Istanbul, Juli 2022
Tulisan ini sebenarnya sudah sejak lama saya rencanakan, mengingat ada banyak sekali cerita yang kiranya menarik dan perlu untuk didokumentasikan lewat tulisan. Tapi karena baru-baru ini ada waktu yang pas, saya baru bisa membuat tulisan ini sekitar 3 bulan setelah cerita ini selesai.
Tulisan ini bercerita tentang pengalaman saya di Istanbul yang saya rasa gila banget. Tentang kehidupan masyarakat Istanbul, tentang kerja di pabrik, dan tentang nasib TKI yang terlantar disana. Mereka yang bekerja mengumpulkan duit hanya untuk sekedar bisa pulang. Berhasil bawa badan doang juga sudah benar-benar bersyukur. Silahkan baca tulisan ini sampai selesai agar bisa diambil manfaat dan informasinya secara maksimal.
Perjalanan ke Istanbul sudah direncanakan sejak berhari-hari sebelumnya. Tujuan utama saya pergi kesana ya karena ingin menghadiri acara 1 dekade berdirinya IKPM Turki. Ada beberapa lomba yang diselenggarakan, ditutup dengan kumpul bersama yang diiringi banyak pertunjukan luar biasa yang mengundang decak kagum dan tepuk tangan penonton. Kebetulan saya waktu itu sebagai salah satu peserta lomba futsal perwakilan dari IKPM Turki cabang Kutahya.
Yang jadi pertanyaan adalah, apakah kesana hanya sekedar ikut acara, abis itu pulang lagi? Atau menetap disana beberapa waktu untuk bekerja? Rata-rata banyak dari kami mahasiswa TOMER yang sudah selesai program B2. Yang belum selesai seperti saya pun ada jatah libur setengah bulan. Jadi banyak yang berpikir, daripada menganggur dan tidak ada kerjaan, lebih baik bekerja. Begitu juga saya berpikir seperti itu. Apalagi saya juga sudah rencana akan pindah kota yang dimana, tentu saja perlu mengeluarkan banyak uang. Saya juga malu dong kalo meminta uang lebih ke orang tua. Walaupun itu kebutuhan, tapi bagi saya, kurang elok meminta tambahan jajan lagi ke orang tua. Karena ya saya tau, jajan sebelumnya itu banyak lebihnya, tapi tidak bisa saya tabung banyak. Ya, apalagi laki-laki, akan ada kepuasan sendiri tatkala bisa jajan dengan uang hasil jerih payah sendiri.
Diawal-awal bulan Juni sampai pertengahan, saya yakin dan mantap ingin pergi ke Istanbul lalu dilanjut dengan bekerja. Tapi di akhir, saya mulai ragu, karena ada beberapa pelajar seperti saya yang tertangkap polisi. Wah, jadi ragu kan saya ya. Saya coba pastikan ke teman saya, Irham bertanya tentang apa yang terjadi sebenarnya disana, ya kan. Saya kira dia tertangkap juga. Tapi Alhamdulillah nya dia gak tertangkap. Jadi tuh kata dia, nanti kerja disana tuh ada bos (Bahasa Turki nya Patron) yang akan mengarahkan kita kerja dimana. Jadi sistem kerjanya, pabrik minta jatah pekerja dari mereka. Lalu mereka mengirim kami-kami ini untuk bekerja di pos-pos pabrik yang kosong. Kala itu adalah musim panas di Istanbul. Jadi kebutuhan pekerja banyak. Gaji kami akan dibagikan tiap minggunya. Besaran gajinya pun lumayan, paling kecil nya 170 tl/sehari kerja. Kalau dirupiahkan berkisar di 160rb rupiah. Dan untuk bekerja disana, gak diperlukan keahlian apapun, dan bisa bekerja untuk berapa hari pun tanpa ada ikatan kontrak. Dan kami nggak usah khawatir tentang tempat tinggal karena nanti akan disediakan. Bulanannya juga hanya 300 tl, yang pasti hanya dengan seminggu kerja sudah tertutup itu tagihannya. Bagi kami mahasiswa/pelajar yang banyak kebutuhannya, tawaran ini pastilah menggiurkan. Sebenarnya ada sih beberapa teman saya yang udah dapat kerja di Kutahya, jadi Waiter atau sesimpel nyuci mobil. Tapi karena melihat nominal gaji yang lebih besar, apalagi di Istanbul, tiap weekend nya bisa liburan kan ya. Jadi bisa kerja sekalian liburan dah. Jadinya, di bulan Mei sudah banyak teman-teman saya yang pergi ke Istanbul untuk bekerja. TOMER mereka pun sudah selesai, sedangkan kuliah juga baru akan dimulai akhir September. Kan waktu kosongnya banyak banget ini mah. Hitung-hitungannya kalau kerja sebulan-dua bulan pun lumayan banget kan hasilnya. Tapi akhirnya, harapan gak sesuai keinginan, ketika ada beberapa teman yang ditangkap polisi di hari ketiga mereka bekerja. Istilahnya mereka belum dapat apa-apa lah ya. Jadi singkatnya, mereka belum kebagian tempat tinggal, jadilah mereka tidur di kantor bos. Waktu itu, mereka kebagian kerja di shift malam. Dan pastinya waktu tidur mereka ya pagi sampai siang. Nah, ketika mereka tidur, pintu kantor terbuka dan polisi masuk ke dalam. Bos pun sedang keluar. Mereka terbangun kaget melihat sudah ada polisi di sana. Mereka langsung dibawa ke penjara, tanpa ditanya apapun. Bayangin, mereka dua hari di Penjara Turki. Waktu diinterogasi digebukin mereka itu. Dan waktu mereka menjawab bahwa mereka adalah pelajar dan memiliki kartu izin tinggal IKAMET di Turki, polisinya kaget kan. Jadi saya beri tahu, di daerah Istanbul sana banyak sekali imigran illegal yang kebanyakan datang dari daerah perang seperti Suriah, Afganistan dan lain-lain. Polisi biasanya itu menangkap mereka. Dan mungkin bisa dibilang ada targetnya per hari, itu desas-desus yang saya dengar. Sedangkan kita ini kan pelajar, bukan penduduk illegal seperti imigran yang mereka ingin tangkap. Walaupun tetap saja sih, kami pakai izin tinggal pelajar, bukan pekerja. Setelah dua hari yang panjang pastinya buat mereka, mereka akhirnya bisa bebas, itupun setelah membayar kalau gak salah 2000 tl. Tiap orang iuran 200 tl dan akhirnya diantarkan ke kota. Ya mau gak mau kan, karena penjara dari pusat kota sangatlah jauh dan gak bisa pergi sendiri kalau gak dianterin. Setelah bebas, ada beberapa yang langsung pulang ke Kutahya, tapi ada juga yang masih terus cari peruntungan. Mungkin, dalam pikirannya, belum balik modal ke Istanbul pun, belum dapat apa-apa. Yang dapat shift pagi pun, yang kemaren selamat, setelah dapat kabar itu banyak yang pulang untuk cari aman. Walaupun lebih banyak yang stay daripada leave. Tapi yang tertangkap kemarin sih kebanyakan milih untuk leave. Saya sendiri diyakinkan sama Irham, teman saya, "Aman kok, tenang aja. Kemarin tuh karena apes aja. Tapi kalo lu dah dalam apartemen tuh aman. Gak bakalan polisi masuk. Lagian kemaren tuh karena polisinya asal main tangkap. Kalau misal ketemu di jalan, ditanya ngapain disini. Bilang aja lagi liburan musim panas di Istanbul. Gw juga beberapa kali ditanya, terus gw nunjukin IKAMET dan bilang gw pelajar, gak terjadi apa-apa". Saya yang dengar itu jadinya yakin lagi lah setelah sebelumnya nge-down gak jadi kerja di Istanbul. Akhirnya saya putuskan waktu itu, ke Istanbul untuk sekalian kerja sebulan lah sampai saya masuk kelas TOMER lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Notes from Turkiye
AdventureCatatan keseharian selama kuliah di turki. Sebelum, ketika, dan setelah berangkat ke Turki. İnformasi apa saja tentang turki secara santai. Setiap perjalanan menarik, termasuk destinasi keren yang saya kunjungi selalu saya catat dengan bahasa yang a...