I love u princess 13 of 5-1

3K 23 1
                                    

Benar saja kuncinya terbuka alex semakin terkejut.

"Bukalah pangeran" paman gheral tersenyum.

Alex membuka tutup peti itu, di bagian teratas terdapat sebuah lukisan.

"Paman, siapa wanita dan pria di dalam lukisan ini?" Alex penasaran.

"Itu lukisan yang mulia raja dan ratu sewaktu anda masih dalam kandungan pangeran."

Rasa sedih dan rindu menyusup ke dalam hati alex.

"Lalu ini milik siapa paman?" Alex mengeluarkan kotak berukuran kecil.

"Bukalah pangeran, itu hadiah dari yang mulia ratu untuk istri anda kelak."

Alex segera membukanya dan kaget melihat ìsìnya yang berupa cincin dan anting-anting dengan bahan dan model yang sama dengan kalung dan gelang yang dia berikan pada evelyn.

"Pa..paman bagaimana bisa ini.. Ini sama dengan.."

"Benar pangeran, cincin dan gelang ini memang seperangkat dengan kalung dan gelang yang anda berikan pada princess, tapi masih ada tiara dengan model sama yang kini berada di pihak calon istri pilihan orang tua anda." Paman gheral meneruskan.

"A..apa? Bagaimana bisa?" Alex benar-benar kaget.

"Yang mulia ratu berpesan, gelang dan kalung itu boleh anda berikan pada seseorang yang berarti untuk anda, tetapi cincin dan anting ini harus di berikan pada calon istri anda siapa pun dia, sedangkan tiara itu untuk tanda pengikat tentunya anda bisa mengambilnya kembali kelak bila anda menolak gadis pilihan yang mulia." Paman gheral nampak sendu.

"Apa paman mengetahui siapa wanita pilihan ibuku itu?" Alex berkata lemas.

"Maafkan hamba pangeran, hamba sungguh-sungguh tidak tau." Paman gheral memandang alex yang tengah sedih. Paman gheral mengetahui betapa alex sangat mencintai princess.

"Bersabarlah pangeran yakinlah pada hatimu, hamba yakin suatu saat apa pun yang terjadi anda dapat berbahagia bersama cinta anda selamanya." Paman gheral mengelus punggung alex dengan sayang. Alex mengangguk lemas dan mulai melihat lagi ìsi peti di hadapannya.

"Paman ini apa?" Alex mengeluarkan selembar kulit binatang lalu membukanya.

"Itu peta seluruh wilayah kekuasaan kerajaan napolly beserta batasan-batasanya, dan ini adalah denah istana naply milik anda." Paman gheral menunjuk sisi tengah peta itu.

"Luas sekali, apa aku akan mampu memimpinnya paman?" Alex merasa tidak peråya diri.

"Mudah-mudahan saja dan harus di usahakan pangeran, nasib rakyat ada di pundakmu. Pangeran ayo segera berkemas, ambillah barang yang di rasa sangat penting nanti bila pangeran sudah berhasil baru kita bawa peti ini keistana naply." Paman gheral membereskan kantung bekalnya.

Alex bingung semua barang di dalam peti ini sangat penting menurutnya. Akhirny alex mengambil kotak kecil tadi, peta dan coronet of price yang terbuat dari emas putih dengan hiasan beberapa batu biru sapphire.

"Paman, apa rakyat akan percaya padaku bila aku mengatakan aku seorang putra mahkota?" Alex nampak cemas.

"Dengan melihat anda saja mereka akan teringat pada yang mulia raja dan ratu, di tambah tanda lahir dengan tiga warna di tengkuk mu mereka akan bertambah yakin." Kata paman gheral mantap.

"A..apa? Aku memiliki tanda lahir?" Alex menatap heran.

Paman gheral tersenyum "Ya pangeran tanda lahir yang langka berwarna hitam, biru dan merah. Anda tidak tau?"

"Tidak paman, sebentar." Alex bergegas mengambil dua cermin dari peti, setelah di atur sedemikian rupa alex melepas kemejanya dan berusaha melihat tanda itu.

"paman benar, hmm.. Memang tanda yang aneh." alex melihat tanda sebesar koin emas dengan tiga warna yang berdampingan di tengkuknya.

***

Evan dan evelyn tengah berjalan-jalan di taman kastìl da vena.

Evelyn tidak banyak bicara hanya sesekali menanggapi dan tersenyum mendengar lelucon evan yang tidak lucu.

"Princess, apa yang kau pikirkan?" Evan menghentikan langkahnya.

Tetapi evelyn masih melamun sehingga terus saja berjalan perlahan meninggalkan evan.

'Apa kau memikirkan dan menyukai alex princess? Seberapa besar rasa sukamu pada alex princess? Sehingga aku yang ada di sampingmu saja seperti hanya angin yang tak terlihat di matamu.' Evan mengepalkan tangannya hatinya terasa sakit karena princess mengacuhkannya.

"Aku tidak akan menyerah, aku tidak boleh kalah dengan alex si anak pengawal. Aku harus berhasil membuat princess jatuh cinta padaku aku harus.." Evan memetik setangkai bunga mawar lalu berlari ke arah evelyn.

"Princess..princess.." Evan menghentikan langkah evelyn, nafasnya terengah-engah karena berlari.

"Ya.. Alex." Evelyn baru tersadar dari lamunannya dan dia tidak sadar telah menyebut nama yang salah.

Evan meredam gejolak amarah di hatinya, sebegitu susahnya membuat hati evelyn meliriknya.

"Emm... Sore yang indah, ini bunga yang cantik untuk bidadari tercantik yang ada di hadapanku." Evan mengeluarkan jurus-jurus merayu lalu tersenyum penuh pesona sambil menyerahkan setangkai bunga mawar.

"A..apa? E.. Maaf ya.. Terimakasih evan." Evelyn menerima bunga itu dengan ragu, pikirannya kembali melayang mengingat alex yang setiap hari memberikan bunga untuknya.

"Bunga yang indah." kata evelyn tanpa sadar, pikirannya benar-benar telah di penuhi oleh alex seorang.

Evan sangat senang mendengarnya rasanya melompat ke dalam kolam juga evan rela.

"Aww.."tangan evelyn terluka karena tergores duri.

Evan kaget melihat darah yang menetes dari jari evelyn.

"Princess kau tidak apa-apa? Mari kita kedalam aku akan mengobati lukamu." Evan menuntun lengan evelyn.

"Terimakasih alex." Evelyn tersenyum manis, evan berusaha menyembunyikan rasa sedihnya karena lagi-lagi evelyn salah menyebutkan namanya.

'Apa senyum manismu pun hanya untuknya princess?' Evan bertanya di dalam hati.

I love u PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang