Pagi pagi sekali ada yang mengetuk pintu rumah Annika. Siapa di hari libur kayak gini bertamu? icad deh kayanya. Tapi kan dia libur kali ini mau ke rumah sodara katanya, kemarin.
"Annika, bukain!!!" teriak mama Annika dari arah dapur rumah Annika.
"Iya mau." kata Annika seraya berjalan menuju pintu rumah.
Annika kaget ketika melihat siapa yang datang.
"Eh, no? Ngapain?" ngapain Refeno ada di rumah Annika sepagi ini, lengkap dengan pakaian olahraga.
"Olahraga bareng?" tawarnya.
Annika malah melongo.
Refeno menyentuh tangan Annika, sontak Annika melepaskannya.
"Dalam rangka apa?" tanya Annika bingung ketika tiba tiba Refeno mengajaknya ber olahraga bersama, sedangkan selama bertahun tahun ini Annika tembus pandang dimatanya.
"Mau ga?" Tanya Refeno datar.
"Oh oke deh, tunggu dulu ya." Annika terburu buru.
***
Setelah berkeringat, barulah Annika merebahkan tubuhnya dipinggiran rumput rumput.
"Cape?" tanya Refeno dengan wajahnya yang absurd. Keringat dimana mana.
"Iyalah." kata Annika tersenyum, senang melihat wajah Refeno dengan raut yang susah dijelaskan. Yang jelas Keningnya menyerngit.
"Payah." kata Refeno lalu berlalu begitu saja, lari kembali. Annika cengo. Anjir itu manusia atau alien?
***
Setelah Refeno dan Annika selesai lari pagi. Refeno mengajak Annika sarapan, sambil Refeno ingin menyampaikan sesuatu.
"Ann, maaf." kata Refeno singkat
"Apa? Kenapa minta maaf? gak ngerti." kata Annika bingun dan memakan buburnya kembali.
"Kemaren."
"Kemaren apa? Kalo ngomong jelasin yang jelas dong, aduhh." kata Annika greget sendiri, ya Refeno memang tidak bisa nyeroscos seperti Annika.
Refeno memang seperti ini.
"Perkataan Karin." kata Refeno lagi.
"Oh yang waktu itu? Ih kenapa malah kamu yang minta maaf? Harusnya kan dia, gimana sih jadi orang. Sebenernya aku udah lupain kejadian itu, udah maafin dia juga. Tapi pas lihat malah kamu yang minta maaf sama aku, kok aku malah kesel lagi ya? Dasar ih cewe kamu rese!" Annika berkata dalam satu tarikan nafas.
Refeno menyerngit, anak ini cerewet sekali kaya burung beo!
Refeno hanya mengangguk saja.
"Aku bakal maafin pacar kamu, tapi ada syaratnya." Annika tiba tiba berkata lagi setelah menghabiskan sarapannya.
Refeno hanya menautkan alisnya.
"Beliin es itu dong." tunjuk Annika ke arah tukang es krim.
Refeno hanya mengangguk, dan berlalu menuju tukang es setelah membayar sarapan tadi.
"Eh tungguin no." Annika menarik belakang baju Refeno, Refeno menggeram kesal.
Wanita ini cantik, sangat. Menggoda, apalagi. Ya tapi benar kata Karin dia kekanak kanakan!
***
Refeno terpesona oleh Annika ketika dia meyodorkan eskrim pada Refeno dengan kuluman senyumnya dan berkata, "mauuuuu?" dengan lucunya.
Rambut yang agak berantakan karena bekas keringat, kulit putih pucatnya serta bibir pink alaminya. Dan tubuhnya yang mungil menurut Refeno, seolah olah membuat Refeno ingin melindunginya karena Annika terlihat rapuh dibalik keceriaannya.
***
"Pulang?" Refeno bertanya kepada Annika yang sedang sibuk dengan iPhone nya, ya mungkin Annika sedang memberi kabar kepada si sompret icad.
"Iya, pulang aja yu sekarang udah mulai panas." Annika menoleh kearah Refeno.
Refeno berjalan menuju mobil, Annika mengikuti Refeno.
"Btw, ini mobil siapa? Bukannya selama ini kamu suka naik Vespa ya?" Tanya Annika sebelum masuk kedalam mobil.
"Pinjem, yang temen." Jawab Refeno singkat, masuk kedalan mobil.
Annika hanya mengangguk, dan masuk ke dalam mobil jazz hitam.
"Icad tau ga?" tanya Refeno, kemudian
"Tau kita olahraga bareng? Engga. Ah mending gausah dikasih tau, kamu juga jangan ngasih tau. Dia suka tiba tiba lebay kalo tau aku jalan sama cowo lain." jawab Annika panjang lebar.
"Oh oke."
"No mau nanya deh, kenapa ya kamu tuh dingin banget?" tanya Annika polos.
"Gimana?" tanya Refeno.
"Iya kaya waktu dulu sebelum kamu tau aku temennya Nabila yang pacarnya Dito, kamu tuh kalo aku chat di line gak pernah dibaca, padahal kan aku cuma mau kenal aja. Emang kesemua orang gitu, apa ke aku aja sih? Tapi kalau ke aku aja, engga deh kayanya. Soalnya kalo di instagram banyak cewe yang ngomen dari a-z gak pernah kamu ladenin. Kenapa sih begitu? Kenapa coba sombong? Kenapa gak ramah aja?" tanya Annika nyeroscos banget kaya kereta api, tapi lucu. Refeno mati matian menahan senyumnya, ketika tahu maksud perkataannya dan melihat mimik mukanya.
"Perasaan kamu doang." kata Refeno.
"Ih engga, emang kata orang juga....."
Sebelum Annika melanjutkan perkataannya yang mungkin akan lebih panjang dari tadi, Refeno membekap mulut Annika lalu melepaskannya dan mengisyaratkan Annika supaya diam.
"Kamu tuh emang gitu kata orang juga, kamu tuh....." Annika tidak takut akan perintah Refeno, baru kali ini ada perempuan yang tidak menuruti perintah Refeno, ya selain ibunya.
"Diam atau cium?" tanya Refeno santai.
"Kaya yang berani." gunggamnya.
Refeno melihat jalanan yang lenggang, lalu melirik ke arah Annika, dan Refeno mencium bibir Annika secepat kilat.
"Aaaaaaaa eno ini ciuman pertamaku, sialan! Aku tuh pacar icad temen kecil kamu, tega teganya kamu nyium pacar temen kamu sendiri." Annika berteriak dan terus memegang bibirnya. Lalu kemudian dia memukul mukulku dengan tenaganya yang tak seberapa. Refeno memegang tangan Annika, menghentikan pukulannya.
Untuk kedua kalinya Refeno mati matian menahan tawanya. Really yang pertama? Iyasih rasanya rasa perawan, kaku! Haha Refeno tertawa bangga dalam hati, Refeno yang pertama untuknya bukan si sompret Risyad.
"Malang sekali icad punya pacar tak pernah dijamah." kata Refeno, tajam.
"Eh dia tuh ngehargain aku ya. Dia tuh sayang sama aku. Dia ngejaga aku bukan ngerusak! Emangnya kamu, ngerusak cewek sendiri, bahkan cewek orang lain!" Annika meledak ledak.
Ya memang benar juga apa kata Annika, tapi ralat sedikit. Mereka yang menyerahkan diri rela Refeno rusak. Ya namanya lelaki, gak akan nolak.
Ibaratnya, kayak kucing dikasih ikan, pasti dimakan lah, gak mungkin ditolak. Ya sepeti itu juga lelaki jika dikasih perempuan.
"Turun." Refeno tak menanggapi perkataan Annika.
Refenp menyuruhnya turun karena memang sudah sampai tepat didepan rumahnya.Annika turun dari mobil lalu menutupnya sekencang kencangnya. Wih itu cewe garang juga. Tapi dia seperti menangis, karena menutup wajahnya seraya berjalan menuju rumahnya.
Sumpah dia nangis cuma gara gara dicium? Konyol. Annika yang polos. Uhh jadi penasaran.
*****
Nyesel Annika mau maunya diajak Refeno olahraga pagi! Katanya minta maaf soal pacarnya, tapi dia sendiri malah berbuat kesalahan.
Sungguh itu ciuman pertama Annika. Tapi entah kenapa dalam lubuk hati Annika terdalam ada rasa suka tersendiri Refeno jadi yang pertama.
Apa Annika masih menyukainya kah?
Entahlah Annika bingung dengan perasaannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slighted
RomanceAku terlanjur mencintai nya. Mencintai pria brengsek yang sering merusak wanita. Semua yang kuinginkan dalam diri suamiku kelak ada padanya, kecuali brengseknya. Akankah aku mendapatkannya? Akankah dia berubah ketika aku mendapatkannya. Bisakah aku...