Gennie
Bunga selalu diartikan dengan sebuah perayaan. Seperti bunga mawar, yang berarti perayaan penuh cinta, karena itu seseorang akan memberikan mawar kepada kekasihnya. Bunga matahari yang bisa diartikan perayaan persahabatan atau pun bisa juga kesembuhan, karena selain warnanya yang kuning cerah, juga karena bunga matahari dapat dimanfaatkan biji bunga mataharinya. Bunga melati untuk perayaan kesakralan, kesucian, dan kepolosan karena itu melati ada pada pernikahan dan pemakaman. Well, setidaknya itu yang aku tangkap.
Sampai pada hari ini aku harus memilih bunga untuk dua orang yang begitu berarti. Kepalaku begitu kosong untuk memilih, padahal bunga adalah salah satu hal yang paling kusukai. Mungkin saja karena dua bunga ini memiliki makna yang sangat terbalik. Yah, itulah alasannya.
Nini kembali masuk IGD dua hari lalu, dan hari ini Mas Dion sedang sidang skripsi dan aku diundang dalam perayaannya itu. Meski keluarga Santosa tidak memberatkan aku harus membawa bunga, aku tetap ingin membawanya sebagai tanda apresiasi tertingginya, sekalian sebagai perwakilan ketidak hadiran Nini hari ini. Beberapa hari sebelum Nini tumbang, beliau bercerita bahwa dia ingin ikut hadir dalam setiap perayaan yang Mas Dion lalui, karena mereka berdua membuat janji untuk dipenuhi. Tapi seperti yang sekarang terjadi, Nini tidak bisa hadir, jadi akulah yang akan mewakilinya.
"Mau bunga untuk siapa, Teh?" Teteh Florist akhirnya turun tangan setelah sekitar lima menit aku diam di depan bunga-bunga yang dia jual.
"Aku mau beli dua buket, Teh. Yang satu buat seseorang yang spesial yang habis skripsian. Satunya lagi untuk Nenek saya yang lagi sakit." Meski aku tidak yakin apakah bunga diperbolehkan, tapi aku ingin tetap memberikan khusus untuk Nini.
"Seseorang yang spesial ini siapa, kalo boleh tau? Pacar atau sahabat, mungkin? Biar saya bisa pilih bunga dan merangkaian sesuai dengan hubungan Teteh dengan dia," pertanyaan yang cukup sulit. Tapi aku selalu tahu jawaban yang pas untuk menggambarkan Mas Dion.
"Iya, Teh. Dia pacar saya." Memang kami tidak melebeli lagi hubungan ini, tapi aku yakin semua mata mengetahui apa yang kita miliki. Begitu juga kalian, kan? "Oh, dan satu lagi untuk sahabat perempuan saya, mereka kebetulan sidang bareng," tambahku.
"Ok, Teh. Saya buat dua untuk ucapan 'Selamat atas sidang skripnya' untuk pacar dan sahabat Teteh, dan 'Semoga lekas sembuh' untuk Nenek-nya. Tunggu sebentar, yah. Mau request bunga dan warna, mungkin?"
"Nenek saya suka warna ungu, jadi dominasikan warna itu. Kalo pacar saya warna krem, coklat, hitam kalo ada, tapi jangan girly, yah Teh, yang keliatan buat cowok banget. Untuk sahabat saya, harus warna pink pastel," pintaku. Dan Teteh Florist mengiyahkan, lalu memilih bunga yang kebanyakan warna putih. Lalu pikiranku berkelana tak tentu arah sampai ponselku berbunyi nyaring karena panggilan masuk. Panggilan yang seharusnya kuangkat nanti, tapi aku terlalu berharap banyak. Dan berakhir dengan panggilan mematikan yang membuatku lemas seharian.
***
Dengan baju formal berupa kemeja putih, dasi hitam, jas dan celana kain hitam, Mas Dion keluar dari ruangan dengan wajah lega dan senang. Dia menerima banyak tos dan pelukan dari teman-teman seberjuangannya. Dan aku diam bersama Teh Annika, Teh Anna, Teh Rita, Teh Tori, Kang Rizky, dan Kak Nathan, kami agak memojok dengan wajah sembabku dan wajah murung mereka, menunggu Mas Dion dan Teh Bunga menghampiri.
Sesaat aku melihat wajah gembira Mas Dion menangkapku dan dia mendekati kami, aku merasa sangat bersaah jika harus membagi kabar ini pada hatinya yang berbahagia. "Aku nitip bunganya aja, yah, Teh. Mau nyusul yang lain ke rumah sakit," pintaku kepada Teh Anna yang wajahnya begitu iba dan mata sedikit memerah.
![](https://img.wattpad.com/cover/385892696-288-k103291.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Apple Flower of Our Heart
RomanceDion dan Eve hanya berpacaran 5 bulan saat SMA, dan saat kuliah ternyata mereka harus bekerja sama di Komunitas Action Creative Studio dengan Dion sebagai Ketua dan Eve sebagai sekretarisnya. Masalah mereka tak hanya pada perasaan yang belum selesai...