Hai semua. Buat yang baru baca cerita ini, terus ngerasa cerita ini gaje, banyak kesalahan, alurnya gak jelas, bahkan amburaldu, silahkan jangan lanjutkan membacanya hehe.
Ini tulisan pertama aku, yang masih sangat amat amatir banget, mohon maaf, dan mohon dimaklumi, tolong bantu tuntun dan koreksi kesalahan2 nya.
Kalo ngerasa gak suka mah udah aja jangan dilanjutin banyanya, yah. Haha daripada ribet.
***
Genap 2 bulan Annika resmi menjadi mahasiswa di universitas ini. Jika kalin merasa, Annika Valencia memilih kuliah di universitas ini karena Refeno Abliano, kalia benar sekali!
Annika menyukai Refeno sejak dibangku SMP. Sejak saat temannya berkata,
"hey lihat ini pacarku, pacarku yang pake baju merah yang tinggi sipit!" Sambil menunjukkan sekumpulan pria yang sedang bergaya narsis, bukan, Annika bukan mengamati gambar seseorang yang ditunjuk temannya, tetapi Annika mengamati sosok pria yang menunjukkan wajah kejamnya dengan mata tajam nya disaat semuanya tersenyum ataupun bergaya habis habisan.
"Ini siapa bil?" Reflek Annika menanyakan siapa pria yang diperhatikan dalam gambar itu.
"Oh ini mah temenya Dito, namanya Refeno." Ya Dito pacarnya Nabila, teman Annika. Dan Refeno temannya Dito.
"Oh gitu ya, line nya apa? ig nya? path nya?" Tanya Annika nyeroscos ingin tahu, ingin kenalan lebih tepatnya.
"Kamu suka? Please deh shayy. Diantara temen dito banyak yang lebih ganteng, Daffa contohnya atau siapa kek banyak kok temen dia yang jomblo juga." Nabila terlihat kesal
"Ih kenapa sih sewot amat? Ya kalo aku sukanya sama Refeno kenapa? Masalah?"
"Bukan gitu. Arghh. Gatau sih kamu Refeno kaya apa." Nabila tampak mengacak rambutnya
"Ih memang kenapa?" Kata Annika heran.
"Dia tuh kaya batu! Keras, dia gapernah peduli sama cewe yang tertarik sama dia." Jelas Nabila
"Oh damn jangan bilang dia tuh dingin banget sama semua cewe dan bakalan sweet kalo udah dimiliki. Itu sih type aku banget bil." Kata Annika malah semangat
"Dia suka ngerusak cewe, Annika!"
"Jangan suuzon bil!"
"Dito sama teman temannya sering ngomongin tentang dia. Jangan bodoh!" Bentak nabila. Annika diam malas menanggapi pendapat Nabila.
Semenjak saat itu, kelas 3 SMP. Annika mencari tahu segala tentang Refeno sendiri. Annika stalking Instagramnya, add Line nya lalu mengirim chat yang tak pernah dianggap, Add Path yang tak kunjung di Acc.
Dan kalian tahu Annika tak pernah dianggap oleh Refeno, Annika sudah seperti tembus pandang saja, hah bodoh memang.
Annika terlalu bodoh selama hampir 3 tahun ini, terus mengejarnya di medsos.
Mengapa Annika tak face to face saja? Hah jangan gila Nabila menolak mentah mentah ketika Annika berkata "Bil ajak aku ketempat tongkrongan Dito dan kenalkan aku pada Refeno, siapa tahu kita jodoh."
Dan sekarang di Universitas ini Annika bisa melihat Refeno kapan saja, serius!
Tetapi kenapa ketika Annika melihat Refeno secara langsung, Annika malah malu untuk berkenalan atau sekedar menyapa.
YA ANNIKA MEMANG PEMALU, KEPADA ORANG YANG BARU DIKENAL ATAU TAK DIKENAL. JIKA SUDAH KENAL, ENTAHLAH, BIAR ORANG ORANG YANG SUDAH DIKENALINYA SAJA YANG BERPENDAPAT.
Annika hanya mengagumi dalam diam.
Refeno sudah semester 5, Fakultas Ekonomi, jurusan manajemen. Ya, Annika beda 2 tahun dengannya.
benar apa yang dikatan Nabila dulu, benar sekali. Refeno Biadap!
Refeno acuh tak acuh ketika banyak cewek menyapanya.
Refeno tak peduli dan tak menanggapi cewek yang mencintainya, tetapi dia akan menanggapi ketika cewek itu mau menyerahkan dirinya diranjangnya.
Seluruh kampus mengetahui nya.
Tak bisa disangkal karena memang sudah banyak korbannya bertebaran dimana mana. Jangankan kampus ini kampus lain pun ada.Sungguh brengsek! Tetapi Annika terlanjur mencintainya. Tapi Annika tak bodoh ketika ingin memilikinya, Annika takan menyerahkan dirinya diranjang Refeno.
Annika akan membuat Refeno bertekuk lutut padanya!
Tanpa nafsu!
Murni cinta!
Ya meskipun sampai saat ini Refeno tak mengenal Annika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slighted
RomanceAku terlanjur mencintai nya. Mencintai pria brengsek yang sering merusak wanita. Semua yang kuinginkan dalam diri suamiku kelak ada padanya, kecuali brengseknya. Akankah aku mendapatkannya? Akankah dia berubah ketika aku mendapatkannya. Bisakah aku...