hai✌makin ngawur nih, tetap vote and comment yo! ada yang inget Risyad mantannya Annika? setuju gak kalau aku buat cerita tentang Risyad?
***
Annika POV
Aku menenangkan Reno yang terus menangis, mungkin Reno kaget ayahnya yang selalu memanjakannya tiba tiba tegas kepadanya.
"udah yah sayang, ayahnya cape jadi marah marah. ayah gak sengaja, bunda yakin." aku mengelus rambut tebal Reno, Reno semakin erat memelukku, aku balas memeluknya erat.
"maaf..in..e..no, nddaa." dari tadi Reno terus saja meminta maaf padaku.
"iya sayang udah dong kan udah bunda maafin, jangan gini dong." aku mencium kening Reno, dan mengelus keningnya pelan.
lama kelamaan Reno tertidur, aku menciumi wajahnya, mengelus rambutnya, menyelimutinya, dan bangkit dari kasur Reno.
***
aku berjalan terburu buru ke kamar, tapi tak menemukan Refeno. dimana dia?
aku bergegas ke ruangan kerjanya yang berada dilantai dua rumah ini, dan benar saja Refeno sedang terduduk di kursi kebanggaannya, menyenderkan kepalanya, memejamkan matanya, tangannya memijat pelan keningnya.
"no, apa apaan sih kasar sama anak kecil?" kataku marah menghampiri Refeno, Refeno membuka makanya dan menautkan alisnya.
"aku gak suka ya kamu keras sama anak aku!" kataku berapi api.
"Reno juga anakku." kata Refeno tajam.
"tapi kamu kenapa marahi dia?"
"dia harus diberi pelajaran."
"pelajaran apa?" kataku keras.
"biar dia tak terlalu manja." katanya santai.
"tapi bukan begini caranya! ini salahmu juga, kamu yang memanjakannya kamu juga yang memarahinya." kataku tak suka
"berisik Annika!" Refeno memperingatiku.
aku mengatur nafasku, tenang Annika tenang.
"kemarilah." Refeno menyuruhku lebih dekat, aku menghampirinya tepat disamping kursi kerjanya.
Refeno menarik tubuhku duduk dipangkuannya. aku hendak bangkit, Refeno menahanku.
Refeno menundukan wajahnya, menyimpannya dibahuku, menghembuskan nafasnya dileherku, membuatku diam membisu.
Refeno membuka salah satu laci yang ada di meja kerjanya, "lihatlah kesini."
aku membalikan wajahku mendonggak kearah Refeno.
Refeno menyentuh luka bekas cakaran itu, ternyata Refeno mangambil alat P3K di laci tadi.
Refeno meraih betadine, dan mengoleskannya tepat dilukaku.
aku meringis, ini perih, aku tanpa sadar menyandarkan sebelah pipiku yang tak luka di dada bidang Refeno, dan itu membuat Refeno harus menundukan kepalannya ketika mengobati lukaku.Refeno memberikan plaster sebagai sentuhan akhirnya di lukaku.
"maafkan aku Annika maafkan aku." Refeno berbisik tepat ditelingaku, Refeno meminta maaf padaku? sungguh?
"jangan minta maaf sama aku, sama anak kamu. dia belum biasa diperlakukan seperti itu olehmu." kataku pelan. memang benar aku sudah kebal dengan sikap kasar Refeno, tapi anakku belum terbiasa.
Refeno hendak bangkit, otomatis aku pun ikut bangkit terlebih dahulu. Refeno melewatiku, "mau kemana?" kataku sewot menahan lengan Refeno. enak saja dia mau pergi begitu sja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slighted
RomanceAku terlanjur mencintai nya. Mencintai pria brengsek yang sering merusak wanita. Semua yang kuinginkan dalam diri suamiku kelak ada padanya, kecuali brengseknya. Akankah aku mendapatkannya? Akankah dia berubah ketika aku mendapatkannya. Bisakah aku...