I love u princess 15 of 4-1

2.7K 27 4
                                    

"Kita beruntung Pangeran, mungkin gadis yang mereka tahan adalah Princess" bisik paman Gheral sambil memberikan sebuah kunci pada Alex.

"Semoga saja begitu paman, karena aku sangat mengkhawatirkannya" kata Alex lemas.

Mereka terus berjalan dalam diam, di setiap tempat banyak prajurit yang berlalu-lalang sehingga mereka tidak leluasa berbicara.

"Istana ini sudah banyak berubah" desah paman Gheral saat menaiki tangga lantai empat istana.

Alex diam saja mendengarnya, sedikit pun tidak memberikan reaksi karena pikirannya terus fokus pada keadaan Princess yang belum jelas nasibnya.

"Hmm... Aneh sekali, mengapa di sini tidak ada prajurit yang berjaga" paman Gheral memandang sekitarnya dengan heran.

"Benar paman, o ya apa ini jalan menuju menara?" Alex menunjuk sebuah lorong sempit bertangga batu di sebelah pintu perpustakaan.

"Benar Pangeran" jawabnya sambil berjalan ke jendela besar lalu sedikit menyingkapkan tirai yang menutupinya.

"Lihat, pintu benteng istana telah berhasil di buka. Cepatlah Pangeran, hamba akan berjaga di sini" kata paman Gheral sambil menunjuk ke luar jendela.

Alex meletakkan nampan yang di pegangnya di lantai kemudian berlari cepat menaiki anak tangga yang jumlahnya sangat banyak.

Selain sempit jalan menuju ruangan di atas menara sedikit gelap karena hanya di terangi beberapa lampu minyak kecil yang di letakan di dinding.

Alex mengatur napasnya yang tersenggal-senggal karena menaiki tangga dengan berlari tanpa henti. Kini dirinya telah sampai di depan pintu kayu berukir daun.

Jantungnya berdebar-debar, perasaan tidak sabar membuatnya ingin cepat-cepat mendobrak pintu yang ada di hadapannya.

Sejenak perasaan ragu menghinggapi dirinya "bagaimana kalau ini jebakan? Bagaimana kalau ternyata orang yang berada di dalam ruangan itu bukan Princess? Bukankah paman Alfado sangat licik?" pikir Alex.

Tetapi sesaat kemudian gerakan tangannya tidak memberi waktu sedikit pun pada otaknya untuk berpikir.

Alex memutar kenop pintu itu perlahan, ruangan itu sangat gelap.

Seseorang seperti sengaja mematikan penerangannya, hanya cahaya remang-remang bulan yang berusaha masuk dari celah-celah bagian atas dindingnya.

Sekilas Alex menangkap kilau seperti pedang yang terkena cahaya di sudut ruangan.

Alex siap siaga mengeluarkan pedangnya lalu menutup pintu ruangan itu perlahan.

'Brett...'

Alex kurang konsentrasi sehingga lengan kirinya tergores pedang sampai terluka.

Ruangan itu sangat sepi, Alex berusaha menahan perih yang di rasakannya dan mencoba melihat siapa gerangan orang yang berada di dekatnya ini.

'Traang...'

Kali ini Alex berhasil menangkis serangan kedua, pedang mereka beradu.

Tak lama kemudian dari arah kanan nampak kilau pedang terayun kembali menyerang Alex.

'traang...'

pedang mereka kembali beradu.

Alex enggan mengeluarkan suara karena lawannya pun tidak bersuara sedikitpun.

Hanya helaan napasnya saja yang terdengar, namun Alex masih sukar menebak "siapa orang yang tengah menyerangnya ini? Apakah Princess? Atau?..." pikirnya.

'Trang... traang traang...'

Alex di serang secara bertubi-tubi hingga terdesak ke tempat yang tersorot cahaya.

Kemudian Alex membalas serangannya dengan lebih licah lagi agar lawannya terdesak ke tempat yang sedikit terang.

Tetapi sayangnya alex tidak berhasil karena lawannya dengan cerdik berhasil menangkis serangan-serangan dari Alex hingga Alex terjatuh sambil menahan pedang lawan dengan pedangnya.

'Tiing...'

Tanpa di sengaja sebuah bandul kalung menyentuh pedang mereka sehingga menimbulkan bunyi yang nyaring.

Alex melemaskan tenaganya saat dengan jelas melihat bandul itu bersinar terkena cahaya pedang.

Terdapat tulisan namanya yang terlihat tembus pandang karena di timpa cahaya kilatan pedang.

"Princess" suara Alex bergetar.

Seketika pegangan pedang lawan melemah, terdengar napasnya naik turun.

"A-alex" suaranya juga bergetar.

Alex melemparkan pedangnya kemudian langsung memeluk gadis yang tadi menyerangnya.

"Princess" sekali lagi Alex memanggilnya. Dirinya masih ingin meyakinkan bahwa gadis yang tengah menangis di pelukannya itu adalah Princess Evelyn.

Alex menghembuskan napas lega mendapati gadis yang ada di pelukannya itu benar-benar Princess Evelyn, gadis yang sangat di cintainya.

"Apa kau baik-baik saja?" bisik Alex.

Evelyn berkata di sela-sela tangisnya "aku kira yang tadi datang itu musuh, a-aku...".

Alex menghela napas "syukurlah kau selamat. Lihat aku baik-baik saja, tidak apa-apa. Ayo kita keluar dari ruangan ini sekarang" katanya sambil menarik lembut tangan Evelyn.

Alex bangkit dari posisinya lalu melepas tutup kepalanya.

"Jangan menangis, kau harus menjadi Princess yang kuat. Aku sangat merindukanmu" bisik Alex sambil menghapus air mata Evelyn.

Alex tersenyum melihat Evelyn ada di dekatnya lagi, walau dia diam saja namun tangannya yang menggengam erat tangan Alex membuktikan bahwa Princess Evelyn juga sangat merindukannya.

Mereka berjalan cepat menuruni tangga. Nampak paman Gheral berdiri gelisah di tempatnya.

"Paman" panggil Alex.

"Oh syukurlah, kalian cepat datang. Anda baik-baik saja Princess?" tanya paman Gheral khawatir.

Evelyn mengangguk lemah.

"Syukurlah, ayo kita tinggalkan tempat ini" paman Gheral berjalan di depan menuju ke tangga.

Tiba-tiba paman Gheral menghentikan langkahnya, lalu memandang alex dengan wajah tegang.

"Ada apa paman?" tanya Alex.

"Gawat, ayo sembunyi" jawab paman Gheral panik sambil mengajak Alex dan Evelyn bersembunyi di dalam perpustakaan.

"Paman, katakan padaku apa yang gawat?" tanya Alex heran sambil merapatkan badan di pintu perpustakaan

I love u PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang