ch 28

16.5K 987 3
                                    

Athala pov

aku baru saja tiba di bandara saat ku nyalakan hp dan banyak notif berbunyi. bbm dari dhika

D : boss, ada yg dicurigai gak?

D : bersih bgt boss..

D : agen yang ditugaskan mengawal Lya ditemukan tewas seketika pada kecelakaan motor 200 m dari kantor Lya saat mengawal Lya berangkat kerja.

Aku geram membaca semua bbm dhika.

A : awasi gerak gerik Husain group. terutama menantunya. Azzam.

Pak rojak sudah menungguku.

"saya antar kemana pak? ke apartemen atau langsung ke kantor?"

" ke rumah Lya pak. saya harus bisa meyakinkan orang tua  Lya dan Aruna bahwa Lya akan segera kembali dengan sehat. "

mobil Toyota Harrier ini melaju cepat membelah tol jakarta-cikampek. 1,5 jam sudah akhirnya sampai.

setibanya disana aruna berlari ke arahku. otakku langsung berputar keras memikirkan alasan jika aruna bertanya dimana mamanya. aku langsung menggendongnya.

"om Ataaa... katanya lagi terbang ya??? pasti mau ngasih kejutan ke mama ya? tapi sayang, mama gak pulang. kata kakek, mama lagi ada acara kantor ke luar kota."

oh, sepertinya Aruna tidak tahu apa-apa. baguslah!

"ah nggak.. om Ata cuma pengen ketemu Aruna malah. ini om bawain oleh-oleh."

"apa ini om?"

"coba kamu buka aja gih ke kamar... Om mau ketemu Kakek dulu."

"Ok om.. makasih ya.."

Aruna turun dari gendonganku lalu berlari ke arah kamarnya sambil membawa kotak kado berisi lego minions yang sengaja ku beli di toys kingdom area bekasi.

aku menemukan sosok Ayah Ata di teras belakang sedang termenung menatap kolam ikan koi di depannya.

"Ayah.."

mendengar suaraku Ayah langsung beranjak ke arahku, menatapku sejenak lantas memelukku erat.

"kami menunggumu nak Ata..."

aku menghela nafas sejenak memilih kata-kata yg tepat untuk bicara.

"Ata di sini, Ayah. Ata berjanji akan menemukan Lya secepatnya. orang-orang Ata sudah bergerak. semoga segera ada kabar baik."

"Ayah percaya.. "

"Ibu dimana, Yah?"

"Ibu di Cirebon. di rumah kakaknya Lya. Ibu belum tahu apa-apa. hanya Ayah yang Tahu."

"Sabar ya Ayah. Ata coba hubungi lagi Dhika apakah sudah ada perkembangan. Ayah dan Aruna sudah makan?"

"Sudah Nak.. ya udah, Ayah sholat dulu ya.."

Aku mengangguk. Ayah pergi ke kamarnya. Aku pun duduk di teras tempat Ayah melamun tadi. aku harus bergerak cepat. baru saja aku akan menelpon dhika, hpku sudah berdering duluan.

"Halo!"

"Hello mister Athala.. calon istri anda sepertinya mulai lelah.. dia sudah sadar tuan, maukah bicara dengannya?"

mendengar itu semua aku menjadi geram.

"Ta,, aruna baik2 aja?"

yaa Tuhan, disaat seperti ini saja dia justru menanyakan anaknya..

"baik2 aja Lya.. kamu sabar ya sayang.. Aku pasti akan menyelamatkanmu.."

"aku percaya sama kamu, Ta.."
suaranya begitu lemah

A untuk AnakkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang