Rasa

94K 4.2K 33
                                    

Refeno berkali kali menarik tangan Annika untuk memeluknya, tapi Annika tepis.

"LO MAU JATOH?" Teriak Refeno

Akhirnya Annika memeluknya menyembunyikan wajah Annika yang sembab di punggungnya yang kokoh.

Yang melihat Refeno memakai vespa butut pasti berfikir tidak pantas.

Ya memang tak pantas, dengan perawakan Refeno yang sangat tinggi dan sedikit berisi emh maksudnya gagah, menaiki motor vespa, butut lagi. Kaki nya yang panjang menekuk.

Seharusnya dia pantasnya memakai motor sport.

***

Annika merasa Refeno makin mengencangkan laju vespa nya.

Tangan kiri Annika reflek bergerak memukul kepala Refeno yang dilapisi helm. Refeno meringis pelan, ya Annika memukulnya kencang sekali.

"Ihh pelan pelan, kalo jatoh gimana? Mana udah butut motornya. Kan kalo jatoh kamu juga yang harus tanggung jawab." suara Annika masih khas sehabis nangis.

"Menghina sijogur." kata Refeno malah semakin melajukan vespanya dengan cepat, lagi.

"Ihhh enooo." Annika memeluknya erat sekali, dan semakin menyembunyikan kepalanya dipunggung Refeno.

Annika terisak, takut. Annika trauma jatuh dari motor. Dan motor seketika berhenti. Refeno meminggirkan motornya ke pinggir jalan.

Refeno memegang salah satu tangan Annika, dan dia membalikan badanya, membalikan kakinya juga, dan mereka berhadap - hadapan.

Refeno memegang kedua Pipi Annika dengan kedua tangannya.

"Kenapa nangis lagi? Sakit gak pipinya?" tanyanya yang tetap saja datar nada suaranya.

"Takut ih jangan ngebut ngebut. Aku tuh pernah jatuh dari motor waktu kecil dulu. Udah gak sakit kok pipiku." kata Annika menjelaskan.

Refeno membawa Annika kepelukannya, meletakan kepala Annika didadanya. Satu tangannya diletakan di punggung Annika, membuat pola abstrak dan satu tangan nya lagi mengelus elus pipi Annika. Dagunya menyentuh puncak kepala Annika.

Annika suka cara Refeno menenangkannya.

Annika senang, nyaman, degdegan Refeno seperti ini. Apalagi mereka sedang di pinggir jalan, tidak sedikit orang yang memperhatikan.

"Maaf." kata Refeno singkat.

Refeno merogoh saku jeans sobek sobeknya, mengambil iPhone nya.

"Pak Kardi anterin mobil eno ke jalan kenanga yah." kata Refeno lalu memutuskan sambungan telfon.

****

Annika mendonggakan kepalanya kearah Refeno, mata Refeno seolah berkata "ada apa?". Annika hanya menggeleng.

"Lelah? Tidurlah." perintah Refeno, ya benar sekali no, Annika lelah dengan semua keadaan ini.

Lelah.

Ketika Annika mencintai Refeno, Annika diabaikan.
Ketika Annika membuka hati untuk Risyad, Annika dikecewakan.

Dan saat ini tiba tiba saja Refeno terlihat seperti peduli pada Annika.

Entahlah Annika bingung.
Annika lelah, ingin sekejap saja terlelap.

***
Refeno POV

Awalnya Refeno hanya ingin memancing rasa cemburu si Risyad, Refeno tak menyangka akan reaksinya yang kasar.

Refeno geram ketika tangan Risyad, mencekram tangan Annika dengan kuat.

Refeno geram ketika Risyad menyeret Annika ke suatu tempat yang membuat Annika sontak mengikuti kemana arah perginya.

SlightedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang