Risyad POV

94.9K 4.4K 57
                                    

Risyad sangat mencintai Annika, sangat.
Mencitai Annika Valencia.
Rambut nya yang memukau, begitupun dengan mata indahnya.
Wajah putih pucatnya, dan bibir merah alaminya.

Risyad menyukainya, menyukai keluguannya.
Menyukai sikap nya yang sangat penurut.
Menyukai segala hal yang ada pada diri Annika.

Bodoh sekali jika ada yang menyia nyiakan wanita seperti kekasihku, pikir Risyad.

***

Risyad menunggu tepat didepan kelas Annika, dia belum juga keluar.

Lama sekali padahal Risyad sudah rindu ingin memeluknya, padahal baru 2 jam yang lalu Risyad bertemu dengannya, ke kampus bersama.

Sungguh Annika sangat membuat Risyad selalu merindukannya setiap saat.

"Icad...." Annika keluar kelas langsung menghampiri Risyad, memelu Risyad yang membuat Risyad tersungkur sedikit kebelakang karena tak siap dengan pelukannya.

"Udah beres?" tanya Risyad lembut, membalas pelukan Annika dan menunduk mengecup puncak kepala Annika, perlu kalian tahu Annika hanya sebatas dada Risyad tingginya.

Sungguh menggemaskan.

Annika mengangguk "icad nunggu lama ga? Ih maafin ya itu dosennya lama keluarnya." Annika menonggakan kepalanya melihat Risyad. Risyad suka saat Annika mendonggakan kepalanya, untuk menatapnya.

"Gapapa. It's okey baby girl." Risyad tersenyum.

"Makan dulu yah dikantin, baru kita jalan." Risyad merangkul pinggang Anmika.

Annika hanya mengangguk patuh, lalu tersenyum lembut. Bukankah manis sekali? Risyad menyukai ini juga, dari diri Annika.

***

"Icad ih sini! Gabung sama kita! Double date!" Risyad dan Annika melihat ke arah suara dan ternyata yang berteriak adalah Karin pacarnya si Refeno.

Risyad menarik tangan Annika menuju meja mereka, tetapi Risyad merasa tangan Annika mendadak dingin. Dia tegang atau apa? Kenapa?

"Boleh gak no?" tanya Risyad pada Refeno yang raut wajahnya selalu saja tegang.

Aduh Refeno tuh dari kecil kaya gitu. Bukan sok cool. Anaknya emang begitu kaku, sulit tersenyum kecuali dengan ibunya. Mengapa Risyad tahu? Tahulah rumah mereka dekat. Tetapi mereka tak berteman, hanya sebatas tahu satu sama lain.

"Boleh." Refeno menjawab dengan irit.

Tuh lihat kan? Dia irit bicara lagi, entah karena ada Annika kali ya?

Soalnya Refeno dingin banget sama orang yang baru dikenal.

***

Pesanan kita ber empat sudah datang, tapi Annika tiba tiba enggan makan. Risyad kelabakan, bukan main.

Annika malah terus merengek ingin langsung jalan dan Risyad dengan kesabaran yang dibuat buat berkata, "makan dulu sayang." Padahal Risyad sudah sedikit kesal, jika tidak cinta, Risyad tidak akan membujuk.

Tapi memang benar Risyad ingin Annika makan dulu, Annika suka lupa makan.

Mungkin Annika risih dengan sepasang kekasih yang ada di hadapannya.

Yang amoral terus, si Karin dengan murahannya sesekali mengecup eno ketika eno menjawab pertanyaannya, seharusnya lelaki yang seperti itu. Dan si eno malah kaya gam peduli mau di kecupin di depan umum, dasar cowok murahan, Risyad tertawa dalam hati.

Sekalian saja karin perkosa tuh si eno di depan umum.

"Annika makan!" kata Risyad pada akhirnya, tegas.

SlightedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang