Yeonjun tahu, Yeonjun mengerti, sampai kapanpun perhatian dan kasih sayang yang Soobin berikan takkan lebih dari sekedar kata 'SAHABAT'
Ada satu waktu di mana semua hal yang Soobin lakukan untuknya membuat Yeonjun frustasi. Terlebih dirinya dan Soob...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ini sudah dua minggu..
Yeonjun menjalankan segalanya dengan setengah-setengah. Tidak ada semangat dan rasanya sangat melelahkan. Kerinduan yang tertanam di dalam hati Yeonjun, setiap harinya tumbuh semakin besar.
Yeonjun memang harus menjalankan hari-harinya tanpa Soobin hingga batas waktu yang tak pasti. Tetapi jika terus seperti ini, rasanya Yeonjun tak sanggup untuk melanjutkan hidup lebih lama lagi.
Yang lebih melelahkan adalah...
Hampir setiap hari Lia selalu berada di sekitarnya. Menanyakan keadaannya, memperhatikannya dan selalu memberikan kata-kata penenang untuknya.
Meskipun Lia melimpahkan seluruh hati dan cinta untuknya, akan tetapi hati Yeonjun tetap setia hanya untuk Soobin. Tak bergerak sedikitpun ataupun berpaling dari Soobin.
Jadi ketika Lia mencoba mengambil simpatinya ataupun kasih sayangnya, Yeonjun tak terlalu menanggapinya. Karena semua perasaannya untuk Lia sudah benar-benar habis dan tak tersisa lagi.
Yeonjun memang merasa bersalah karena bersikap acuh kepada Lia. Tetapi jika Yeonjun menanggapi segala hal yang Lia lakukan padanya, itu artinya Yeonjun hanya akan memberikan harapan palsu kepada Lia. Sebuah harapan tak pasti yang hanya akan menyakiti hati Lia lebih dalam lagi.
Sebesar apapun usaha Lia, sampai kapanpun hatinya takkan pernah bisa disentuh lagi. Hatinya yang telah pergi, terbawa jauh bersama Soobin. Yeonjun bahkan tak tahu, kapan Soobin akan datang dan membawa hatinya kembali.
Siang ini..
Kantin sangat ramai..
Yeonjun duduk sendirian, bahkan moodnya sangat buruk. Makanan yang tersaji di atas meja hanya Yeonjun aduk-aduk saja dan Yeonjun tak berniat untuk memakannya.
Rasanya sangat bosan, Yeonjun ingin segera kembali bekerja. Tetapi setelah jam makan siang nanti, Yeonjun masih harus mengikuti mata kuliah lainnya. Jadi Yeonjun hanya bisa pasrah dan memaksakan dirinya untuk tetap melewati waktu kuliah yang terasa semakin membosankan.
Bruk!
Tanpa bisa diduga, Yeonjun dikejutkan dengan kedatangan Lia. Tiba-tiba saja Lia menubruk punggungnya dan melingkarkan kedua tangannya di lehernya dari belakang. Lia memeluknya begitu erat atau lebih tepatnya seperti mencekiknya. Bahkan saat ini Lia menggoyang-goyangkan dirinya ke kanan dan ke kiri.
" Babe, aku kangen banget. " Lia masih terus bergerak ke kanan lalu ke kiri dan secara otomatis tubuh Yeonjun ikut bergerak ke kanan lalu ke kiri. Semua ini membuat Yeonjun frustasi dan lingkaran tangan Lia di leher Yeonjun membuat Yeonjun merasa semakin sesak.
" Akh Lia, tolong lepaskan! a-aku sulit bernafas. " menyadari Yeonjun tak nyaman dengan pelukannya, Lia segera melepaskan kedua tangannya yang masih melingkar di leher Yeonjun.
" Maaf babe.. " ucap Lia dengan nada lesu, kemudian mendudukkan dirinya pada kursi kosong yang berada di sebelah Yeonjun.
Dengan serius, Lia menatap wajah Yeonjun yang terlihat pucat. Tak ada semangat, bahkan Lia bisa melihat makanan di atas meja yang nampak masih utuh dan sedikitpun tak disentuh oleh Yeonjun.