Athala pov
Brakkk!!!!
ku tendang pintu kayu itu tanpa pikir panjang. aku sebenarnya takut, bukan takut pada Azzam atau pengawalnya, aku lebih takut jika Lya menangis pilu kesakitan.
di hadapanku Lya yang kedua tangannya terikat berada di pojokan berusaha menghindari binatang bernama Azzam itu. laki-laki bangsat itu sudah bertelanjang dada sedang berusaha menyentuh Lya, calon istriku. pakaian Lya yang sudah sobek dibeberapa bagian, rambut hitamnya yang terurai tak karuan, wanita cantik ini terlihat lusuh dan tampak menangis tak karuan.
"Bangsat!!!"
nafasku memburu melihat pemandangan itu, langsung saja aku berlari kearah Azzam yang tampak terkejut dengan kedatangan kami. aku yang kalap akhirnya memukuli Azzam tanpa ampun. laki-laki ini sepertinya sedang mabuk berat, sehingga dia tak banyak melakukan perlawanan. kalau saja Dhika tidak menarikku, mungkin saja aku sudah berhasil membunuhnya. aku lantas teringat Lya. Shandy sudah melepas ikatannya, dan memeluknya. Lya masih tak berhenti menangis. rasanya hatiku tercabik-cabik melihatnya.
aku menghampiri Lya dan langsung memeluknya erat. Lya malah semakin menangis tersedu-sedu.
" tenang sayang, kamu sudah aman."
ku kecup kening Lya dan memberikan jas ku untuk menyelimutinya."apa yang sakit? apa dia sudah menyentuhmu?"
Lya tidak menjawab, hanya menggeleng sambil berusaha menahan tangisnya.
" tenang,, kita akan langsung ke rumah sakit.."
aku menatap sekeliling ruangan itu. Shandy hanya menatap jijik ke arah Azzam. Dhika dan agen 467 sedang berusaha membawa azzam sambil menyeretnya.
"Dhika, amankan dia. pastikan dia tidak bisa kabur kemanapun. sampaikan kabar ini ke Haneda, tambah tuntutan untuk investor jepang itu atas keterlibatannya dalam penculikan Lya. masalah Husain Group, coba diskusikan dengan Shandy. hati-hati dengan media. aku bawa Lya ke rumah sakit dulu."
Lya ku gendong masuk ke dalam mobil. Dalam perjalanan ke rumah sakit, aku tidak lupa mengabari Ayah Lya bahwa Lya sudah selamat dan kuminta Ayah agar menjaga aruna dulu. besok baru ajak Aruna menengok Lya di rumah sakit setelah Lya sudah lebih baik. di dalam mobil aku terus membelai rambut Lya yang sedang tertidur di pangkuanku.
Azzam harus menerima balasan yang setimpal !!
---
Amalya pov
aku terbangun dari tidurku dengan kepala yang terasa begitu berat di sebuah ruangan bercat putih. sepertinya ini rumah sakit. ku lirik sebelah kiriku, botol infusan terhubung pada nadi tangan kiriku. saat kupalingkan wajah ke arah kanan. aku melihat wajah Atha yang tertidur sambil tangannya terus memegang tangan kananku.
aku tersenyum menatap pemandangan itu. ku lepaskan tanganku dari genggamannya. lalu ku sentuh rambutnya.
"Ta.." ucapku pelan.
Ata tersentak dan tiba2 bangun.
"mana yang sakit? apanya? mau aku panggilin dokter? atau kamu mau makan sesuatu? maaf ketiduran.."
aku tersenyum lebar melihat reaksinya.
"aku baik-baik aja, Ta.."
"Ya Allah.. Alhamdulillah.. akhirnya kamu bangun juga sayang.. aku panik setengah mati saat sampai dirumah sakit, kamu tidak juga bangun dari tidur.. kamu tau Lya, aku bahkan membawamu sambil lari menuju ICU.. aku bener-bener panik.."
"hehehe maaf ya.."
ucapku sambil mengenggam erat tangannya."gak apa2 sayang.. aku yang harusnya minta maaf.. maaf karena aku kurang menjagamu dengan baik."
Ata membelai rambutku dan mencium keningku.
aku benar-benar bahagia. setelah semua kejadian berat ini, aku semakin yakin, aku memiliki Ata benar-benar mencintaiku.
"terima kasih, Ta.. terima kasih untuk semuanya.."
"sama-sama sayang.. "
lagi-lagi Ata mengecup keningku. tersenyum manis penuh rasa sayang menatapku. begitu juga pandanganku masih tak lepas dari matanya. hingga tak sadar bibirku terasa manis menyentuh bibirnya. tak perlu banyak kata-kata untuk mengungkapkannya, aku juga mencintainya..--

KAMU SEDANG MEMBACA
A untuk Anakku
ChickLitAmalya seorang single parent dari anak berusia 5 tahun bernama Aruna. Ia terbiasa larut dalam kehidupan kerjanya untuk melupakan rasa kehilangan akan suaminya yang telah meninggal. hingga akhirnya dia bertemu lagi dengan masa lalunya, Athala. Athala...