I love u princess 16 of 4-2

2.6K 26 3
                                    

"Bibi yakin Alex dan Pangeran akan sedih bila melihat anda menangis"

Evelyn kembali menangis sambil memeluk bibi Marlena yang juga ikut menangis. Perasaan sedih menyelimuti hati bibi Marlena, sejak Alex meninggalkannya. Setiap malam dirinya selalu menangis karena mengkhawatirkan keadaan putra asuhnya, sedikitnya bibi Marlena tahu apa yang membuat Evelyn menangis. Sebagai seorang ibu, bibi Marlena tahu betapa Alex sangat menyayangi dan menyukai Princess Evelyn sedari kecil begitu pun sebaliknya.

"Ibu, Princess mengapa kalian menangis?" suara yang lemah mengagetkan mereka berdua. Evelyn melihat ke arah suara kemudian tersenyum.

"Alex, kau sudah bangun. Bibi, Alex sudah bangun"

Evelyn memperlihatkan kegembiraannya kemudian tangan mungilnya bergerak menyentuh pipi Alex sedangkan bibi marlena kembali menangis karena terharu sambil membelai lembut rambut Alex.

"Syukurlah akhirnya sadar juga, kau membuat ibu cemas Alex"

"Apa yang terjadi padaku?"

Rasa nyeri kembali terasa ketika Alex mencoba bangun.

"Jangan banyak bergerak, ibu segera kembali"

Bibi Marlena bergegas keluar untuk memberitahu yang lain.

Alex kembali pada posisinya, pandangannya berusaha menyapu seluruh ruangan yang terasa asing di matanya.

Tembok berwarna putih bersih, dengan pahatan timbul di langit-langitnya yang tampak megah membuat Alex tidak dapat menyembunyikan keheranannya.

"Princess, kita ada dimana? Ini seperti bukan kamarku"

"Kita ada di istana Naple, mulai sekarang ruangan ini menjadi kamar tidur anda paduka Raja"

"Apa?!! Jangan bergurau Princess"

Pekik Alex kaget Matanya menyipit kemudian berusaha membalikan badannya.

"Alex, apa yang kau lakukan. Perban lukamu baru saja di ganti"

"Leherku terasa pegal, bantu aku bangun Princess. Aku merasa sudah terlalu lama tidur di sini"

Evelyn membantu Alex membalikan badannya, kemudian menumpuk bantal agak tinggi untuk tempat Alex bersandar.

"Nah, begini lebih baik. Aku sangat merindukanmu Princess"

Alex tersenyum hingga terlihat lesung pipinya seraya menarik Evelyn ke dalam pelukannya.

Seketika wajah Evelyn memerah, ia kaget karena Alex tiba-tiba memeluknya dengan erat. Alex merasa jiwanya kembali segar bagai tumbuhan yang kering tersiram air yang sejuk. Rasa cinta dan rindunya pada Evelyn sudah tidak dapat dipendam lagi.

"Princess, aku senang kau baik-baik saja"

Evelyn diam seribu bahasa mendengarnya, ia masih larut dalam perasaan aneh yang baru dirasakannya kembali setelah melihat senyum dan berada di dalam pelukan Alex.

"Permisi, maafkan kelancangan hamba paduka, izinkan hamba memeriksa luka dan keadaan anda"

Seorang pria setengah baya berkata sopan sambil membungkuk hormat.

"Paduka???" kata Alex kaget.

"Oh tentu dokter, silahkan. Sebaiknya aku menunggu diluar"

Evelyn cepat-cepat menanggapi lalu tersenyum melihat wajah Alex yang nampak bingung.

Saat Evelyn hendak beranjak pergi, Alex menangkap pergelangan tangannya.

"Princess, kau mau kemana?"

"Aku akan menunggu di luar, jadilah pasien yang baik paduka" Evelyn tersenyum penuh arti kemudian berlalu setelah mengusap lembut pipi Alex.

Evelyn tidak dapat menahan senyum gelinya melihat wajah Alex yang terus memandangnya heran.

Perlahan Evelyn menutup pintu kamar Alex.

"Apa yang kau tertawakan Evelyn" tanya seseorang mengagetkan.

"Tidak ada" jawabnya tenang.

"Jangan membohongiku, ingat kau tidak akan pernah berhasil menyembunyikan apapun dari kakakmu ini" katanya kesal.

"Tidak ada yang ku sembunyikan Alvin"

"Lalu mengapa kau tertawa seperti itu?"

Alvin pura-pura marah melihat Evelyn yang tampak berusaha menghentikan tawanya. Sudah lama dirinya tidak melihat adiknya tertawa geli seperti ini. Diam-diam Alvin tersenyum melihatnya.

"Alvin...." rajuk Evelyn manja.

Alvin diam saja masih pura-pura cemberut.

Pintu kamar tiba-tiba terbuka, dokter yang tadi memeriksa Alex mengajak Alvin untuk memberikan penjelasan tentang keadaan Alex yang sudah semakin membaik.

Evelyn masuk ke kamar Alex sambil tersenyum.

"Tolong jelaskan padaku Princess, mengapa orang tadi terus menyebut aku dengan sebutan paduka?"

"Karena sekarang kau telah menjadi seorang raja Alex. Raja dari kerajaan Nappoly"

Evelyn duduk dengan tenang disisi tempat tidur Alex. Sejenak Alex terdiam sambil berpikir keras lalu wajahnya menjadi sedih karena baru teringat sesuatu.

"Apa paman Alfado selamat?" katanya lemas sambil menatap kosong di hadapannya. Evelyn segera merangkum pipi Alex dengan tangan mungilnya kemudian memutar wajah Alex menghadap ke wajahnya.

"Lukanya sangat parah. Semua dokter kerajaan telah berusaha dengan keras. Takdir tidak dapat di lawan Alex, paman Alfado telah meninggal"

Alex diam saja mendengarnya, ia berusaha melepas pandanganya dari mata Evelyn.

Akan tetapi evelyn tidak melepaskannya.

"Paman Gheral sangat menyesal tetapi ia terpaksa melempar pisaunya ke arah paman Alfado karena melihat ia hendak melukaimu"

Alex masih terdiam menyelami mata Evelyn yang mampu mengobrak-abrik pikirannya. Kemudian Evelyn menambahkan "Sekarang semua rakyat sangat membutuhkanmu, tanggung jawab yang besar ada di tanganmu. Jangan kecewakan rakyatmu Alex. Kau sudah berjanji akan berusaha sekuat matahari, kau ingat?"

Alex masih terdiam menatap bola mata evelyn yang berwarna hitam keunguan, kemudian tangan Alex bergerak merangkum pipi Evelyn yang tampak merona merah.

"Aku ingat Princess, terimakasih"

Alex mencium kening Evelyn.

"oops!!! maaf sepertinya aku salah kamar"

Alvin pura-pura berkata demikian karena kaget melihat apa yang Alex lakukan pada adiknya.

Evelyn dan Alex juga kaget lalu cepat-cepat menjauh.

I love u PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang