Annika diam seribu bahasa ketika disuruh menunggu di kantin bersama Refeno dan teman temannya oleh Risyad.
Risyad ada kelas, Annika disuruhnya menunggu dikantin karena ada Nabila. Yatapi icad gatau ada Nabila, ada Dito pula, ada Dito ada Refeno dan yang lainnya pula. Kan Annika gak mau ketemu Refeno setelah kejadian kemarin. Tetapi tumben Refeno tidak bersama pacarnya yang kaya lintah itu.
Risyad gak tau sih Annika kemarin digimanain Refeno, ya icad gak taulah orang Annika gak cerita ke dia. Kalo cerita berabe.
Annika diam saja, Nabila asyik bermesraan dengan Dito, yang lain pada asik dengan dunianya sendiri. Refeno yang duduk berhadapan dengan Annika, asyik menatap wajah cantik Annika, eh?
Serius, dari awal Annika kesini sampe sekarang Refeno tak henti hentinya melihat Annika. Annika risih, ingin Annika tegur tapi Annika kan lagi kesel sama Refeno.
"Apasih liat liat?" Kata Annika sewot, kesabarannya habis sudah.
Refeno malah tersenyum setan!
Annika hanya mendengus kesal.
"Hai sayang, lama gak nunggunya?" tiba tiba Risyad datang, mencium puncak kepala Annika. Annika mendonggakkan kepalanya lalu tersenyum.
"Cuma bisa nyium rambutnya aja ya cad, lips to lips pernah gak? Gue sih pernah." tiba tiba saja Refeno berkata, panjang lagi ngomongnya, biasanya irit. Annika melihat kearah Refeno.
"Iyalah gue sayang Annika, ngehargain dia. Ya kalo lo pernah lips to lips sama cewe lo ya wajar lah no. Cewe lo murah." kata Risyad, sengit.
"Pernah sama cewe lo maksud gue." Refeno meralat, tiba tiba wajah Annika pucat, merasa tersindir.
Annoka melihat ke arah Risyad, dia seolah bertanya. Annika hanya menggeleng.
Annika bohong, tentu saja!"Bohong. Mana ada maling ngaku." timpal Refeno lagi.
Kali ini semua orang yang ada di meja gabungan kami melirik.
"Aya Naon euy no? (ada apa no)" tanya semua teman Refeno serempak.
Annikabmelihat Risyad yang raut wajahnya berubah menjadi sosok yang menyeramkan yang tak Annika kenali.
Bukan berubah jadi drakula ya, tapi berubah mimik wajahnya.
Risyad menarik pergelangan tangan Annika kasar, Annika meringis kesakitan. Risyad menyeret Annika entah kemana.
Annika melihat semua yang ada di kantin melihat kearahnya, Annika melirik kearah Refeno yang malah sama bermimik menyeramkan seperti Risyad. Seharusnya Annika yang marah no, bukan kamu!
***
Risyad membawa Annika ke gudang kampus dan menghalangi pintunya dengan meja yang ada digudang ini. Dia menghepaskan tangan Annika yang membuat Annika sontak tersungkur jatuh ke lantai.
"Bener?" tanya Risyad menarik tangan Annika untuk berdiri dan memegang kedua pipi Annika dengan satu tangan, Annika menggeleng. Risyad malah mencekram pipi Annika, sakit. Pasti merah.
"Ngaku!" gertak Risyad. Annika tetap menggeleng, dia semakin menekan pipi Annika. Akhirnya Annika mengangguk, dan Risyad seketika menampar tepat dipipi kiri Annika.
Annika menangis, bukan karena sakit. Rasa sakit tak seberapa, tapi demi apapun Annika tak pernah mendapatkan tamparan, bahkan kedua orang tuanya pun tak pernah sekalipun menamparnya.
Sekarang Risyad menamparnya? Atas dasar apa? Who is he? Dia cuma pacar. Jika suami Annika memaklumi.
"Dimana? Dimana saja Refeno pernah menjamahmu? Disini?" lalu Risyad Mencium bibir Annika dengan kasar. Dia mencoba menerobos bibir Annika dengan lidahnya namun Annika tetap merapatkan bibirnya, tak membiarkan lidah Risyad masuk kedalam mulutnya.
Risyad malah menggigit bibir bawah Annika kencang, sontak Annika menarik bibirnya menjauh dari bibir Risyad sekuat tenaga. Dan hal itu membuat bibir Annika sedikit sobek, berdarah.
Annika memegang bibirnya dan terisak. Risyad mulai mendekat lagi.
"Oh ayolah jangan menolak jika tidak ingin aku semakin kasar." kata Risyad, Annika tak mengerti maksudnya apa.
Annika semakin mundur, dan Risyad semakin maju meraih Annika kedalam pelukannya. Annika meronta dan ketika itu,
BRAK
Pintu terbuka, dan disana ada Refeno dengan wajah garangnya.
"KATANYA LO SAYANG DIA? LO NGEJAGA DIA? BULSHIT BANGSAT!" Refeno menarik baju Risyad dan meninjunya.
"ANJING GAK USAH IKUT CAMPUT! CEWEK CEWEK GUE, TERSERAH GUE. URUSIN AJA DIRI LO SENDIRI YANG SUKA NGERUSAK CEWE ORANG, BAJINGAN!" Risyad bangkit dan saling bertatap tajam dengan Refeno.
"SEBAJINGAN BAJINGANNYA GUE, GUE GA PERNAH KASAR MAIN TANGAN KE CEWEK!" Refeno tiba tiba menarik tangan Annika, keluar gudang melewati Risyad begitu saja.
"PUTUS ANNIKA, GUE MAU PUTUS!" teriak Risyad dari dalam gudang
"With my pleasure, cad." kata Annika lirih, yang entah terdengar atau tidak oleh Risyad.
***
Refeno merangkul Annika sepanjang jalan menuju parkiran, orang orang melihat Annika, dan melihat Refeno dengan pandangan mencela.
Mungkin mereka pikir penampilan Annika yang acak acakan ini ulah Refeno. Padahal ini ulah Risyad, si ketua senat yang mereka ulu ulu kan.
"Yang ih apa apaan? Pegang pegang cewe lain?" tiba tiba Karin menghalangi jalan kami.
"Bancot anj***, minggir!" tiga kata yang keluar dari mulut Refeno membuat sang pacar melongo kayak orang bloon.
Sedangkan Refeno terus menggandeng Annika sampai parkiran dan menyuruh Annika naik motor vespa bututnya.
Kemarin dia membawa mobil mewah untuk mengajakku olahraga? Kenapa sekarang motor butut lagi?
Entah kenapa Refeno selalu membawa vespa butut kesekolah, jadilah image nya di kampus "ganteng sih, cool sih, tapi motor butut aja soksokan brengsek."
Haha mereka tak tahu sebenarnya rumah Refeno besar, dia punya mobil, kemarin Annika diajak olahraga pakai mobil, meskipun itu katanya mobil temannya.
Selama ini jika Refeno post di instagram sedang dalam mobil, kukira itu mobil orang lain. Dan ternyata mungkin memang benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slighted
RomanceAku terlanjur mencintai nya. Mencintai pria brengsek yang sering merusak wanita. Semua yang kuinginkan dalam diri suamiku kelak ada padanya, kecuali brengseknya. Akankah aku mendapatkannya? Akankah dia berubah ketika aku mendapatkannya. Bisakah aku...