ini aku lanjut. tapi maaf maaf loh kalo ga nyambung ga nge feel. yo baca aja, jangan lupa vote and comment. coba lirik gambar, lah agak mendukung sama ceritanya haha.
***
Refeno menghalangi jalan Annika yang akan menuju kantin.
"apasih no? udahlah aku cape." kata Annika malas.
Refeno meraih tangan Annima, Annika mencoba mengelak dan melepaskan genggamannya, namun sulit.
"semalem kamu telfon siapa? mau selingkuh?" Refeno yang akhirnya berhasil membawa Annika ke belakang kampus menanyai Annika dengan dinginnya.
Annika menyerngitkan keningnya.
"jawab!" sentaknya.
"udahlah, aku udah cape sama kamu." kata Annika datar.
"maksud kamu apa?"
"aku cape sama kelakuan kamu."
"kelakuan apa?"
"iya kelakuan kamu yang ngatur aku buat gak keluyuran. tapi kamu sendiri selalu keluyuran, bahkan tiap malem!"
"kan kamu tau aku keluar malem kerja. kamu gak suka aku jadi DJ?" tanya Refeno tak suka.
"bukan gitu. aku hargai kerjaan kamu. aku maklumi kerja kamu. bahkan ketika kamu baru memberitahuku kemaren kemaren, aku langsung memakluminya. karena bagaimanapun aku menghargai lelaki yang bekerja disamping dia sedang kuliah. aku sangat menghargainya, sangat." jelas Annikabpanjang lebar.
"terus?" Refeno menautkan alisnya.
"yatapi gagitu juga no..."
"gagitu gimana? coba jelasin." desak Refeno.
Annika diam, Annika takut keceplosan berkata bahwa Annika memergokinya dengan seorang perempuan di club semalam.
"kenapa diem? jawab!" gertak Refeno ketika Annika tak kunjung menjawab.
"ngomong!" sentaknya.
"oh jangan jangan ini cuma akal akalan kamu ya, kamu kalo mau putus bilang aja. jangan ngeles kesana kesini. kamu punya selingkuhan kan." itu bukan pertanyaan tetapi pernyataan.
Refeno mencekrang kedua lengan Annika, Annika meringis.
Annika sakit hati, dituduh selingkuh.
"apa? kamu nuduh aku selingkuh? siapanya yang selingkuh sih? aku atau kamu? kamu gak nyadar? kamu ga malu nuduh nuduh aku? yang ada kamu tuh yang selingkuh! kamu yang semalem..." Annika berkata menggebu gebu, dan lalu menggantungkann perkataannya.
"jangan bilang semalem kamu ada di club itu?" teriak Refeno marah.
"kenapa marah marah? harusnya aku yang marah." kata Annika bergetar.
"sama siapa kamu kesana? selingkuhan kamu?"
"iya! puas?" Annika menangis, dan hendak pergi dari hadapan Refeno.
tetapi Refeno menahan Annika, ketika melihat air mata Annika.
Refeno membawa Annika kepelukannya, Annika meronta. tapi pelukan Refeno sangat erat.
"oh ayolah sayang jangan nangis, oke oke. kamu jawab yang bener, sama siapa?" Refeno memelankan suaranya.
"sama Nabila dan abangnya." kata Annika sesenggukan.
"udah yah, kemarin aku males ngangkat telfon kamu. aku muak, ngeliat kamu kaya gitu sama cewek lain. telfonku sibuk karena aku ngangkat telfon papa yang mau jemput aku dirumah Nabila. aku gak egois kaya kamu. jangankan selingkuh, pikiran seperti itu tak pernah sedikitpun terbersit dipikiranku. kamu aja kali itu yang selingkuh." kata Annika perlahan, terbata bata, karena terisak.
"oke oke maafin aku oke?"
Annika diam.
"memang aku ada main sama cewek lain dibelakang kamu, tapi itu gak lebih dari hubungan satu malam. kekasihku tetap satu, you are the only one." Refeno menjelaskan.
"tuh kan. udahlah percuma aku selama ini percaya sama kamu, gak ngedengerin apa kata orang. nyatanya kamu memang seperti yang orang bilang." Annika semakin menangis kencang.
"iya, maaf." Refeno mengelus rambut Annika.
"aku ga bisa diginiin terus. mending kita udah aja sampai disini." kata Annika sesenggukan, mencoba menormalkan nafasnya.
"ngomong apa sih?" Refeno meraih wajah Annika mengdadapnya, Refeno menyelipkan poni panjang Annika yang menghalangi wajah Annika karena terbasahi air mata ke belakang telinga.
"aku, minta maaf oke? kamu gak mau maafin aku?" tanya Refeno lembut.
"enggak, aku udah maafin kamu kok." Annika tak sanggup menatap mata Refeno yang nyalang.
"terus ngapain ngomongnya ngaco hm?" Refeno mengusap sisa air mata Annika.
"aku gak ngaco. aku pengen udahan." kata Annika pelan.
"kamu mau aku kaya gimana? berubah? ga jadi DJ? Gak main perempuan? oke aku akan coba." kata Refeno.
coba doang?
"jangan janji mulu, aku cape. kamu dari dulu selalu janji ini itu, buktinya nol besar. kamu tetap main cewek, kamu tetap dengan pergaulan bebas kamu. Kamu, cewek dan dunial malam tuh susah dilisahkan. aku cape, no." kata Annika berkaca kaca lagi.
"jangan nangis lagi." Refeno mencium kedua mata Annika, bergantian. Reflek Annika menutup matanya.
Annika menggeleng, "aku cuma mau udahan aja." kata Annika pelan, dan air matanya meluncur lagi ke pipinya.
"oke aku ikutin mau kamu. tapi kita cuma break ya, jangan putus." Refeno mendekatkan wajahnya.
"terserah." kata Annika pasrah. iya no, terserah kamu saja, yang penting Annika bisa lepas dari Refeno untuk saat ini.
"aku anterin." Refeno mencium bibir Annika singkat. dan mengantarkan Annika pulang.
![](https://img.wattpad.com/cover/49131205-288-k444790.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Slighted
RomanceAku terlanjur mencintai nya. Mencintai pria brengsek yang sering merusak wanita. Semua yang kuinginkan dalam diri suamiku kelak ada padanya, kecuali brengseknya. Akankah aku mendapatkannya? Akankah dia berubah ketika aku mendapatkannya. Bisakah aku...