I love u princess 14 of 5-2

2.8K 23 4
                                    

"Hei makanlah, lihat supnya dingin" Alvin mengaduk sup milik Evelyn lalu hendak menyuapinya.

Evan langsung mendelik menatap tajam ke arah Alvin sambil memakan makanannya dengan kesal. Hatinya seakan mau meledak karena cemburu melihat perhatian pengawal baru itu pada Evelyn.

"Aku sudah besar Al, aku mau makan sendiri." Evelyn tersenyum sambil merebut pelan sendok yang di pegang Alvin lalu mulai memakan supnya.

Evan menghembuskan napas lega kemudian tersenyum sendiri sambil memandang Evelyn. Evan merasa senang karena di matanya Evelyn terlihat seperti menolak perhatian yang di berikan oleh pengawal barunya.

***

Matahari seperti kesulitan menembus jalan setapak yang di lewati Alex dan seratus pasukan berkudannya, karena pohon-pohon raksasa berdiri kokoh di sekitar jalan itu.

Alex memacu kuda putihnya dengan lambat, sambil sesekali pandangannya memandang semak belukar di sekelilingnya.

"Pangeran, apakah anda lelah?" Paman Gheral memberikan sekantung air yang di bawanya.

Alex tersenyum sambil menerima kantung air itu yang terbuat dari kulit berwarna coklat.

"Tidak paman" Alex meneguk sedikit isi kantung itu.

"Pangeran kita harus segera sampai di tepi hutan sebelum malam tiba" paman Gheral menyimpan kembali kantung air yang tadi di minum Alex.

"Baiklah paman," sejenak Alex membalikan kepalanya kebelakang untuk melihat pasukannya lalu memacu kudannya dengan cepat.

Paman Gheral tersenyum lalu memacu kudanya di belakang Alex sambil memberi komando kepada para pasukan yang ada di belakangnya.

Setelah menempuh perjalanan selama lima jam sampailah mereka di tepi hutan, mereka semua duduk beristirahat di bawah pohon sambil menikmati roti kering bekal perjalanan mereka.

Alex duduk di bawah pohon besar bersama paman Gheral dan si Blue harimau putih bermata biru yang membaringkan badannya di dekat Alex.

"Paman, aku tidak menyangka wilayah negri nappoly itu memiliki hutan yang sangat luas" Alex mengelus lembut kepala si Blue.

Paman Gheral tersenyum "Benar pangeran, namun sangat disayangkan yang tersisa hanya tinggal hutan ini saja karena paman anda telah menebang dan merusak hutan di sebelah barat dan utara secara ilegal".

Alex sedikit kaget lalu menghela napas dengan berat.

"Bukankah paman alfado dan ayahku itu saudara kembar? Tetapi kenapa mereka bisa memiliki sifat yang sangat berbeda?"

"Kesamaan wajah dan orang tua tidak menjamin seseorang memiliki sifat dan watak yang sama Pangeran" paman Gheral menyarungkan pedang yang tadi di bersihkannya.

Alex menghela napas kembali. "Di dunia... Selalu saja... Ada hal yang berlawanan... Baik buruk...

Kaya miskin...

pintar bodoh...

Hmm... Sepertinya Aku sudah tau apa yang harus aku lakukan di hadapan rakyat nappoly nanti" Alex berdiri dari duduknya sambil tersenyum getir.

Paman Gheral ikut berdiri lalu menepuk-nepuk pundak Alex sambil tersenyum dengan tulus.

"Mari kita lanjutkan perjalanan ini Pangeran, sebentar lagi matahari terbenam".

Alex mengangguk lalu menuntun si Blue untuk masuk ke dalam kereta kuda pengangkut makanan.

"Tenanglah kawan, sebentar lagi kita sampai" Alex mengelus lembut kepalanya.

Si Blue mengaum keras lalu membaringkan tubuhnya di antara tumpukan selimut dan kantung-kantung perbekalan.

Alex dan pasukannya kembali melanjutkan perjalanannya menyusuri jalan setapak lalu berhenti di sekitar air terjun kembar yang mengalir ke sungai dangkal.

Setelah matahari hampir terbenam seluruhnya, paman Gheral mengajak Alex ke suatu tempat yang jalannya agak menanjak. Sedangkan semua pasukan menunggu dan beristirahat di sekitar air terjun.

"Paman kita akan kemana?" Alex berjalan sambil membabat semak belukar yang di lewatinya.

"Ada yang ingin hamba tunjukan pada anda Pangeran" paman Gheral terus berjalan sambil sesekali berhenti mengingat jalan.

"Pangeran, kita sudah sampai" paman Gheral tersenyum senang sambil berjalan cepat.

Alex mengikutinya lalu memandang kagum pada pemandangan yang terhampar di hadapannya.

"Itu Istana Naple pangeran" paman Gheral memandang sendu sambil menunjuk bangunan kokoh dan luas bermenara delapan yang berwarna jingga karena terkena cahaya lembayung senja.

Wajah Alex tiba-tiba berubah kaget dan murung, dirinya jadi ingat pada Evelyn saat melihat menara-menara itu.

Paman Gheral merasa bersalah melihat Alex berubah murung karena menyangka alex jadi teringat pada kedua orang tuanya.

Paman Gheral berkata "Maaf pangeran, hamba tidak bermaksud membuat anda....".

"Paman, mengapa menara itu mirip sekali dengan menara istana venella?" tanya Alex cepat.

Paman Gheral nampak berpikir sejenak.

"Setahu hamba menara-menara itu sengaja di buat serupa oleh yang mulia, hanya warnanya saja yang di buat berbeda. Menara Istana Naple berwarna biru muda sedangkan menara Istana Venella berwarna kuning muda" paman Gheral berusaha menjelaskan.

"Mengapa ayah melakukan hal itu paman?" Tanya Alex penasaran.

"Entahlah Pangeran, sebaiknya anda tanyakan saja nanti kepada yang mulia Raja Kevin". Paman Gheral duduk di kursi batu yang terletak di dekatnya.

Alex benar-benar merindukan Evelyn. Kemiripan bentuk Istana Naple dan Venella mengingatkan dirinya pada Evelyn.

"Paman lihat, sepertinya ada sesuatu yang terjadi di sana." Alex menunjuk kepulan asap di sekitar Istana.

"Gawat, pertempuran sudah di mulai." Paman Gheral panik lalu segera mengajak Alex berlari.

"Aku tidak mengerti, mengapa mereka tidak menunggu kita?" Alex naik ke atas kudanya.

"Sepertinya ada sesuatu yang membuat mereka tidak menunggu kita pangeran." Paman Gheral memberi komando pada pasukannya agar segera berangkat.

^^

I love u PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang