ch 19

16.8K 982 3
                                    

"bintang tak pernah hilang dari selimut malam, hanya kadang menutup diri dalam selimut awan. seperti halnya cinta yang kusembunyikan."

--++

Athala Pov

aku baru saja pulang mengantar Lya. karena terlalu lelah menyetir semalaman, kuputuskan untuk menginap di hotel Mercure daerah Karawang. rasanya baru 5 menit merebahkan diri di sofa handphoneku berbunyi. kulihat jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi. telepon dari Dika rupanya.

"hoii dik, ada apa? pagi buta gini."

"boss, coba cek majalah dan koran pagi ini! arrgghh.. pusing gw! dari jam 3 gw telponin gak lw angkat2.."

"emang ada apaan sih?!"

"acara semalem boss. lw sama Lya masuk headline tuh. gileee..."

aku bergegas menutup telepon Dika dan meminta room service semua jenis surat kabar dan majalah yang beredar pagi ini.

Prima Group di tangan CEO baru

Muda, Tampan, Karismatik: CEO Baru Prima Group

Athala Primanegara : Tahta dan Wanita

aku terperanjat melihat headline surat kabar terakhir yang kubaca. ada fotoku dengan Lya di gala dinner tadi malam. Damn! aku tak mengira reaksi publik seperti ini. bayangan Lya yang kecewa muncul di kepalaku. aku tak bisa membiarkan ini terjadi. aku harus menemui Lya.

--
di lain tempat

Rizal's pov

"Brengsek!!! ternyata laki-laki itu bukan orang biasa." aku hanya bisa membanting semua surat kabar itu.
foto Lya yang sedang menggenggam tangan laki-laki itu benar-benar mengganggu pikiranku. artikel surat kabar itu berisi company profile Prima Group hingga cerita tentang gadis misterius yang menemaninya di gala dinner tadi malam.

aku benar-benar geram atas kejadian ini. aku telah bersabar mendekati dia selama ini. aku tak akan merelakan Lya untuk siapapun selain untuk diriku.

---

Azzam's pov

"sayang sini lihat dulu... " shandy menganggu tidurku.

"apa sih.. lo ganggu tidur gw aja.." kutepis tangan shandy dari pundakku. wanita ini kunikahi 3 tahun lalu. terpaksa. saat itu keluargaku nyaris bangkrut dan aku harus melakukan apa saja demi mempertahankan semua ini. termasuk merelakan kebebasanku untuk menikahi Shandy. why?

pertama, dia cantik.
kedua, dia mencintaiku.
ketiga, dia tergila-gila padaku.
keempat, dia pewaris tunggal perusahaan Husain Group.
kelima, dia begitu bodoh.
dari semua alasan itu, tentu kalian bisa menyimpulkan sendiri alasanku menikahi shandy.

"ih cepetan ini baca.. Lya sama pacarnya ada di majalah...!"

aku terperanjat kaget melihat headline majalah itu. tidak ada yg boleh memiliki Lya selain aku.

---

Amalya's pov

sudah 1 minggu aku cuti, rasanya ternyata menyenangkan bisa menjadi ibu yang setia mengantar-jemput anaknya sekolah setiap hari. tapi, ada rasa kangen juga sama tumpukan pekerjaan kantor yang selama ini setia menemani. sebenarnya bukan masalah penghasilan alasanku bekerja, tapi lebih cenderung untuk mengembangkan knowledge dan kehidupan sosialku.

Tanpa bekerja pun sebenarnya keperluanku dan Aruna sudah tercukupi oleh pengembangan deposito peninggalan mas rifki dan bagian keuntungan perusahaan warisan mas rifki yang saat ini dikelola Rizal. tapi, aku tak mau bergantung pada itu semua. aku lebih memilih untuk menyimpannya dalam bentuk reksadana dan deposito untuk masa depan aruna kelak.

aku baru saja pulang menjemput aruna sekolah ketika aku menerima bbm dari ajeng, teman kantorku.

A: Lya, lw baca ini. di kantor heboh bgt. *picture received*

ku perhatikan baik2 gambar yang dikirim ajeng. hasilnya, speechless..
bingung.. aku langsung cari tahu tentang artikel tersebut lewat mbah google. walaupun dalam artikel tersebut gadis yang bersama dengan Athala di gambar itu belum diketahui siapa, aku yakin dengan kemampuan media zaman sekarang, gak lama lagi pasti nama Amalya Trisanti bakal jadi incaran para kuli tinta. aku bingung setengah mati harus bagaimana. aku memikirkan aruna, ayah, ibu, dan ata.

aku perhatikan gelang pemberian Ata. keraguan akan keputusan yang telah aku buat, mengizinkan kembali Ata kembali dalam hidupku. sejujurnya aku tak mengira kalau Ata yang kukenal dulu sekarang adalah salah satu target operasi para jurnalis. Tidak, dia bukan artis, walaupun dia tampan dan menarik. lebih dari itu, dia adalah seorang millioner..

"tok..tok..tok.." suara ketukan pintu yang sepertinya pelakunya tidak sabaran menyadarkan lamunanku. dan saat kubuka pintu...

"Lya,, maaf..."

A untuk AnakkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang