Leave

93.7K 3.9K 95
                                    

ini aku lanjut tapi maaf kalo ga sesuai yang kalian inginkan, maaf kalo gak nge feel. vote and comment, happy reading maaf ya kalo part ini ganyambung pas soal hampir kegugurannya ✌

***

Annika POV

1 bulan berlau sejak kejadian itu, dan hasilnya Refeno hanya ingin tidur denganku, dia rela meninggalkan pekerjaannya hanya untuk semalaman bersamaku, jika aku ditinggal orang tuaku ke luar kota.

aku diam disofa, menaikan kakiku ketas dan menekukannya, lalu menyenderkan kepalaku ke dada Refeno.

"kamu pucet, yakin gapapa?" tanya Refeno, karena sejak tadi pagi aku ke apartemen Refeno, aku muntah muntah parah.

aku hanya menggeleng.

"mungkin kemarin malam aku masuk angin, kan kita pulang dari rumah mama kamu lumayan malem." jawabku yang dijawab anggukan oleh Refeno.

aku merasakan pusing, reflek aku menekan tangan Refeno yang sedang menggenggam tanganku.

"kenapa?" tanya Refeno.

"pusing." jawabku bergetar, yang hampir menangis, kenapa cengeng sekali aku.

"jangan nangis dong. ke dokter aja yu?" ajak Refeno.

aku menggeleng, aku teringat bulan ini aku belum menstruasi. wajahku makin memucat, bagaimana jika aku......

"kenapa?" Refeno mengelus keningku, dan rambutku, aku memeluknya dan menggeleng.

"yaudah makan lagi aja yuk? kamu tadi muntahin semua sarapan kamu." Refeno membujukku halus.

"gak mau."  aku malah menangis, karena terbayang perutku yang bergejolak, ketika aku mengisi perutku. aku tak mau muntah lagi. enek.

"maunya apa dong?" Refeno menghapus air mataku.

"bobo." jawabku, yang entah mengapa bawaannya aku pengen tidur mulu.

"aduh masa masih pagi mau tidur lagi?" Refeno menggaruk garuk kepalanya yang tak gatal.

"gamau tau, ayo sini. peluk." Aku menarik tangan Refeno ke kasur, dan mendorong Refeno agar terbaring di kasur dan aku menyusulnya, memeluknya.

***

Silmi, perempuan yang waktu itu melabrakku sekarang melabrakku lagi. Dia pintar sekali, menyerangku ketika tak ada Refeno. ugh! padahal Refeno selalu bersamaku, perempuan itu pintar mengambil celah.

"gue hamil, anak Refeno." Deg! perkataan perempuan itu membuatku membeku.

bagaimana ini? aku juga hamil, setelah kemarin pulang dari apartemen Refeno mengcek nya.

tentu saja anakku anak Refeno, lantas siapa lagi yang menyentuhku selain Refeno.

"ohh." kataku datar.

"lo siap siap aja ya jauh jauh dari hidup Refeno. dia bakal nikahin gue." kata perempuan itu berlalu pergi.

aku terdiam mematung, reflek mengelus perutku. lalu tanpa bisa kucegah airmataku mendesak keluar.

Refeno sedang ada urusan, jadilah dia tidak mengantarku dan stay di kampus.

dan perempuan setan itu pintar sekali, dia menyerangku setelah kelas bubar ketika tak ada orang satupun di kelas, karena semuanya telah bubar. dan kenapa dia tahu bahwa Refeno sedang tak ada disampingku.

***

aku merenung dikamar seharian.

bagaimana in? apakah aku harus memberi tahu Refeno? atau membiarkan Refeno agar tak tahu saja?

SlightedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang