Dion
Akhirnya hari ini tiba. Malam pergantian yang sudah kami para BPH rancang selama 2 bulan terakhir. Tidak seperti tahun kemarin yang dilaksanakan pada bulan Juli, Annika memberi saran untuk kami memajukan pergantian menjadi pertengahan Juni. Dan setelah pertimbangan yang cukup panjang, akhirnya kami menyetujui dan malaksanakannya. Meski akhirnya kami harus memadatkan jadwal kelas divisi dengan jadwal kepanitiaan Malam Pergantian, dengan semua drama yang memusingkan ditambah dengan tugas kampus, UAS, dan uang kas yang akhirnya bisa meningkat, akhirnya kami ada di tahap ini.
Ternyata ini rasanya. Ini yang dibicarakan BPH sebelumku. Begini perjalanan panjang yang telah kami lalui. Lega, senang, bangga, sedih, sedikit kecewa, marah, gembira, haru, tidak percaya, dan tentunya ditambah dengan sedikit kekhawatiran. Yang menjadi pimred dan wapimred adalah Winda dan Lukman. Keduanya memang mantan BPH ku, tapi aku dan Annika pun tidak menyangka keduanya juga dipilih para anggota.
Dan sekarang pukul sebelas malam. Bersama para BPH-ku dan dua pasang kandidat pimred dan wapimred lainnya menyambut para alumni, termasuk diantara tamu kehormatan yang jarang datang disetiap acara, Kang Herman. Awalnya aku agak terkejut dengan kedatangannya, namun dari senyuman dan sorot matanya yang tenang, aku merasa jauh lebih lega. Apalagi pertemuan kami sebulan lalu, dan aku mengatakan padanya secara sembunyi-sembunyi bagaimana akhirnya hubunganku dengan Gennie langsung berakhir dengan baik sesaat setelah kami kepergok pacaran olehnya. Dan Kang Herman hanya menanggapi dengan senyuman dan sorot yang sama seperti hari ini.
Berbicara soal Gennie, kini kami duduk bersebrangan, dia duduk bersama Bunga, Annika, dan Winda yang selalu akrab. Dan dari jarak ini, aku masih mencintainya. Masih menyayanginya. Masih menjadi teman terdekatnya. Dan masih jadi orang pertama yang dia hubungi saat semuanya terasa tidak beres. Sebagai contohnya, sekitar 2 bulan dan 3 hari lalu, Gennie menghubungiku untuk membantunya mengantar Ibu-nya ke Bandara Soekarno-Hatta bersama Kang Vian dan Bang Febri. Dan aku memenuhinya, dan untuk pertama kalinya aku dan Mama bertemu dengan Tante Rosie—Ibunya Gennie. Ada harapan yang penuh di dadaku seakan melambung tinggi, apalagi setelah melihat Tante Rosie menghilang ditelan lautan manusia, Gennie menghampiriku dengan mata berkaca-kaca dan aku memeluknya dengan upaya menenangkannya.
Mungkin aku tidak perlu menjelaskan sisa acara pada Malam Pergantian ini. Tapi yang harus kalian tahu, aku akan selalu bangga pada tim yang aku dan Annika bangun ini. Dan untuk itu, Annika mengundang seluruh BPH untuk merayakan keberhasilan satu periode kami di rumahnya hari Jumat nanti.
"Teh Anna bakal masak lagi, Teh?" tanya Gennie, saat kami dalam perjalanan menuju rumah Annika, sehabis berkumpul di TC.
"Anna udah gak masak sejak Februari. Dia udah ganti hobi lagi, sekarang," jawab Annika, duduk di sampingku yang sedang mengemudi. Dia ikut berkumpul hanya untuk bentuk solidaritas, karena semua BPH berkumpul, jadi dia ikut berkumpul. "Dia balik lagi jadi balerina, Gen. Keren, deh. Juli nanti dia penampilan pertama, lho," sambungnya dengan senyuman yang begitu lebar.
"Jadi itu alasan Lu mindahin tanggal Maper yang awalnya Juli jadi Juni?" senggol Nathan, duduk dibelakang bersama Gennie dan Bunga.
"Iya, kenapa? Gak suka, Lu?" sewot Annika malah kami beri kekehan. Kami tahu betapa besar sayang Annika pada Anna. Jadi harus kami maklumi kadang keputusannya agak egois namun tetap logis secara bersamaan.
"Tapi karena Maper tahun ini dimajuin, lebih banyak yang ikut, ketimbang tahun kemarin. Mungkin karena tanggalnya juga gak terlalu mepet sama UAS tapi gak pas tanggal libur semesteran juga, kan. Jadi belum pada balik," timpal Bunga. Logis yang aku maksud sadari awal kenapa aku menyetujui Maper ini pada bulan Juni.
"Tuh, Nath! Pinter dikit kayak Bunga. Jangan nyenggol aku mulu, dah!" celetukkan Annika hari ini benar-benar membuat perutku sakit karena menahan tawa. "Eh, Bunga. Aku baru inget. Nanti aku mau kenalin kamu sama sahabat aku dan Dion. Gapapa, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Apple Flower of Our Heart
RomanceDion dan Eve hanya berpacaran 5 bulan saat SMA, dan saat kuliah ternyata mereka harus bekerja sama di Komunitas Action Creative Studio dengan Dion sebagai Ketua dan Eve sebagai sekretarisnya. Masalah mereka tak hanya pada perasaan yang belum selesai...