ch 16

20.1K 1K 3
                                    

"cintaku bukanlah sebuah kebetulan ataupun ketidaksengajaan. cintaku adalah proses panjang sebuah perjalanan."

*Athala's pov

aku tak banyak bertanya tentang kejadian tadi di rumah sakit. jika memang waktunya tepat, Lya pasti menceritakan semuanya. aku putuskan untuk mengajak Aruna bermain sejenak. aku takut dia trauma dengan kejadian barusan. Aruna anak yang istimewa, Lya dan keluarganya pasti mendidiknya dengan baik. ketika setiap anak akan merajuk manja meminta banyak mainan saat ada di Toy's kingdom, dia hanya bilang, "terserah om Ata, yang penting ikhlas ya om." . sepertinya aku tak hanya jatuh cinta pada ibunya, anak ini benar2 membuat siapapun jatuh cinta padanya.

akhirnya aku putuskan membelikan dia lego dan sepaket toy's figure minions. dan anak ini bukan main menggemaskannya, bagaimana tidak, setelah dibelikan mainan dia tak berhenti bertanya padaku,

"makasih banyak om.. om beneran ikhlas kan? kata mama, kalau ngasih sesuatu harus ikhlas, biar dikasih pahala sama Allah. Om mau pahala berapa? nanti Aruna minta sama Allah buat Om."

"boleh gak om minta mama kamu dan kamu aja.." dalam hatiku.

---

akhirnya kami benar-benar menghabiskan waktu semalam di rumah sakit. orang tua Lya awalnya ragu menitipkan anak dan cucunya padaku, terutama ayahnya. tapi Lya akhirnya berkata.

"tenang aja yah.. Lya dan Aruna akan baik-baik aja.. yah kan Ta?" aku mengangguk mengiyakan. satu langkah awal Lya mempercayaiku.

--

Aruna tertidur di sebelah Lya. anak itu cepat sekali tidur pikirku, baru 10 menit yang lalu kami menyusun lego menjadi sebuah benteng minions, sekarang dia sudah terlelap begitu saja dalam pelukan ibunya.

waktu menunjukkan pukul 8 malam. aku tengah asyik memainkan game angry bird fight! di ipad Aruna ketika tiba2 pintu diketuk dari luar.

"masuk!" sahutku.

klik

laki-laki itu.

"assalamualaikum Lya." Lya menoleh dan tersenyum.

"waalaikum salam rizal. ayo sini duduk.." jawab Lya sambil menunjuk kursi di sebelah tempat tidurnya.. oh namanya Rizal..

"eh aruna udah tidur ya? kamu sakit apa Lya? koq bisa dirawat begini?"

sebenarnya siapa dia. kenapa bisa sedekat itu dengan Lya.

"Zal, kenalin dulu temenku. Ata. Ta, ini Rizal, Om nya Aruna. adeknya mas Rifki."

terjawab sudah. dia ternyata hanya adik iparnya. sebenarnya aku tidak suka tatapannya padaku, seolah2 aku ini adalah sasaran perburuannya. tak apa, mungkin dia khawatir jika kakak iparnya dekat dengan lelaki lain.

aku tersenyum menghampiri mereka dan mengajaknya berjabat tangan. dia diam sejenak dan tersenyum sekilas membalasku tanpa menerima ajakan tanganku. tak apa, mungkin dia mengira aku adalah orang asing disini. aku mengalah, akhirnya aku merebahkan diri dan menutup mata. mengabaikan apapun isi pembicaraan mereka.

--

sudah 3 hari sejak Lya keluar rumah sakit. akhirnya dia memutuskan untuk mengambil jatah cuti besar 6 tahunannya selama 1 bulan. dan aku, mulai menyibukkan diri dalam proyek pengembangan perusahaan otomotif yang baru saja ku beli.

namun, sesibuk apapun aku selalu menyempatkan diri untuk menghubunginya.

A: Lya lg apa? jam segini aq baru beres meeting proyek baru. pusing gila.

A untuk AnakkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang