Holiday (2)

82.8K 3.8K 51
                                    

Maaf kalo kurang nge feel. happy reading, minta saran sama vote nya. enjoy!

***

Annika terduduk lemas dilantai toilet. Annika lemas sekali, kepalanya pusing.

lama kelamaan pandangan Annika mengabur dan gelap.

pagi pagi Annika membuka mata. apakah Annika semalam pingsan? lucu sekali jika Annika memang benar pingsang, sadar sendiri. tak ada yang menolongnya.

iyalah mana ada yang peduli dengan Annika, bahkan Nabila pun sedang sibuk dengan kekasihnya.

Annika harus makan!

Annika membersihkan diri, tapi tetap bibirnya pucat. Annika menutupinya dengan lipstik.

Annika menuju bawah, teman temannya sudah berada disana semuanya.

"kamu kenapa terlambat?" Nabila bertanya kepada Annika, ketika Annika duduk di hadapannya bergabung dengan mejanya.

"semalem gak bisa tidur." kata Annika, tersenyum, dipaksakan.

"kok lemes?" tanya Nabila.

Annika hanya menggeleng, lalu memakan sarapannya.

Annika mencoba menghabiskan sepotong roti lagi, dengan penuh perjuangan.

keringat bercucuran, bibirnya akan terlihat pucat sepertinya karena lipstik yang Annika pakai terus  dijilati dan akan segera luntur.

"kamu kenapa?" Nabila menggenggam tangan Annika, dan makin terkejut ketika dia menyentuh tangan Annika yang panas.

"sakit?" tanya Nabila.

Annika menggeleng.

"aku minta obat magg dong bil. persediaanku abis." Annika memegang perutnya erat erat, dan meneguk ludah kasar.

"nih." belum sempat Annika mengambilnya, perut Annika bergejolak. Annika berlari ke toilet dan memuntahkan roti tadi.

Annika merasakan tangan seseorang mengusap tengkuk Annika. Annika melirik, menemukan Refeno yang menyodorkan sapu tangannya. Refeno dengan seenaknya masuk ke dalam toilet perempuan.

"mau apa? sana pergi!" Annika mendorong Refeno dengan tenaga yang masih tersisa.

"jangan batu!" Nada bicara Refeno seperti membentak.

"aku pusing, jangan bentak bentak aku." Annika merosotkan tubuhnya terduduk, dan menangis.

kenapa Annika harus sakit pada saat liburan. Annika seketika benci tubuhnya yang lemah, gampang terserang sakit jika tak mengatur pola makan dan istirahat dengan benar.

Annika terisak, menundukan wajahnya menyembunyikan wajahnya dikedua telapak tangannya.

Refeno secara tiba tiba mengangkat tubuh Annika.

"lepasin no, jangan cari gara gara." kata Annika lemas, karena sudah lemas.

Refeno tak menghiraukan perkataan Annika.

***

Refeno membaringkan Annika dikasur, dia meraba kening Annika.

"panas." gunggamnya.

"kemarin apakah kamu langsung mengganti pakaianmu?"

Annika menggeleng.

"pantas saja. berapa kali kamu melewatkan makan?" tanya Refeno, lagi.

"aku cuma makan pas sarapan doang."

"pantas saja! kau masuk angin, demam dan maag. asam lambungmu pasti naik." Refeno berdecak

SlightedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang