Pernikahan Paksaan

107K 4.1K 75
                                    

hai maaf baru lanjut. semoga nyambung soalnya ini ganyambung ceritanya makin amburadul. happy reading keep comment and vote. makasih yang udah nungguin cerita ini✌

***

Refeno POV


Aku menemui dan memberi Annika sebuah tawaran ketika aku sudah mendapatkan hasil tes DNA yang memang benar hasilnya memang Reno anakku.

"kalo kamu gak mau nikah sama aku kamu gak akan pernah ketemu Reno!" gertakku.

"tapi no, aku gabisa nikah sama kamu. aku juga gak bisa jauh jauh dari hidup Reno, dia alasanku hidup." Annika dengan wajah memelasnya, membuat hatiku terenyuh. tapi aku tak akan luluh begitu saja, aku harus sedikit jahat agar rencanaku sukses.

"pokoknya kalo kamu gak mau berarti gak akan ketemu Reno. udah gitu aja." aku bangkit dari kursi sebuah Restorant dan hendak pergi.

"no, apa gak ada pilihan lain?" Annika meraih tanganku.

aku diam berfikir, pura pura tentunya. karena aku sudah merencanakan sesuatu jika Annika menolak lamaranku lagi.

"gak." ucapku.

"eh tapi kamu mau ketemu Reno kan? yaudah kali ini aku izinin deh, ikut denganku sekarang." aku menarik tangan Annika, membawanya ke mobil.

***

Aku membawa Annika ke rumahku, tapi sebelumnya aku menyuruh mama yang sedang bersama Reno, untuk menitipkan dulu Reno di tempat kerabatku yang ada disini, untuk sementara.

Reno sungguh sulit tak ingin lepas dariku sedikitpun, tapi aku sedikit membujuknya agar dia mau bersama ibuku.

mungkin ibuku juga menitipkan Reno ke kerabatku beralasan nanti aku akan menjemputnya disana dan akan membawanya main ketempat bermain anak.

aku sudah menyiapkan kejutan untuk Annika. lihat saja nanti.

***

"assalamualaikum." aku masuk kedalam rumahku dengan tangan yang tak lepas menggenggam tangan Annika.

"waalaikumsalam sayang, cepet sini ini penghulunya udah nunggu daritadi." aku memang menyuruh mamah memanggil penghulu.

"apa apaan eno ih!" Annika meremas tanganku yang sedang menggenggamnya dan menggertakan giginya.

kau marah aku kibuli, sayang? tak apa berbohong demi kebaikan.

"apanya yang apa? kita nikah resmi aja dulu, biarin nanti resepsinya nyusul." kataku santai, sambil terus membawa Annika ke ruang tengah.

"jangan gila!"

"mudah aja, kalo kamu gak mau, aku bakalan bawa Reno ke luar Negeri jauh dari jangkauan kamu." ancamanku membuat Annika diam seribu bahasa. skak mat kan kamu sayangku.

aku duduk dikursi dengan Annika disampingku, berhadapan dengan pak penghulu.

"kamu gak bisa lakuin ini, karena gak ada wali aku." ucap Annika merasa menang.

"jangan salah sayangku, lihatlah." aku menunjuk sebuah kamar dan munculah Papa dan mama Annika yang telah aku hubungi sejak lama untuk ikut sekongkol dalam rencanaku.

"papa... mama" Annika gagu, mamanya dan papanya menghampirinya dan memeluknya bergantian.

"aku gamau nikah sama eno, kenapa papa sama mama mau disuruh eno kesini." Annika berkata terisak.

"jangan gitu nak. jangan egois, bagaimanapun anakmu butuh eno, eno butuh anakmu. bahkan kamu pun membutuhkan eno. bagaimanapun kamu bisa bertahan hidup tanpa seorang suami, tetap saja kau pasti membutuhkannya, PASTI. sekuat kuatnya kita sebagai perempuan tetap saja kita membutuhkan sosok laki laki, untuk melindungi." mama annika menjelaskannya.

SlightedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang