Kupas tuntas 4 hari jalan-jalan di Serbia. Ada apa aja ya?

1 0 0
                                    

Serbia, 17 Februari 2023

Hari ini beserta 4 hari kedepan kami harus happy, karena kami akan jalan-jalan ke Serbia! Perjalanan sekarang ini adalah rentetan dari kejadian kurang mengenakkan yang kami alami di Turki beberapa minggu ini. Nama teman-teman saya dihapus dari status kemahasiswaan di kampus. Yang buntutnya, application izin tinggal mereka ditolak. Karena ditolak dan masa visa sudah habis, kami terpaksa keluar dari Turki. Konsekuensi harus keluar dari Turki ini memang biasanya dirasakan beberapa mahasiswa yang bermasalah dengan izin tinggalnya, keadaan semacam ini biasa kami sebut dengan , "Giriş-Çıkış" atau artinya kalau di Bahasa Indonesia disebut "Masuk-Keluar". Harus keluar Turki dulu dan masuk kembali nanti, untuk bisa memproses ulang proses izin tinggal. Karena kejadian yang sangat tidak mengenakkan yang terjadi pada teman-teman saya akhir-akhir ini, saya tuh sampai ke tahap benci. Benci kuliah di sini. Merasa gak worth kuliah di sini itu. Sistemnya yang ribet, ditambah pengalaman-pengalaman gak mengenakkan seperti ini bikin saya gak suka, bahkan benci sama negeri tempat saya berkuliah saat ini. Ya, saya berharap seiring berjalannya waktu rasa benci ini bisa berubah lagi jadi cinta kembali seperti di masa-masa awal saya tiba di sini. Saya tidak akan banyak menulis tentang itu di tulisan ini. Melainkan saya akan coba tulis di tulisan berikutnya, yang akan menyusul di waktu lain, tentang apa yang terjadi akhir-akhir ini pada teman-teman terdekat saya. So stay tuned!

Singkat cerita, teman-teman saya dapat keputusan untuk harus keluar dari Turki dalam waktu 10 hari, dihitung dari keputusan keluar tanggal 9 Februari sore. Awalnya kami berencana untuk keluar ke Georgia, negara yang bagian selatannya berbatasan dengan Turki. Melihat memang ongkosnya yang paling murah dibanding pergi ke negara lainnya. Dan tempat destinasi yang ingin kami kunjungi juga, yaitu Kota Batumi, terletak di tepi pantai sehingga cocok sekali jadi destinasi liburan. Sebagai informasi, dulunya Batumi merupakan bagian dari Turki, ia merupakan salah satu dari 3 wilayah yang biasa disebut sebagai "üç liva" yaitu kota Kars, Ardahan dan Batumi. Istilah ini mulai dipergunakan sejak tahun 1878, dimana 3 wilayah ini sangat dipertahankan untuk tetap menjadi bagian dari Turki. Tapi semenjak tahun 1921, melalui perjanjian Kars Antlaşması, diputuskan kota Kars dan Ardahan menjadi bagian dari Turki, sedangkan Batumi menjadi bagian dari Georgia.

Perjalanan ke kota Batumi, Georgia memakan waktu kurang lebih sekitar 17 jam naik bis dari Ankara, biayanya pun relative masih terjangkau, untuk PP kira-kira maksimal 1300 tl, atau sekitar 1,1 juta rupiah. Visa nya pun relative murah. Untuk visa turis, mereka mematok harga 20 USD, atau sekitar 300 ribuan aja untuk izin stay sepanjang 30-120 hari. Nah, ketika semua sudah pas, baik dari jadwal maupun harga, masalah terjadi di pengajuan visa. Pembuatan visa memakan waktu kurang lebih seminggu. Jadi, kami baru bisa masuk ke Gergia paling cepat tanggal 21 Februari, sedangkan kami harus sudah keluar dari Turki tanggal 19 Februari. Akhirnya kami putuskan untuk mengubah rute, mau gak mau ke negara lain, yang biasanya dikunjungi orang yang kena "Giriş-Çıkış" ini, yaitu Serbia. Serbia dipilih karena negara ini free visa untuk Indonesia. Pemberian free visa bagi turis ini, karena Indonesia tidak mengakui kemerdekaan Kosovo. Tiket ke Serbia mencapai 4,2 juta untuk PP. Kami dapat harga segitu karena baru memesan tiket, satu hari sebelum keberangkatan. Kalau pesan dari jauh-jauh hari, bisa dapat harga yang jauh lebih murah. Kami juga sebenarnya, sebelumnya melihat ada seat kosong untuk harga 3,4 juta, tapi eh kok malah waktu pembayaran malah gak bisa. Tidak tersedia. Dan ini terjadi berulang kali di berbagai website yang saya buka. Wah, saya pening banget dah waktu itu, udah H-1, masih belum terpesan juga tiketnya. Akhirnya, tanggal 16 Februari malam, saya berhasil beli juga, itu pun kisaran jam 10 malam. Alhamdulillah, at least saya bisa tenang sedikit. Masalah booking penginapan dan lain-lain itu bisa menyusul nantinya. Yang terpenting tuh tiket pesawat dulu. Kami berangkat ke Serbia tanggal 17 Februari jam 6 sore, dan pulang kembali ke Turki 4 hari kemudian, tanggal 21 Februari jam 7 malam. Jadi kami bakalan di sana untuk 5 hari 4 malam. Eh, iya gak sih🧐? Malam ini akhirnya capek saya sedikit terbayar, bisa tidur dengan sumringah. Fix nih, kami ke Serbia!

Notes from TurkiyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang