Mereka bertiga masih sibuk dengan pikiran masing-masing,para pelayan menyediakan kopi panas dan makanan ringan.tapi tidak ada yang berselera untuk menyentuhnya,evelyn telah satu jam berada di dalam kamar pemeriksaan sedang mereka bertiga diam menunggu di ruangan duduk tidak jauh dari kamar tempat dokter luke mengobati luka evelyn.tidak ada yang mengeluarkan suara,kemeja putih alex penuh dengan noda darah,tatapannya kosong,tiba-tiba nafas alex memburu,dia sudah tidak kuat lagi menahan tekanan emosinya,alex mengepalkan tangannya lalu bangkit dan meninju dinding batu ruang duduk dengan keras,alex terus memukul dengan kalaf,tangannya sudah terluka,darah yang keluar tidak menghentikan gerakan tangannya.jeritan laura tidak terdengar olehnya.
"hentikan alex!!ku mohon hentikan.!"evan membentak,tetapi alex seakan tidak mendengarnya, laura memeluk lengan evan karena sedih dan ngeri melihat keadaan alex,walau bagaimanapun laura masih menyukai alex.
Evan melepas tangan laura dengan lembut,lalu evan maju melangkah memeluk alex dari belakang lalu menarik alex menjauhi tembok batu,alex terus berontak,evan mencengkram kerah kemeja alex "apa yang kau lakukan bodoh!!"teriak evan lalu memukulnya dengan keras hingga terjatuh,nafas alex semakin memburu,tatapanya masih kosong,dia tidak peduli pada sudut bibirnya yang berdarah,alex bangkit lalu balas memukul evan hingga jatuh.laura terus menjerit.evan menyusut darah yang keluar dari hidungnya dengan menggunakan punggung tangannya lalu bangkit memukul alex berkali-kali,berharap alex akan segera sadar.
"kemana perginya alex yang tenang."
"sadarlah tuan aneh!!princess akan sedih kalau melihat kau seperti ini!!"evan berkata dengan putus asa.alex bangkit lalu mendorong tubuh evan ke dinding batu,alex mencengkram kerah kemeja putih evan lalu menatap tajam mata evan,evan balas menatap alex,satu detik.. Sepuluh detik alex mengepalkan tangannya,evan sudah memejamkan matanya,dan pasrah pada apa yang akan menimpanya,alex lalu meninju tembok di sebelah kepala evan dengan keras,lalu melepas cengkraman tangannya.evan menarik nafas lega.
punggung tangan alex terluka parah,sudut bibir kirinya berdarah,alex terduduk di lantai,kini tatapannya tidak kosong lagi,nafasnya teratur,karena emosinya telah terlampiaskan.
"pelayan,tolong ambilkan 2 handuk dan air serta obat dan juga plester."laura berbisik pada pelayan,lalu melihat evan dan alex yang terduduk di lantai,alex sudah tenang tapi mereka berdua terluka.pelayan datang membawa dua baskom air dan handuk serta kotak obat lalu laura meletakan baskom itu di antara alex dan evan.
"biar ku bersihkan lukamu.."laura berkata pada alex,
"tidak perlu"alex berkata dingin,matanya menatap lantai,saat laura memegang handuknya dan akan menyentuh sudut bibir alex.laura sedih.
"biar aku saja yang membersihkannya,kau obati aku saja nanti."evan mengambil handuk dari tangan laura,evan tidak tega melihat laura yang sedih,evan tau laura masih menyukai alex.evan membersihkan luka di sudut bibir alex.
"pelan-pelan evan!!"alex meringis.
"ini juga sudah pelan tuan aneh."evan menjawab sambil tersenyum.laura sedih karena alex selalu saja dingin dan kasar padanya.
"sudah selesai,wah sepertinya aku berbakat menjadi perawat"evan tersenyum sambil merapihkan perban di tangan alex.
"terima kasih"alex berbisik.
"apa?kau bilang apa?"evan menggoda alex,padahal tadi dia mendengarnya.
"aku bilang thank you bodoh"alex berkata dingin.
Evan hanya tersenyum lemas,dia sedikit lega karena melihat alex sudah tenang.
"laura sekarang giliranku"evan memangil laura.laura mengangguk lalu mulai membersihkan luka di hidung dan pipi evan.laura jadi ingat pada evelyn,karena laura sering membentak evelyn untuk melampiaskan kekesalannya,laura sebenarnya tidak menyukai evan,dia hanya berpura-pura berharap alex akan cemburu.tapi kenyataanya alex tidak cemburu dia selalu dingin pada laura,senyum manis alex seperti hanya untuk evelyn seorang.laura selalu cemburu bila melihat alex dan evelyn bersama.
"alex?evander?apa yang terjadi pada kalian?"dokter luke heran melihat mereka yang babak belur.
"bagaimana keadaanya dokter?"alex bertanya tanpa menjawab pertanyaan dokter.
"lukanya cukup parah,terdapat lima luka,dua di bahunya,satu di punggungnya dan sisanya di lengan kiri,hanya luka di bahunya yang di jahit 10 jahitan,tapi tenang saja,lukanya tidak akan berbekas."dokter luke membetulkan kacamatanya.
Lutut alex lemas mendengar keterangan dokter sementara evan tidak kuasa menitikan air mata,laura juga sudah mulai menangis.
"apa dia sudah sadar dokter?"evan bertanya dengan khawatir.
"belum nak,mungkin besok,princess kehilangan banyak darah.biarkan dia beristirahat,kalian juga beristirahatlah dahulu,alex ganti pakaian mu,bukankah kau masih menyimpan pakaian di lemari kamarmu?"dokter luke tersenyum.alex hanya mengangguk.evan dan laura menatap alex dengan penuh tanda tanya.
Laura di antar pelayan menuju kamar tamu,sedang alex mengajak evan ke kamarnya.
"alex,kenapa kau memiliki kamar di sini?dan kenapa kau juga menyimpan baju di rumah ini?"evan mengacak-acak rambutnya sendiri.
"dokter luke adalah kakak ibuku evan,dia memiliki satu anak perempuan dan aku sering menginap disini.dia juga salah satu dokter kerajaan"alex menjelaskan.lalu mereka masuk kekamar.alex langsung mandi lalu mengganti kemejanya,saat alex telah selesai.alex melihat evan telah tertidur di tempat tidurnya,alex menyelimutinya,lalu mengendap-ngendap keluar.alex sudah tidak sabar ingin bertemu evelyn.alex tidak sadar laura diam-diam mengikutinnya, to be continue^^