mengusir rasa gugup yang samar muncul. Ia menatap kamar kosnya sekali lagi, ruangan kecil yang telah menjadi saksi perjuangannya selama ini. Dengan perasaan yang campur aduk antara bahagia dan haru, El pun melangkah keluar, bersiap untuk menghadapi hari wisuda yang telah lama ia nantikan.

Di depan gang kost El, mobil keluarga Nana berhenti perlahan. Dari balik jendela, Nana melihat gang kecil yang sudah tak asing lagi baginya—gang yang sering ia kunjungi untuk bertemu sahabat terbaiknya. Dengan senyum kecil, Nana membuka pintu mobil dan melangkah keluar, lalu menyusuri gang sempit itu dengan langkah ringan.

Sepanjang jalan, Nana memperhatikan setiap rumah dan kos yang berderet di kanan dan kiri. Tempat ini sederhana, tetapi ia tahu betul betapa El menghargai tempat ini, seakan setiap sudutnya menyimpan cerita perjuangan El selama masa kuliah. Beberapa anak kos yang sedang beraktivitas menatap Nana dengan ramah, sebagian sudah mengenalnya sebagai teman El.

Setibanya di depan pintu kamar kos El, Nana mengetuk perlahan sambil memanggil namanya. “El, gue udah di sini!” serunya dengan nada antusias.

Tak lama, pintu terbuka, dan tampak El yang sudah rapi dengan jas hitam dan kemeja putih. Melihat El dalam tampilan resminya itu membuat Nana tersenyum bangga. “Wih, udah kayak pejabat aja, nih!” candanya sambil tertawa kecil, mencoba mencairkan suasana.

El hanya tersenyum kecil, terlihat sedikit canggung dengan pujian itu. “Ah, lebay banget lo, Na,” jawabnya, tetapi ia tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Bertemu Nana membuat perasaannya yang sempat tegang menjadi lebih tenang.

Never Flat Where stories live. Discover now