"bahagia itu,, sesederhana aku melihatmu bahagia..."
----
Athala
aku tengah duduk di bangku taman menyaksikan Lya dan Aruna yang tengah bermain di tepi danau ketika seorang laki-laki menghampiri dan duduk di sebelahku. ku perhatikan wajahnya sekilas, tampak bersih dan bersinar. mataku kembali tertuju pada Lya dan Aruna.
"mereka tampak bahagia sekali.." kata lelaki disebelahku.
aku mengangguk, lalu tersenyum menatap mereka dari jauh.
" bahagiakan, lindungi dan sayangi mereka selalu. saya titipkan Lya dan Aruna pada anda.. jaga mereka baik-baik2, Ta.. seperti saat saya menjaganya ketika anda tidak ada.. "
aku terkejut dengan kata-kata lelaki itu. saat ku menoleh, dia hanya tersenyum dan menepuk pundakku.
"saya percaya anda bisa membahagiakan mereka.." tambahnya.
aku tak menjawab, hanya mengangguk dan tersenyum kembali menatap Lya dan Aruna yang sedang melambaikan tangan mengajakku untuk ikut bergabung dengan mereka.
aku menoleh pada laki-laki itu.
"pergilah.. temani mereka.."
aku kembali mengangguk, memberikan isyarat permisi padanya. sekitar sepuluh langkah meninggalkan bangku taman itu, aku kembali menoleh ke belakang, namun lelaki itu sudah tak ada ditempatnya tadi. hingga akhirnya aku meneruskan langkahku setengah berlari ke arah Lya dan Aruna.
---
"Boss.. bangun boss.. udah nyampe ni.." teriak dhika sambil mengguncang2 kan pundakku. saat mataku terbuka, aku sedikit terkejut.
"Lho, koq gw ada di sini dik?" tanyaku heran
"dih.. ngelantur si boss. kan tadi abis meeting rencananya mau ke rumah sakit nengokin Lya. Lah baru masuk mobil udah tepar." dhika tertawa lepas.
"oh.. berarti gue tadi cuma mimpi ya.."
mimpi yang terasa begitu jelas. tapi aku masih menyimpan pertanyaan, sebenarnya laki-laki itu siapa ya..
----
Amalya pov
ruangan ini serasa sumpek dengan kedatangan Bu Mira, atasanku di kantor. dia datang ditemani ajeng. katanya sih dia mau nengok doang, tapi gosip yang ajeng tau, katanya mau ngasihin surat SP2 buatku karena keseringan gak masuk kerja.
"gimana kabarmu Lya? sudah baikan?" tanya bu Mira
"Alhamdulillah bu sudah baikan.."
"kamu sendirian aja di rumah sakit? ortu sama mas ganteng pacarmu mana?" tanya Ajeng.
"ortu dirumah jagain aruna. mas ganteng pacarku itu sopo toh mbak yu?" jawabku pura-pura tidak tahu.
"saya sebenarnya kesini gak cuma mau nengok kamu. saya juga mau menyerahkan surat ini. silakan dibaca. saya pikir kamu sudah mengerti maksudnya apa." jelasnya
aku membuka surat yang diberikan bu Mira. isinya tidak jauh dari dugaanku. aku menghela nafas dan menyimpannya di atas nakas sebelahku.
"jadi kalau besok saya tidak masuk kerja lagi, saya dianggap mengundurkan diri ya?" tanyaku pada pada bu Mira. dia mengangguk.
"kalau kamu resign siapa yang mau nemenin gw dong?" tanya Ajeng dengan wajah memelas.
"nanti minta bu Mira rekrut lagi analis yang masih muda, single, mau diajak rodi, ikhlas diajak lembur, dll. hehehe.." jawabku
"jadi kamu beneran mau resign aja Lya?" tanya Bu Mira. belum sempat menjawabnya, Ata masuk keruangan rumah sakit bersama Dhika dan pak Rojak.
"Iya bu.. Lya akan mulai fokus di perusahaan saya.."
kami terkejut mendengar jawaban Ata. dan lebih terkejut lagi saat kulihat Bu Mira mendekati Ata dan menjewer telinganya.
"kamu toh le,, punya tante satu-satunya gak pernah dikunjungi.. setidaknya ajak tante pas ngelamar Lya.. masa Tante tau dari tv sama koran.."
aku dan ajeng bengong mendengar kata-kata bu mira.
"ampun tante! ih malu banget aku dijewer-jewer gini. aku belom sempet ke rumah tante. dulu pas baru nyampe indonesia aku kan udah ke kantor tante.udah ih tante lepasin tangannya.." sahut Ata yang berusaha melepas tangan bu Mira dari daun telinganya.
"kalian heran ya? Ata coba ceritain siapa tante! "
"maaf Lya, baru sempet cerita. bu mira yang kalian kenal ini sebenernya satu-satunya adik sepupu mama yang masih ada. kelamaan di dubai, gaul sama onta, jadinya nyebelin begini dah.. aaah ampun tante.. udah ih.. lepasin.."
bu mira cemberut dan kembali menjewer Ata. kami hanya tertawa melihat seorang CEO ternama berbadan kekar dan atletis meringis dijewer tantenya.
"kalau bukan karena nih anak satu aku bakal mati-matian mempertahankan kamu, Lya. tapi anak ini kemarin menelponku sambil memohon-mohon biar kamu resign aja. katanya biar ada alesan ngajak kamu kerja di perusahaan dia."
" yaah tante.. malah diceritain.." ata mendengus kesal
aku hanya tersenyum melihat Ata dan bu Mira.
"gak apa-apa koq bu. Lya emg ada rencana mau Resign. Mau ngelanjutin kuliah dulu."
"tuh kan tante,, Lya udah bosen ketemu tante.. galak sih.." ujar ata
kami akhirnya hanya tertawa melihat Ata yang berusaha menghindar dari bu Mira.
"Lya, gw cabut dulu yah.. mau ke Central Park, ada janji sama nasabah." kata Ajeng.
"eh bareng aja yuk sama aku. hmm kebetulan mau kesana juga. boss pinjem mobil ya! " ujar Dhika yang kemudian nyengir dan memberi isyarat pamit pada bossnya.
"oh.. oke. aman kan sama kamu?" tanya Ajeng.
"kalo gak aman, tinggal lapor Lya aja.." jawab Ata..
"terus saya sama siapa dong pulangnya jeng? kan tadi kita kesini pake taksi? " tanya bu mira.
" tante pulangnya di anter pak rojak aja. saya nginep disini koq."
pak rojak mengangguk dan mempersilakan bu Mira untuk mengikutinya.
" aku pamit ya Lya.. cepet sembuh yaaa.." ujar ajeng sambil melangkah pergi mengikuti Dhika.
akhirnya semua orang pergi, kecuali Ata. Ata membuka jas dan dasinya. lalu menarik kursi dan duduk didekatku.
"Lya,, "
"Apa?"
"nikah yuk!"
------
Author Notes:
yippiiieee.. sebentar lagi....
ayooo vote n comment'a ditunggu.. biar author semangat nulisnya..
mmuuaaach..

KAMU SEDANG MEMBACA
A untuk Anakku
ChickLitAmalya seorang single parent dari anak berusia 5 tahun bernama Aruna. Ia terbiasa larut dalam kehidupan kerjanya untuk melupakan rasa kehilangan akan suaminya yang telah meninggal. hingga akhirnya dia bertemu lagi dengan masa lalunya, Athala. Athala...