pregnant

105K 4K 97
                                    

maaf aku lama lanjut, aku bentar lagi UN jadi agak sibuk. yuk baca, sorry kalo makin gak ngambung, gak nge feel dan typo bertebaran. keep comment and vote✌

***

Refeno POV

BRUK

Annika limbung, untung saja aku berada dekat dalam jangkauannya, sehingga aku bisa menangkapnya. jika tidak? bagaimana nasib kedua kebahagiaanku, Annika dan Reno jika terjatuh? walaupun hanya terjatuh ke lantai, tetap saja aku tak akan membiarkan mereka tersakiti sedikitpun.

"PANGGIL DOKTER!" Sentakku pada sekertarisku yang hanya cengo, bodoh sekali!

aku membawa Annika dan Reno kedalam ruanganku, dengan susah payah karena aku harus mengangkat 2 orang sekaligus. merebahkan Annika ke sofa, Reno terbangun, terduduk dan mengucek matanya.

"ayah. nda napa?" tanya Reno serak ketika menemukan Bundanya terbaring tak sadarkan diri di sofa, tepat disampingnya.

"gapapa, jagoan." aku mengelus rambut tebalnya.

"Ayah adi eno unggu ayah egel, dili telus." kata Reno, sedikit sulit kupahami.

adi? mungkin maksudnya tadi.
unggu? mungkin maksudnya nunggu?
egel? mungkin maksudnya pegel.
dili? bediri.

"kenapa Reno sama bunda gak masuk aja?" aku menjawab agak lama.

"janan kata anteeu yang di epan luangan ayah." adunya, padaku.

aku meraihnya kedalam pangkuanku.

"jadi tadi Reno kesini? terus dilarang masuk sama tante yang di depan ruangan ayah? jadi Reno berdiri gitu sama bunda nungguin ayah?" tanyaku, Reno mengangguk setuju.

"eno egel, antuk, au endong ma nda deh." lanjutnya. ngomong apa Reno ini, Yaallah?

"Reno pegal, ngantuk, terus digendong bunda?"  aku berusaha memahaminya.

Reno mengangguk.

"lama nungguin ayahnya?" tanyaku, Reno mengangguk lagi.

"Pak, dokternya sudah datang." sekertarisku membuka pintu ruanganku, aku mengangguk.

mengintruksikan dokter masuk, sementara dokter memeriksa keadaan Annika, aku keluar ruangan tapi sebelumnya aku menyuruh Reno menjaga Bundanya.

***
"apa kau gila?" aku menghampiri meja sekertarisku.

"maksud bapak?" tanyanya mendonggakan kepalanya, menatapku sok manis.

"jangan pura pura tak tahu! kau menyuruh anak dan istriku menunggu berdiri lama diluar, sehingga membuat istriku tak sadarkan diri. Kau pikir kau siapa?" kataku menggebu gebu.

sekertris itu hanya menunduk.

"mulai sekarang, jangan pernah datang lagi ke kantor ini. silhkan pergi!" kataku sinis.

"maksudnya pak?"

"KAU DIPECAT!" Teriakku tepat di depan wajahnya, lalu kembali masuk keruanganku.

"Selamat! anda akan menjadi seorang ayah lagi!" ketika aku masuk, dokter hendak keluar, dan dia memberikan selamat padaku.

"apa ini?" tanyaku heran.

"Nyonya Annika sedang mengandung." katanya, membuatku tersenyum senang.

***

Annika POV

aku membuka mataku ketika merasakan usapan usapan kecil di keningku, dan tanganku digenggam erat. tubuhku terasa dipeluk sebuah tangan kecil.

SlightedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang