I love u princess 13 of 5-5

3K 24 5
                                    

Pagi yang cerah di musim gugur, raja kevin dan istrinya menikmati sarapan di ruang duduk.

"Sayang.. Aku mengkhawatirkan keadaan putri kita." Ratu nesha menyodorkan secangkir coklat panas pada suaminya.

"Hmm... Aku juga apa kau mendengar semalam evelyn terus memanggil alex dalam tidurnya? Padahal mereka baru berpisah selama satu hari." Raja kevin menyesap minumannya.

"Benar aku juga mendengarnya sayang.. Ah putri kecilku sepertinya telah mulai dewasa." Ratu nesha tersenyum.

"Selamat pagì." Alvin masuk dengan wajah murung.

"Selamat pagi putraku mengapa kau tekuk wajah tampanmu di pagi secerah ini? Dimana adikmu?" Ratu nesha mengucurkan coklat panas pada cangkir bertuliskan nama alvin.

"Aku tidak bisa tidur dengan nyenyak ibu, evelyn terus mengigau dalam tidurnya. Aku yakin batinnya tersiksa dengan keadaan ini." Alvin menerima cangkirnya.

"Keadaan apa alvin? Kau membuat ibu semakin khawatir." Ratu nesha memandang sendu.

"Keadaan ini ibu, mereka sudah saling jatuh cinta." Alvin berkata serius.

"Siapa yang kau maksud putraku?" Raja kevin nampak serius.

"Evelyn dan alex ayah, sudah sejak lama ini terjadi tetapi mereka baru saling mengakui. Aku yakin adikku sangat sedih ibu karena alex yang kini sedang pergi di tambah lagi kenyataan bahwa alex sudah memiliki calon istri. Apa yang harus aku lakukan?" Alvin mengacak-acak rambutnya sedang orang tuanya hanya tersenyum.

"Kami juga menyangka seperti itu alvin. Hiburlah dan tenangkan hati adikmu." Raja tersenyum sedang alvin memandang raja kevin dengan heran 'mengapa ayah terlihat tenang? Ah apa yang aku pikirkan' kata alvin di hati.

"Apa hanya itu yang bisa kita lakukan? Bisakah kita membantu alex mencari calon istrinya itu?" Alvin nampak serius.

Raja kevin menggeleng "Tidak anakku biarkan semua mengalir seperti air." Raja kevin tampak tenang sedang alvin terlihat kecewa.

"Selamat pagi." Evelyn duduk di samping alvin.

"Selamat pagi sayang kau terlihat segar pagi ini." Ratu nesha menyodorkan cangkir bertuliskan nama evelyn.

Evelyn hanya tersenyum 'Aku tidak mau membuat kalian khawatir' Evelyn berkata di hati. Padahal hati dan pikirannya masih terus mengingat alex yang belum di ketahui kabarnya.

"Aku akan menungguimu di sekolah." Kata alvin tiba-tiba.

"Apa? Yang benar saja alvin aku bukan anak kecil lagì." Evelyn kaget.

"Kalau begitu aku akan membongkar statusmu pada semua orang di vorge school." Alvin tersenyum jahil.

"Kau menyebalkan bukankah sama saja mereka akan mengetahui statusku bila kau terus menungguiku. Ayah..." Evelyn cemberut lalu bergelayut manja pada lengan ayahnya.

"Ayah setuju alvin karena alex tidak ada dì sini untuk menjaga putri cantik kita." Raja kevin tersenyum.

"Menyebalkan, ibu.." Evelyn bangkit memeluk ibunya sambil cemberut.

"Ibu juga setuju." Ratu nesha mengedipkan matanya pada alvin.

"Baiklah aku bersiap dulu anak nakal, mulai sekarang kau harus menurut padaku." Alvin beranjak pergi sedang evelyn semakin memajukan bibirnya 'Andai kau ada di sini alex, tidak akan begini jadinya' Runtuk evelyn di hati.

****

Udara di benteng tengah hutan terasa sejuk menerpa wajah alex yang nampak berfikir dengan keras di dalam tenda pertemuan.

Pagi ini semua wajah tampak serius menanti keputusan alex.

"Bagaimana pangeran apa anda menyetujui rencana kami? Atau anda mempunyai rencana lain?" Gordon menatap alex dari kejauhan.

Belum ada yang berani duduk di dekat alex karena harimau putih itu selalu berada di dekat alex dan menggeram bila ada yang berani mendekatinya.

"Kami akan mematuhi semua perintah anda pangeran bila anda tidak menginginkan rencana ini di lakukan sekarang, kami semua tidak akan memaksa hanya saja tolong pikirkan nasib rakyat yang sudah sekian lama menderita." Seorang pria tua memberi pendapat.

Alex memijit keningnya, ternyata sangatlah sulit menjadi seorang pemimpin yang di tuntut mengambil keputusan dengan cepat. Walau bagaimana pun alex tidak boleh gegabah dalam bertindak, jangan sampai nyawa prajuritnya hilang sia-sia karena keputusannya.

"Baiklah paman-paman sekalian aku tidak dapat menolak rencana yang sudah tersusun sejak lama ini. Nanti malam kita akan mulai bergerak. Tetapi aku memiliki permintaan, setelah paman alfado tertangkap kumpulkan semua rakyat di hall istana karena aku harus melakukan sesuatu untuk orang tuaku." Alex tersenyum tenang.

Orang-orang di tenda mulai berbisik-bisik lalu seorang di antara mereka angkat bicara.

"Perkenankan hamba untuk melakukan tugas sebagai penggerak rakyat yang mulia pangeran, hamba memang belum berpengalaman seperti hadirin di sini. Tetapi hamba sangat dekat dengan rakyat miskin sehingga pergerakan dapat berjalan secara rahasia." Seorang pemuda seumuran alex berkata dengan serius.

"Siapa namamu?" Alex bertanya.

"Hamba leo putra dari duke of klona sebuah negri bagian dari kerajaan ini." Leo memberi hormat.

"Baiklah leo ku percayakan padamu untuk melakukan tugas itu." Alex memandang kagum akan keberaniaannya.

"Terimakasih pangeran hamba akan berusaha sebaik mungkin." Leo bersemangat.

"Hidup pangeran... Hidup pangeran.." Gordon bersorak di ikuti yang lain.

Alex mengangkat sebelah tangannya sebagai isyarat berhenti.

"Hidup rakyat napolly..." Alex bersorak di ikuti yang lain. Di sudut tenda paman gheral tersenyum bangga melihatnya.

Hari ini semua nampak sibuk mempersiapkan perbekalan butuh waktu lima jam perjalanan dari hutan selatan menuju istana naple, para pasukan berangkat secara bertahap, tiga per empatnya penjaga di istana telah ada di pihak alex.

Alex termenung malam ini perang tidak dapat di hindari lagi.

^^

I love u PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang