I love u princess the last of 6

2.6K 25 2
                                    

---->

Seorang gadis cantik seusianya berjalan mengendap-ngendap menghampiri Alex. Bibirnya tersenyum jahil kemudian badannya sedikit berjinjit, tangannya berusaha menutupi mata Alex dari arah belakang. Bibirnya yang mungil tersenyum sambil mengatakan sesuatu.

Evelyn tidak dapat mendengarkan apa yang gadis itu katakan pada Alex. Suara gemericik Air mancur berhasil menyamarkannya. Evelyn melihat

Alex tersenyum tipis kemudian membalikan badannya menghadap ke arah gadis itu. Tangan Alex membelai lembut rambut pirang gadis itu kemudian menyentuh sekilas hidungnya yang mancung tetapi mungil dengan telunjuknya.

Gadis itupun kembali tersenyum, tangannya bergerak membelai pipi Alex dengan lembut.

Evelyn merasa terbakar melihatnya, Alex benar-benar tidak menyadari kehadirannya.

Evelyn merasa tidak sanggup untuk terus berada di tempatnya. Ia merasa tidak tau diri karena masih berharap Alex mencintainya. Beberapa kali ia mengelengkan kepalanya, berusaha menguatkan hatinya untuk tidak percaya atas apa yang dilihatnya ini. Namun itu semua tidak berhasil, ia merasa langit kini turun memberatkan kepala, dan tubuhnya yang semakin gemetar.

Selangkah demi selangkah Evelyn mundur dari tempatnya berdiri, kemudian berlari menjauh.

Dengan berurai airmata Evelyn terus berlari menjauh.

Evelyn menyesal tidak seharusnya ia berada disini, pikirnya.

Evelyn terus berlari dan berlari, tidak peduli pada tatapan aneh setiap orang disekitarnya yang saling berbisik-bisik.

Dadanya telah sesak, untuk bernapas pun serasa sulit.

Evelyn tidak tahu kemana arah tujuaannya. Tiba-tiba ia berhenti di tepi sungai yang berada cukup jauh dari keramaian taman kota.

Matanya yang bengkak memandang air sungai yang tenang-tenang beriak. Suara Angsa putih meramaikan tempat itu.

Evelyn duduk dengan lemas sambil memeluk lututnya. Hatinya benar-benar terbakar mengingat kejadian tadi.

Evelyn membenamkan kepala di lututnya. Tubuhnya semakin gemetar karena menangis. "Seharusnya aku tidak pergi kesini, seharusnya aku tahu diri dan membiarkan Alex bahagia" gumannya di sela isakan tangisnya yang menjadi-jadi.

"Seharusnya aku tidak usah berharap akan cintanya lagi" tangannya meremas keras rumput yang ada di dekatnya. Bayangan senyuman ceria gadis pirang tadi terlintas kembali dibenaknya, mata gadis itu terlihat lembut saat memandang Alex. Evelyn kembali menggelengkan kepalanya, berusaha menghapus adegan-adegan tadi yang telah berhasil membakar dan meremukkan hatinya.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa yang harus aku lakukan?" lirihnya putus asa.

"Membiarkan aku bahagia" jawab seseorang yang langsung membuat Evelyn diam mematung dalam posisinya.

Evelyn sangat mengenali suara itu, suara yang sangat dirindukannya. Ia juga merasa seseorang semakin mendekatinya.

Evelyn masih merasa enggan mengangkat kepalanya.

"Biarkan aku bahagia Princess, itu yang harus kau lakukan sekarang" ulang Alex sambil berbisik ditelinga Evelyn kemudian duduk memeluknya.

Evelyn semakin menenggelamkan wajah dilututnya, sedikitpun ia tidak berani mengangkat kepalanya. Berkali-kali ia menggelengkan kepalanya sambil kembali menangis histeris, karena merasa suara bisikan dan rasa hangat yang dirasakannya ini hanyalah halusinasi belaka.

Alex semakin getir melihat keadaan Evelyn, ia semakin menarik gadis itu kedalam pelukannya.

"Apa yang sudah terjadi padanya?" pikir hati Alex.

Sewaktu di taman Alex merasakan kehadirannya, namun dirinya tidak yakin. Kemudian saat Alex hendak berjalan meninggalkan taman ia melihat seorang gadis berambut ungu yang dikenalnya berlari menjauhi taman. Namun ia masih merasa tidak yakin pada penglihatannya sampai dirinya melihat keributan di halaman sebuah penginapan. Seorang wanita paruh baya yang sangat dikenalnya tengah menangis sambil memanggil-manggil dan mencari-cari Princess. Barulah Alex yakin akan apa yang dilihatnya, Alex segera berlari mengejar gadis berambut ungu yang ternyata memang gadis yang sangat dirindukannya selama ini.

"Aku hanya menerima surat terakhirmu" lirih Evelyn membuyarkan lamunan Alex.

"Aku tidak menerima surat-suratmu yang lain"

"Apa?"

Alex kaget mendengarnya, bagaimana mungkin pikirnya?

Alex tidak dapat berkata-kata, ternyata itu penyebabnya. Pantas saja Alex tidak pernah mendapatkan surat balasan darinya. Benar saja selama ini dirinya sudah salah menilai.

Alex merapikan rambut Evelyn dengan jari-jarinya kemudian berusaha menegakan kepala Evelyn.

Mata Alex memandang dalam seakan mencari sesuatu, seketika perasaan sedih terasa dihatinya karena melihat kesedihan mata Evelyn.

Alex yakin selama ini Evelyn juga sama menderita seperti dirinya.

Alex merangkum pipi Evelyn, ibu jarinya sibuk menyeka air mata Evelyn.

"Aku ucapkan selamat atas pertunanganmu nanti, aku ikut bahagia" kata Evelyn dengan susah payah setelah beberapa saat berpikir dan terdiam menguatkan hatinya. Evelyn membiarkan Hatinya sakit dan hancur saat mengatakannya.

Alex nampak kaget mendengarnya tapi setelah beberapa saat ia tersenyum bahagia menampakan lesung pipinya.

Evelyn berusaha menjauh saat melihat senyuman itu terlukis di wajahnya.

"Leo benar, Alex sangat bahagia. Masihkah aku harus mempertahankan keegoisanku?" teriak hati Evelyn sedih.

"Terimakasih" kata

Alex senang, ia tidak melepaskan Evelyn.

"Kau tau, aku sangat mencintainya"

Bisik Alex seraya memeluk Evelyn.

Beribu jarum serasa menghujam saat Evelyn mendengarnya.

"Aku ingin selalu melindunginya," bisik Alex kembali. Evelyn menangis mendengarnya, ia merasa Alex tega mengatakan ini semua kepadanya. Membuat hatinya semakin hancur.

-->

I love u PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang