Holiday (3)

82.2K 3.7K 48
                                    

Hai aku lanjut. maaf kalo banyak kekurangan. minta saran sama votenya. happy reading semoga cerita ini nemenin kalian yang jomblo haha

Tadi pagi perempuan yang dibawa Refeno, tak menemukan Refeno dikamarnya, maka dari itu dia dengan tidak sopannya menggedor gedor kamar hotel Annika, dan bodohnya Refeno malah mengabaikannya dan yang dilakukan Refeno adalah kembali memejamkan mata dan menutup kedua telinga Annika, agar Annika tak mendengarkan gedoran itu.

Makin lama gedorannya semakin membabi buta, dan teriakan nya pun sama semakin berisik. malah seperti ada suara beberapa orang diluar sana.

Annika bangkit dan mendorong Refeno jauh jauh dari dirinya.

"PACAR LO BERISIK. GUE PUSING, RUNYEM PALA GUE." teriak Annika pada Refeno, Refeno lalu menggeram. mungkin kesal, pagi pagi bangun tidur sudah ada yang meneriakkinya.

"pacar apa sih? pacar siapa? istirahat lagi yu." Refeno membawa Annika untuk kembali berbaring.

Annika menepisnya. sungguh, Annika pusing. bangun tidur disuguhi keadaan seperti ini, Annika baru pulih dari sakitnya.

"please, no. dengerin aku. samperin cewek kamu itu. aku males pagi pagi udah diusik." Annika memelankan suaranya, Annika berkata lembut.

Refeno dengan ogah ogahan, akhirnya menuruti apa kata Annika.

dia, Refeno. typical orang yang keras, dan Annika harus mengimbangi sikap kerasnya itu dengan berkata lembut atau menangis yang akan membuat sikap kerasnya luntur seketika itu saja.

***

Parahnya ketika Refeno membuka pintu, diluar pintu bukan hanya ada perempuan itu saja tapi ada Dhika!

Dhika nyelonong masuk begitu saja melewati Refeno yang di ambang pintu, dan Refeno ditarik perempuan itu dan berdebat dimulailah perdebatan antara perempuan itu dan Refeno.

"ohh bagus, yang bilang kemaren gak akan pernah jadian lagi. yang bilang udah benci sama Refeno. terus kenapa tidur sama dia berduaan? sadar! dia bukan pacar kamu lagi! kamu ngapa ngapain sama dia?" Dhika menanyai Annika menggebu gebu.

"engga gitu, ini tuh gak seperti yang kamu pikirin dhik." Annika beranjak dari kasur, hendak meraih tangan Dhika.

"udahlah. kamu sama aja kaya mantan Refeno lainnya, murah! kenapa aku gak nyadar ya? yang namanya mantan Refeno pasti murah semua. kalo gak murah seenggaknya kamu pasti pernah lah tidur sama dia." Dhika menepis tangan Annika, dan malah memaki Annika.

Annika terdiam. apa katanya? Annika sama saja dengan mantan Refeno yang lain? kaya Karin? tentu saja tidak! bahkan Annika tak pernah berhubungan aneh aneh dalam ranjang dengan Refeno kecuali berpelukan dan berciuman, itu saja.

"kamu gak percaya sama aku?" tanya Annika, kecewa. padahal Annika ada harapan dengan Dhika.

"udahlah, aku salah jatuh cinta sama kamu." Dhika berlalu

"apanya yang salah dhik?" teriak Annika, dan tak dihiraukan Dhika.

"kenapa?" Refeno masuk, menautkan alisnya dan memeluk Annika.

Annika menggeleng.

"jauh jauh deh no sama aku, ini tuh gak seharusnya. lihat semuanya berantakan. pacar kamu marah. Dhika juga." kata Annika pelan.

"ngomong apasih? siapa yang pacarnya siapa? emang kamu ada hubungan apa sama Dhika? emang aku ngizinin kamu hubungan sama Dhika? jangan harap! you are just mine." Refeno berkata dengan matanya yang serius.

"jangan egois! kalo itu bukan pacar kamu, lalu kenapa dibawa bawa? mau bikin aku cemburu? jangan harap no! atas dasar apa kamu larang aku sama Dhika?" kata Annika menantang, menengadahkan wajahnya, menatap matanya.

SlightedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang