3 Tahun Berlalu

108K 4.3K 79
                                    

aku skip karena part nya udh banyak, cerita ini kepanjangan wkwk. maaf kalo part ini gak nge feel dan ga sesuai yang kalian harapkan. yang udah vote dan comment makasih banyak keep vote and comment ya✌ liat gambarnya deh wkwk ☝

***

Annika POV

aku menuntun anak lelaki berumur 2 tahun lebih untuk menyebrang.

ya dia anakku! tampanku! kebanggaanku!

Anakku masih kecil saja keras kepala, dia tak ingin aku gendong. dia ingin berjalan sendiri, bahkan ketika sedang menyebrang. meskipun jalannya tidak terlalu lancar. karena masih 2 setengah tahun.

***

"eno duduk disini, bunda mau kerja, oke boy?" aku mendudukan Reno di kursi plastik, Reno menengadahkan wajahnya menatapku yang sedang berdiri menunduk mengusap rambut tebalnya.

Reno mengangguk patuh, dengan wajah polosnya. aku menamainya Reno, agar dia mempunyai nama panggilan yang sama dengan sang ayah.

Jagoanku sayang, kenapa wajahmu mirip sekali dengan ayahmu. kau selalu mengingatkanku dengan ayahmu.

Aku mencuci piring piring kotor, karena sekarang jika aku berkerja selalu membawa anakku, maka aku ditugaskan pak Theo di dapur saja, mencuci piring, karena dengan itu aku bisa menjaga anakku.

Pak Theo yang baik hati itu sungguh menyayangi anakku, dia menganggap seperti keponakan nya sendiri.

***

"ndaa, auu ekim. (bunda mau eskrim)." aku yang hendak pulang kerja, menggendong Reno yang terus saja berceloteh ingin ini itu. dia banyak maunya, kaya ayahnya. lagi lagi.

sudah tahu duitku paspasan, tapi untuk anakku, apasih yang engga.

"gak, eno kan lagi flu. nanti sembuh dulu baru bunda beliin, yah?" aku merayunya. karena ini sudah malam dan anakku sedang flu bisa sakit tambah parah dia kalo makan dingin.

Reno diam, tak menjawab. dia pasti marah.

Reno selalu diam ketika dia marah, tidak menangis. karena anakku terlalu manly.

"ehh anak bunda marah." ketika sedang diangkutan umum, aku menggoda Reno yang berada di pangkuanku dengan cara mencolek colek bibirnya yang seksi, percis bibir Refeno. bibir favoritku.

anak ku diam.

yaallah nak, kamu seperti siapa? ibumu tak sejutek kamu.

***

Pak Theo, boss ku. akan menyelenggarakan pertunangan malam ini. aku heran dia lelaki tampan, umurnya sudah 33 tahun, tapi kenapa harus bertunangan dulu kenapa tak langsung menikah saja, pak theo sudah sangat siap untuk menikah jika dilihat dari umurnya.

Aku memakaikan tuxedo berwana hitam yang berukuran kecil untuk Reno, dengan kemeja dalam warna merah dan dasi kupu kupunya yang berwarna merah serasi dengan gaun yang di pakai olehku, merah.

entah mengapa ditengah kesibukan Pak Theo memikirkan acara pertunangannya dia masih sempat sempatnya teringat anakku dan membelikan anakku tuxedo yang mahal ini untuk acara pertunangannya.

aku menolaknya pun percuma, Pak Thoe ngotot dan anakku menangis menginginkan baju ini.

dan lihatlah anakku senang, aku memakaikan pakaian pemberian om kebanggaannya, padahal itu cuma om om an. anakku saja yang ngaku ngaku.

***

"Annika?" seorang ibu paruh baya yang masih terlihat cantik tiba tiba menyapaku ditengah ramainya hingar bingar acara pertunangan Pak Theo. lantas aku mengingat ibu paruh baya itu yang wajahnya tak asing difikiranku, shit dia mamanya Refeno.

SlightedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang